Ketika Piala Thomas dan Piala Uber 2018 hanya tinggal hitungan hari, apa yang paling Anda harapkan dari pemain-pemain Indonesia yang akan tampil membela merah putih di "Piala Dunia" nya bulutangkis itu?
Rasanya, harapannya tidak akan jauh dari agar kondisi pemain-pemain Indonesia bugar, segar dan siap tampil di turnamen yang akan mulai digelar pada 20 Mei di Bangkok, Thailand nanti. Jawaban itu tentunya berlaku bagi mereka yang memang tengah serius mempersiapkan diri menuju hari H dengan berlatih dan berlatih.
Namun, bagi pemain-pemain yang masih tampil di turnamen di awal Mei ini, harapan paling masuk akal tentunya agar mereka konsisten bermain bagus dan menemukan pola permainan yang diinginkan. Syukur-syukur bisa menjadi juara yang tentunya akan menjadi pelipat ganda semangat jelang membela negara di Piala Thomas/Uber nanti.
Harapan itu yang disematkan kepada pemain-pemain Indonesia yang mulai awal pekan ini tampil di turnamen New Zealand Open 2018. Ada cukup banyak pemain Indonesia yang turun di lima nomor di turnamen BWF World Tour level Super 300 ini. Termasuk tujuh pemain yang masuk tim Piala Thomas/Uber Indonesia. New Zealand Open menjadi 'pemanasan terakhir' jelang tampil di turnamen sesungguhnya.
Pemain Tim Thomas/Uber Cup Bertumbangan di New Zealand Open 2018
Yang terjadi, kabar pahit justru datang silih berganti sejak turnamen ini memainkan hari pertama babak utama pada Rabu (2/5/2018) lalu. Betapa tidak pahit, baru tanding di putaran 1, dua pemain utama Indonesia, Firman Abdul Kholik di tunggal putra dan Ruselli Hartawan di tunggal putri, malah langsung out. Padahal, baru sehari, nama Firman dan Ruselli diumumkan oleh PP PBSI masuk ke tim Piala Thomas/Uber Indonesia.
Dikutip dari bwftournamentsoftware, Fitriani yang menjadi unggulan 3, kalah dari pemain non unggulan asal Tiongkok, Zhang Yiman. Fitriani kalah rubber game, 21-17, 15-21, 21-17 dalam waktu 1 jam 3 menit. Pebulutangkis kelahiran Garut berusia 19 tahun ini gagal menyusul rekannya, Gregoria Mariska Tunjung yang lebih dulu lolos ke perempat final.
Sementara pasangan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Nitya Krishinda Maheswari kalah dari ganda putri Korea, Jung Chae-yu/Kim Hye-jeong, juga lewat rubber game 15-21, 21-16, 11-21 dalam waktu 1 jam 9 menit.
Jadi Bahan Evaluasi agar Lebih Siap Menuju Piala Thomas/Uber 2018
Serangkaian kabar pahit tersebut tentunya tidak perlu diratapi berlebihan. Apalagi sampai harus membully pemain-pemain yang sudah berjuang di lapangan. Kalah menang dalam suatu pertandingan itu hal yang biasa. Sudah saatnya pecinta bulutangkis Indonesia bisa dewasa menyikapi kabar pahit seperti ini. Yang rada keren untuk dilakukan adalah mendorong PP PBSI agar lebih maksimal lagi menyiapkan pemain-pemain Indonesia berdasarkan evaluasi kegagalan di New Zealand Open tersebut.
Ya, anggap hasil pahit di Selandia Baru tersebut sebagai alarm alias tanda peringatan dini. Toh, masih ada waktu untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki. Masih ada waktu kurang lebih dua pekan untuk mengembalikan kualitas dan mental tanding Fitriani seperti saat dia tampil di Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018 pada Februari lalu.
Di ganda putri, juga masih ada waktu untuk memoles kembali kombinasi kelebihan yang mungkin belum bisa dikeluarkan oleh pasangan Ni Ketut/Nitya. Karena memang, mereka baru saja dipasangkan pada awal April lalu. Sebelumnya, Nitya merupakan tandem Anggia Shitta Awanda. Sementara Nitya pasca pulih dari cedera, bermain dengan Yulfirah Barkah. Semoga Ni Ketut/Nitya bisa menjelma menjadi ganda putri yang memang siap tampil di Piala Uber bersama Greysia Polii/Apriani Rahayu dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.
(* Ah ya, hari ini, New Zealand Open 2018 akan memainkan babak perempat final (4/5/2018). Saya tentunya tidak berharap muncul kabar pahit jilid ketiga dari Selandia Baru. Meski, enam wakil Indonesia yang tersisa, akan menghadapi lawan berat. Dari enam wakil tersebut, ada tiga pemain yang masuk tim Piala Thomas/Uber. Yakni Jonatan Christie di tunggal putra, Gregoria Mariska di tunggal putri dan Della/Rizki di ganda putri yang jadi unggulan 1. Semoga kabar pahitnya sudah pudar ya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H