Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Habis Gelap, (Semoga) Terbit Terang di Perempat Final All England

16 Maret 2018   15:43 Diperbarui: 16 Maret 2018   15:51 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Della Destiara/Rizki Amelia mendapat pelajaran berharga dari ganda Jepang di All England 2018/Foto: bwfworldtour.com

Harapan untuk melihat babak perempat final All England Open 2018 didominasi oleh pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia, kandas. Justru, babak 16 besar alias round 2 All England Open 2018 yang berlangsung Kamis (15/3/2018) malam dan menjadi 'pintu masuk' ke perempat final, menghadirkan kabar pahit bagi Indonesia.

Dari 10 pemain Indonesia yang main di round 2, hanya ada tiga (3) pemain yang bisa lolos ke perempat final. Dan, dari lima nomor yang dipertandingkan, tiga nomor kini  sudah tidak ada lagi wakil Indonesia.

Di sektor tunggal putra, dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Tommy Sugiarto terhenti di round 2. Tommy Sugiarto dikalahkan pemain India, HS Prannoy 10-21, 19-21 dalam waktu 38 menit seperti dikutip dari bwf.tournamentsoftware.com. 

Sementara Jonatan dalam pertemuan ketiganya dengan Son Wan-ho di tahun 2018 ini, harus mengakui sang lawan dari Korsel itu. Di awal tahun ini, pertemuan pertama Jojo melawan Son Wan-ho terjadi di di Jakarta pada pertengahan Januari lalu. Kala itu, Jonatan kalah 15-21, 10-21 dari Son Wan-ho di round 1 Indonesia Masters 2018. Di bulan Februari, Jonatan berhasil revans dengan mengalahkan Son Wan-ho di semifinal kejuaraan beregu Asia (Badminton Asia Team Championship 2018), 21-18, 21-14 yang membawa Indonesia lolos ke final dan akhirnya juara. Sayangnya, Jojo gagal membawa penampilan hebatnya di nomro beregu ke All England.

"Saya tahu pertandingan hari ini tidak akan mudah. Saya melihat dia (Son) sangat siap dari body language dan caranya bermain. Saya harap bisa kembali tahun depan di turnamen ini dan bermain lebih baik," ucap Jonatan dikutip dari allenglandbadminton.com.

Jonatan Christie takluk dari Son Wan-ho/Foto: olahraga.kompas.com
Jonatan Christie takluk dari Son Wan-ho/Foto: olahraga.kompas.com
Tersingkirnya Jojo dan Tommy membuat harapan untuk mengakhiri penantian panjang bisa melihat tunggal putra Indonesia kembali berjaya di All England, kini bertambah panjang. Kali terakhir tunggal putra Indonesai bisa juara di turnamen bulutangkis tertua di dunia ini terjadi 24 tahun silam. Tepatnya di tahun 1994 ketika pemain dengan "smash 1000 watt" Hariyanto Arbi merajai All England.

Tak hanya tunggal putra, tunggal putri pun habis. Satu-satunya harapan Indonesia, Fitriani juga gagal melaju ke perempat final. Fitriani tak mampu berbuat banyak saat menghadapi juara dunia tunggal putri 2017 asal Jepang, Nozomi Okuhara. Pebulutangkis kelahiran Garus berusia 19 tahun ini kalah straight game 13-21, 15-21 dalam waktu 35 menit.

Fitriani sudah main maksimal di All England/Foto: badmintonindonesia.org
Fitriani sudah main maksimal di All England/Foto: badmintonindonesia.org
Meski begitu, penampilan Fitriani di All England Open 2018 patut mendapatkan apresiasi. Meski kondisinya tidak fit 100 persen karena sempat mengalami keseleo, dia mampu tampil hebat di round 1 dengan mengalahkan tunggal Malaysia Soniia Cheah. Kalah di game pertama, Fitriani meraih kemenangan heroik di game kedua meski sempat tertinggal 2-13 dan lantas menang di game penentuan.

Ganda Putri Tanpa Wakil di Perempat Final

Kabar pahit tersingkirnya wakil Indonesai di All England 2018, juga terjadi di sektor ganda putri. Drawing round 2 memang mempertemukan ganda putri Indonesai dengan lawan kelas berat.

Pasangan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang diharapkan bisa melangkah jauh setelah Greysia Polii/Apriani Rahayu out di round 1, tak mampu mengimbangi permainan ganda Jepang peraih medali emas Olimpiade 2016, Masaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang juag juara Indonesia Masters 2018. Della/Rizki takluk 12-21, 14-21 dari Matsutomo/ Takahashi dalam waktu 39 menit. "Lawan sangat konsisten, semua pukulannya konsisten. Mereka jarang mati sendiri," ujar Della dikutip dari badmintonindonesia.org

Della Destiara/Rizki Amelia mendapat pelajaran berharga dari ganda Jepang di All England 2018/Foto: bwfworldtour.com
Della Destiara/Rizki Amelia mendapat pelajaran berharga dari ganda Jepang di All England 2018/Foto: bwfworldtour.com
Kekalahan juga dialami Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani yang juga bertemu ganda putri Jepang. Anggia/Ni Ketut kalah 18-21, 15-21 dari ganda putri juara BWF World Superseries 2017, Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dalam waktu 41 menit. Padahal, dalam pertemuan terakhir dengan Tanaka/Yonemoto di Taiwan Grand Prix 2015, Anggia/Ni Ketut menang 21-19, 21-14.

Punya 3 Wakil di Perempat Final

Masih ada kabar bagus untuk Indonesia. Di sektor ganda putra, pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya berhasil lolos ke perempat final setelah menang rubber game atas ganda Malaysia, Ong Yew Sin/TEO Ee Yi. Menang 21-17 di game pertama, Marcus/Kevin kalah tipis 20-22 di game kedua. Di game penentuan, permainan juara bertahan ganda putra All England 2017 ini tidak terbendung dan menang 21-13.

Sayangnya, sukses Marcus/Kevin tidak diikuti Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ganda senior ini takluk rubber game dari ganda kejutan asal Taiwan, Liao Min Chun/Su Ching Heng 21-13, 18-21, 14-21. Sebelumnya, ganda Taiwan ini menyingkirkan juara dunia 2017 asal Tiongkok, Zhang Nan/LIu Cheng di round 1.

Ganda putra, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Berpeluang Pertahankan Gelar di All England Open 2018/Foto: Bola.com
Ganda putra, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Berpeluang Pertahankan Gelar di All England Open 2018/Foto: Bola.com
Kabar bagus juga datang dari sektor ganda campuran. Indonesia masih punya dua wakil di perempat final lewat pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto dan juga Hafiz Faizal/Gloria Widjaja.

Praveen/Debby yang di All England kembali dipasangkan setelah "diceraikan" sejak awal tahun 2018, lolos ke perempat final setelah mengalahkan ganda Denmark, Marcus Ellis/Lauren Smith 21-12, 21-17 dalam waktu 33 menit. Sementara Hafiz/Gloria membuat kejutan dengan memenangi "perang saudara" melawan seniornya, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.

Hafiz/Faizal menang setelah melalui pertandingan rubber game (tiga game) yang melelahkan selama 1 jam 4 menit. Kalah 18-21 di game pertama, Hafiz/Faizal menang 21-15 di game kedua. Di game penentuan, pertandingan berlangsung super ketat. Sempat terjadi 10 kali setting point (duece) sebelum akhirnya Hafiz/Faizal menang 30-29.

Perempat Final Dimainkan Jumat (16/3) Malam

Di perempat final, Jumat (16/3) malam nanti, Marcus/Kevin akan menghadapi ganda Taiwan unggulan 7, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin. Ini merupakan ulangan perempat final Indonesia Masters 2018 pada pertengahan Januari lalu. Kala itu, Marcus/Kevin menang rubber game (tiga set) dengan skor 20-22, 21-14, 21-14. Bagaimana kali ini?

Sementara Praveen Jordan/Debby Susanto yang merupakan juara All England 2016, akan menghadapi ganda Denmark, Mathias Christianse/Christinna Pedersen yang tahun ini sudah merah gelar di India Open 2018. Bagi Praveen, ini merupakan ulangan pertemuan dengan Mathias Christiansen/Christinna Pedersen di final India Open 2018 pada awal Februari 2018 lalu. Di final tersebut, Praveen yang berpasangan dengan partner barunya, Melati Daeva, kalah 14-21, 15-21. Bagaimana bila Praveen bermain dengan Debby?

Praveen Jordan/Debby Susanto siap tampil di perempat final/Foto: olahraga.kompas.com
Praveen Jordan/Debby Susanto siap tampil di perempat final/Foto: olahraga.kompas.com
Sementara ganda campuran muda Indonesia, Hafiz Faizal (23 tahun)/Gloria Widjaja (24 tahun) akan menghadapi ganda campuran Tiongkok, Zhang Nan/Li Yinhui. Pasangan senior-junior Tiongkok yang menempati unggulan 8 ini lolos ke perempat final setelah mengalahkan ganda campuran Malaysia peraih medali perak Olimpiade 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Zhang Nan pernah juara All England dua kali (2010, 2015) sewaktu berpasangan dengan Zhao Yunlei. Namun, bersama Li Yinhui yang baru berusia 21 tahun, keduanya belum pernah juara. Artinya, Hafiz/Gloria punya peluang menang. Semoga. Doa terbaik untuk wakil Indonesia di All England Open 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun