Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tim untuk Piala Thomas Sudah Diumumkan, Mari Akhiri Polemik

2 Mei 2018   08:51 Diperbarui: 2 Mei 2018   11:20 2130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim putra Indonesia saat jadi juara Kejuaraan Beregu Asia 2018 di Malaysia pada Februari 2018 lalu. Semoga pencapaian hebat itu juga berlanjut di Piala Thomas 2018/Wartakota-Tribunnews

Pecinta bulu tangkis sejati pastinya sudah mendengar informasi tentang susunan pemain yang memperkuat tim Indonesia untuk Piala Thomas dan Piala Uber 2018. Bila belum tahu, silahkan sejenak mampir membaca tulisan singkat ini.

Ya, bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei kemarin, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akhirnya mengumumkan susunan tim Indonesia untuk Piala Thomas dan Piala Uber 2018. Tim ini nantinya akan berjuang di Piala Thomas dan Piala 2018 Uber yang digelar di Bangkok, Thailand pada 20-27 Mei mendatang. Ada 10 pemain yang masuk di tim putra dan 10 pemain di tim putri.

Di tim Piala Thomas, ada Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik , Marcus Fernaldi Gideon, Kevin Sanjaya Sukamuljo,Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Sementara untuk tim Uber ada Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, Dinar Dyah Ayustine, Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris, Rizki Amelia Pradipta, Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Nitya Krishinda Maheswari. 

Pengumuman ini sekaligus mengakhiri penasaran pecinta bulu tangkis baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebelumnya, para badminton lovers di dunia maya memang sempat berdebat hebat di kolom komentar beberapa akun Instagram yang punya perhatian pada bulu tangkis Indonesia. Tema perdebatannya adalah tentang siapa pemain yang pantas untuk mengisi tunggal ketiga/keempat yang seharusnya dibawa PP PBSI ke Piala Thomas. 

Ada yang usul agar PP PBSI membawa pemain-pemain senior di luar Pelatnas seperti Tommy Sugiarto dan Sonny Dwi Kuncoro daripada membawa Ihsan Maulana atau Firman Abdul Kholik. Alasannya, Ihsan dan Firman dinilai tampil melempem di beberapa turnamen di awal tahun 2018. Sementara Tommy/Sonny (meskipun juga tampil tidak konsisten), dianggap punya pengalaman lebih.

Perdebatan tersebut semakin seru ketika salah satu legenda tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, menulis saran menarik di akun IG nya pada Jumat (27/4/2018) lalu. Taufik yang menjadi bagian saat Tim Piala Thomas kali terakhir jadi juara pada 2002 silam, menulis kalimat begini:

"Thomas Cup sebentar lagi ya? Kalo boleh saran inikan pertandingan beregu dan sangat bergengsi, gak ada salahnya untuk tunggal ke 4 ambil pemain yg senior or berpengalaman terutama yg mentalnya lumayan bagus jadi kalo di dalam pelatnas sendiri tidak ada pemain yg lebih bagus, jangan gengsi ambil pemain di luar pelatnas, toh mereka jg sama2 pemain indonesia iyakan? Maaf lho cuma saran ajaa sebagai orang luar saya ini, tapi keputusan ada di pelatih top ini hahah sama pengusrus PBSIsendiri.. wasalllam n jaya bulu tangkis selalu...."

Postingan Taufik ini telah mendapat tanda like lebih dari 6000 warganet dan menggoda 463 netizen untuk ikut menuliskan komentar. Dan, perdebatannya seru. Ada cukup banyak warganet yang sependapat dengan saran dari peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini. 

Beberapa menyoroti komentar pelatih tunggal putra PBSI, Hendry Saputra yang menurut mereka seolah menepikan pemain senior di luar Pelatnas. Dan, beberapa juga berkomentar menggelitik dengan menyarankan agar Taufik memperbaiki relasinya dengan Hendry Saputra.

Dalam postingan tersebut, Taufik memang mencomot kalimat  kutipan Hendry Saputra dari sebuah akun IG badminton. Di cuplikan tersebut, terpampang foto coach Hendry dengan tulisan quote bilang bahwa "tiga pemain yang sudah pasti masuk tim inti Piala Thomas 2018 adalah Ginting, Jonatan dan Ihsan. Satu nama lagi, saya serahkan kepada pengurus. Namun, kalau saya boleh memilih, saya lebih pilih pemain Pelatnas ketimbang mereka yang ada di luar pelatnas". 

Bisa dibilang, saran Taufik tersebut juga merespons pernyataan Hendry. Dan, merujuk pada pengumuman yang dibuat PP PBSI untuk tim Piala Thomas, Selasa (1/5) kemarin, kita bisa tahu bagaimana kelanjutan dari saran Taufik tersebut.

Bahwa, untuk tim Piala Thomas, khususnya di nomor tunggal putra, keputusan PP PBSI adalah tetap mengutamakan pemain-pemain yang ada di Pelatnas. Anthony Ginting, Jonatan, Ihsan dan Firman, akan menjadi tulang punggung tim Indonesia dalam upaya untuk meraih kembali Piala Thomas yang kali terakhir diraih pada 16 tahun silam atau tahun 2002 lalu. 

Skuad tunggal putra ini sama persis dengan tim di Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018 alias Kejuaraan Badminton Beregu Asia di Malaysia pada Februari lalu yang dimenangi Indonesia (di final mengalahkan Tiongkok 3-1).  

"Inilah tim yang akan memperkuat Indonesia pada Piala Thomas dan Uber di Bangkok nanti. Pemilihan tim sendiri dilihat berdasarkan rangking pemain, penampilannya sejauh ini dan berdasarkan kebutuhan untuk menghadapi lawan, head to head," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

Empat pemain tunggal putra Indonesia bersama pelatih Hendry Saputra/Twitter: Badminton_Now
Empat pemain tunggal putra Indonesia bersama pelatih Hendry Saputra/Twitter: Badminton_Now
Ya, PP PBSI lewat Susy Susanti telah menjelaskan alasan pemilihan pemain untuk tim Piala Thomas dan Piala Uber. Bahwa, yang menjadi acuan bukan hanya ranking pemain terkini, tetapi juga penampilan sejauh ini, serta kebutuhan untuk menghadapi lawan berdasarkan head to head dengan beberapa calon lawan.  

Dan, pengumuman serta penjelasan tersebut seharusnya sudah bisa mengakhiri polemik. Polemik tentang siapa seharusnya pemain tunggal ketiga atau keempat seperti yang selama ini mengemuka. Rasanya, tidak elok bila kita terus-menerus terlibat dalam perdebatan perihal keputusan tersebut. Malah, perdebatan itu menurut saya sekadar angan-angan karena masing-masing yang berpendapat A atau B, sejatinya belum tahu akan seperti apa hasil akhirnya.

Okelah yang mendukung pemain senior masuk tim, punya asumsi bahwa di kejuaraan sarat tekanan seperti Piala Thomas, dibutuhkan pengalaman untuk mengatasi ketegangan dan "perasaan kalah duluan" dengan lawan. Minimal, bila kualitas hampir sama, ada perbedaan pengalaman dan mental. Namun, toh, tidak ada yang tahu bahwa kehadiran pemain senior akan memberikan garansi kemenangan di setiap pertandingan. 

Bukankah pemain berpengalaman tidak selalu menang kala menghadapi pemain muda dengan semangat untuk membuktikan kemampuan? Terlebih, penampilan pemain senior kita di beberapa turnamen sejauh ini, juga belum konsisten. Contohnya Tommy Sugiarto yang sempat juara di Thailand Masters pada awal tahun ini. Tetapi di turnamen-turnamen berikutnya, Tommy belum mampu mengulang pencapaian di Thailand Masters itu. Sementara pencapaian tertinggi Sonny di tahun 2018 ini adalah perempat finalis Indonesia Masters 2018.

Dan, mereka yang bersuara menyebut Firman belum berpengalaman dan tengah dalam form kurang bagus, juga sah-sah saja. Karena memang, penampilan Firman di beberapa turnamen di caturwulan pertama tahun 2018 ini memang kurang memuaskan. Pebulu tangkis berusia 20 tahun ini acapkali mentok di round 1 dan round 2. Terakhir di Malaysia International Challenge yang berakhir 22 April lalu, Firman terhenti di round 3. 

Namun, jangan juga cepat melupakan bahwa Firman pernah menjadi penentu kemenangan tim putra Indonesia, 3-2 atas Korea di semifinal Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018 di Malaysia pada Februari lalu. Bila mentalnya tidak tangguh, mana mungkin dia bisa menang, bahkan dengan come back mengejar ketertinggalan poin 14-20. Kita juga bisa memunculkan pertanyaan, belum tentu lho pemain lain bisa menang bila ada di posisi Firman saat itu.

Jadi, mari akhiri polemik ini. Seharusnya kita tidak lagi berkutat pada perdebatan siapa-siapa yang seharusnya masuk tim Piala Thomas dengan beragam argumentasi dan alasan. Sudah waktunya kita satu suara mendukung perjuangan tim putra Piala Thomas. Tentunya tetap dengan menyampaikan saran membangun demi perkembangan pemain-pemain tim Piala Thomas. Tak lupa, memanjatkan doa-doa baik.

Doa-doa baik agar Anthony Ginting yang sempat mengalami cedera, sudah fit 100 persen dan kembali tampil trengginas seperti saat jadi juara Indonesia Masters 2018 di Jakarta pada Januari 2018 lalu. Kala itu, Ginting tampil perkasa dengan menaklukkan pemain-pemain top seperti peraih medali emas Olimpiade 2016, Chen Long, pemain terbaik Taiwan, Chou Tien-chen dan pemain Jepang, Kazumasa Sakai di final. 

Doa baik agar Jonatan Christie yang meski belum meraih gelar perorangan di 2018, bisa mengulang penampilan luar biasa di BATC 2018 ketika dia melibas pemain-pemain top dunia seperti juara All England 2018, Shi Yuqi (Tiongkok) di final, tunggal utama Korea, Son Wan-ho di semifinal,  dan juga pemain terbaik India pengoleksi lima gelar Super Series di 2017, Srikanth Kidambi di fase grup.

Serta, doa baik agar Ihsan dan Firman bisa menjadi kekuatan yang diharapkan ketika tenaganya dibutuhkan untuk melakoni pertandingan kelima. Dan tentu saja, semoga Marcus/Kevin tetap tampil di nomor beregu, sehebat ketika ganda ranking 1 dunia ini main di perorangan. Begitu juga Hendra/Ahsan. Serta, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang dipercaya menggantikan posisi Angga Pratama/Rian Agung Saputro (karena Angga cedera), juga bisa tampil oke ketika dibutuhkan. Bila di tahun 2016 lalu, Indonesia kalah 2-3 dari Denmark di final. Semoga kali ini lebih baik.

(* Dan, selain doa-doa baik itu. Sebagai pecinta bulu tangkis, saya pribadi berharap agar ada stasiun televisi kita yang bisa menayangkan Piala Thomas dan Piala Uber 2018. Sehingga, kita bisa menonton langsung "Piala Dunia" nya bulu tangkis ini. Sebab, bagaimanapun, menonton tayangan langsung di TV lebih mantap dari menyaksikan tayangan live streaming. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun