"Taktik kita untuk mencuri poin dan gol di awal pertandingan cukup berhasil tapi tidak diimbangi dengan kekompakan, sehingga tim kami mengalami kesulitan dalam bertahan".
Begitu pernyataan pelatih Timnas U-15 Fachry Husaini dalam rilisnya usai kekalahan 3-7 dari Australia di pertandingan ketiga Piala AFF U-15, Kamis (13/7). Pernyataan Fachry itu yang kemudian dimuat beberapa media di Indonesia. Termasukoleh Harian Kompas hari ini.
Pernyataan itu benar adanya. Anda yang tadi malam menyaksikan penampilan Rendy Juliansyah dan kawan-kawan melalui layar televisi, pastinya juga ikut girang di awal-awal pertandingan. Betapa tidak, di menit kedelapan, Timnas sudah mampu  unggul dua gol lewat gol Amiruddin Bagus Kahfi. Namun, di empat menit berikutnya, Australia malah sudah membalik skor 3-2. Tiga gol cepat itu yang membuat pemain-pemain Indonesia tak berkutik. Berikutnya, Australia menambah dua gol di sisa waktu babak pertama dan dua gol tambahan di babak kedua.
Indonesia yang butuh kemenangan untuk menjaga "cahaya" agar tetap menyala  menuju panggung semifinal, justru dihantam angin kencang yang mematikan cahaya itu. Maka, gelap pun menyapa. Indonesia gagal lolos ke semifinal. Sebab, babak semifinal hanya memilih dua tim peringkat teratas dari enam tim di Grup A yang kini diperebutkan Thailand, Australia dan Myanmar.
Sebelumnya, Indonesia U-15 dikalahkan Thailand 0-1 (11/7) dan bermain 2-2 dengan Myanmar di laga pembuka. Di laga tersisa yang tidak lagi berpengaruh, Indonesia akan bertemu Laos (15/7) dan Singapura (17/7).
"Mengapa Timnas U-15 gagal lolos ke semifinal?".Â
"Mengapa Timnas seperti lupa cara meraih kemenangan?".Â
"Mungkinkah karena mereka terlena pujian?".....Itu mungkin beberapa pertanyaan yang bisa dimunculkan merespons kegagalan anak asuh Fachry Husaini.
Padahal, Timnas U-15 berangkat ke Thailand dengan bekal keren. Mereka baru saja juara di Turnamen Tien Pong Plastic Cup di Vietnam pada pertengahan Juni lalu. Kala itu, Timnas juara setelah menang 4-1 atas Myanmar, imbang 1-1 melawan Vietnam dan pesta gol 11-0 atas China Taipei. Pun, di laga persahabatan, Indonesia menang 4-0 atas Filipina (21/5) dan 4-0 atas Singapura (8/6)
Lalu, mengapa bekal yang bagus itu seolah lenyap tanpa bekas ketika Timnas tampil di turnamen sesungguhnya? Mengapa?
Ada banyak jawaban yang bisa diapungkan. Misalnya, Indonesia memang berada di grup berat. Satu grup dengan tuan rumah Thailand, Australia dan juga Myanmar. Bandingkan dengan Grup B yang "hanya" berisi Malaysia, Vietnam, Kamboja, Brunei, Timor-Leste, dan Filipina.