Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Kita Masih Indonesia?

7 November 2017   11:11 Diperbarui: 7 November 2017   11:27 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara ngobrol bareng yang dikemas rileks tapi hikmat tersebut menyelipkan pesan untuk anak-anak muda dan para netizen dalam upaya ikut membumikan dan membunyikan 4 pilar, minimal dimulai dari lingkungan paling kecil semisal keluarga maupun pergaulan.

Kepala Bagian Pengolahan Data dan Sistem Informasi Sekjen MPR RI, Andriyanto menyampaikan, mengobrol dan mempelajari tentang nilai-nilai Pancasila itu tidak ada sekat waktu dan tidak ada sekat usia. Ini harus dilaukan secara never ending sejak era dulu hingga era sekarang atau yang tengah tren disebut 'zaman now'.  

Nah, salah satu wujud dari pemahaman nilai-nilai Pancasila itu, generasi muda harus mau untuk berproses literasi yang kuat. Generasi muda wajib untuk menebalkan knowledge. Sebab, dengan memiliki pengetahuan yang kuat, anak-anak muda akan memiliki daya tahan dan daya saing. "Mari bersama jadikan pengetahuan sebagai perisai untuk membendung arus informasi negatif. Dengan memiliki literasi kuat, akan cross check ketika mendapatkan informasi apapun," ujar Andriyanto.

Memahami Pancasila juga akan membuat generasi muda bisa lebih santun dalam berdiskusi. Tidak sekadar bersilang pendapat, tetapi lebih mengutamakan mufakat. Tidak sekadar bersikap kritis, tetapi harus didasari dengan pemahaman mendalam. "Generasi muda harus menjadi generasi yang mempersatukan sesuai sila ketiga. Kedepankan musyarawah mufakat. Masak diskusi saja pakai gebrak meja," imbuh Ma'ruf Cahyono.

Ini Baru Indonesia

Acara ngobrol bareng MPR tersebut juga mengajak generasi muda dan netizens untuk menggemakan "Ini Baru Indonesia'. Bahwa ada harapan untuk melihat lebih banyak lagi senyum ramah dan tegur sapa, gotong royong dan tolong menolong dari Sabang hingga Merauke. Ada harapan untuk melihat ada lebih banyak orang berpeluh tanpa mengeluh dan berkeringat karena semangat. Serta, menjadikan kesantunan bukan sebagai anjuran tetapi kebiasaan, dan kejujuran menjadi harga diri dan kehormatan.  

Ya, mari menumbuhkan optimisme. Bukan sebaliknya, merawat pesimisme. Seperti kata pak Goenawan Mohamad dalam buku yang saya sebut diatas: "Jangan menjadi pesimis yang seolah berpikiran bahwa mencari kabar baik dari Indonesia itu seolah mencari jarum dalam tumpukan jemari. Optimisnya, bahwa yang penting ada jarum dalam tumpukan jemari tersebut". Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun