Ya, anggap hasil pahit di Selandia Baru tersebut sebagai alarm alias tanda peringatan dini. Toh, masih ada waktu untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki. Masih ada waktu kurang lebih dua pekan untuk mengembalikan kualitas dan mental tanding Fitriani seperti saat dia tampil di Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018 pada Februari lalu.
Di ganda putri, juga masih ada waktu untuk memoles kembali kombinasi kelebihan yang mungkin belum bisa dikeluarkan oleh pasangan Ni Ketut/Nitya. Karena memang, mereka baru saja dipasangkan pada awal April lalu. Sebelumnya, Nitya merupakan tandem Anggia Shitta Awanda. Sementara Nitya pasca pulih dari cedera, bermain dengan Yulfirah Barkah. Semoga Ni Ketut/Nitya bisa menjelma menjadi ganda putri yang memang siap tampil di Piala Uber bersama Greysia Polii/Apriani Rahayu dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.
(* Ah ya, hari ini, New Zealand Open 2018 akan memainkan babak perempat final (4/5/2018). Saya tentunya tidak berharap muncul kabar pahit jilid ketiga dari Selandia Baru. Meski, enam wakil Indonesia yang tersisa, akan menghadapi lawan berat. Dari enam wakil tersebut, ada tiga pemain yang masuk tim Piala Thomas/Uber. Yakni Jonatan Christie di tunggal putra, Gregoria Mariska di tunggal putri dan Della/Rizki di ganda putri yang jadi unggulan 1. Semoga kabar pahitnya sudah pudar ya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H