Juara dan membawa pulang medali emas di cabang olahraga sepak bola SEA Games 2017 di Malaysia. Itulah target yang dibebankan kepada Timnas Indonesia U-22. Ya, setelah di tiga edisi terakhir SEA Games, Timnas Indonesia mentok hanya jadi runner-up (2011 dan 2013) dan tahun 2015 jadi semifinalis, kali ini Garuda Muda ditarget jadi juara.
Bukan target mudah. Sebab, sepanjang sejarah sepak bola SEA Games digelar, Timnas Indonesia baru bisa dua kali memenanginya. Itupun sudah berlalu lebih dari dua dekade (1987 dan 1991). Dan, merujuk hasil undian pada Sabtu (8/7) kemarin, Timnas Indonesia bakal menapaki jalan lebih terjal untuk bisa menjadi juara.
Ya, hasil undian menempatkan Indonesia tergabung dalam grup super berat. Grup neraka. Indonesia berada di Grup B bersama Thailand, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, dan Filipina. Bandingkan dengan Grup A yang "hanya" diisi Malaysia, Singapura, Myanmar, Laos dan Brunei Darussalam. Tergabung satu grup dengan Thailand dan Vietnam dengan hanya dua tim peringkat teratas yang lolos ke semifinal, jelas sebuah tantangan berat bagi Indonesia.
Menyebut Thailand, yang terbayang adalah tim yang punya dominasi kuat di sepak bola kawasan ini. Faktanya, Thailand adalah tim yang paling sering juara sepak bola SEA Games. Thailand juga juara bertahan yang memenangi medali emas sepak bola SEA Games 2015 di Singapura. Dan, masih segar dalam ingatan, di babak semifinal kala itu, Thailand yang berstatus juara Grup B, mengalahkan Indonesia (runner up Grup A di bawah Myanmar) dengan skor besar: 5-0.
Sementara Vietnam juga tim ngeyel yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Vietnam bahkan punya tim muda yang menjanjikan. Tim muda mereka baru saja lolos ke Piala Dunia U-20. Dan, di SEA Games 2015 lalu, Vietnam memberikan akhir yang pahit bagi Timnas Indonesia. Dalam perebutan medali perunggu, Vietnam berpesta lima gol ke gawang Indonesia.
Apalagi, Grup B juga dihuni oleh enam tim yang tentu saja bakal lebih melelahkan. Sebab, Indonesia harus bermain lima kali di fase grup. Bandingkan dengan Grup A yang hanya akan memainkan lima pertandingan. Maknanya, andai Indonesia lolos ke semifinal, Garuda Muda butuh recovery cepat untuk menantang peringkat satu atau dua Grup A.
Lalu, bagaimana peluang Indonesia di sepak bola SEA Games kali ini?
Jangankan untuk jadi juara, untuk sekadar lolos ke semifinal, Indonesia harus berjuang keras. Indonesia harus mampu mengakhiri klasemen grup di posisi dua besar. Artinya, Indonesia harus berada di atas nya Thailand atau Vietnam yang lebih difavoritkan. Bahkan, sebelum undian, ada pemain Malaysia yang blak-blakan menyebut tidak melihat Indonesia sebagai ancaman utama di SEA Games kali ini.Â
Tapi biarlah. Biarlah Indonesia tidak difavoritkan atau bahkan mungkin diremehkan. Namun, satu yang tidak pernah berubah dalam sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin. Analisa diatas kertas pada akhirnya sekadar jadi coretan. Karena memang, yang menentukan adalah kesiapan secara mental dan fisik, mungkin juga keberuntungan.
Garuda Muda bisa meniru jejak para senior nya di Piala AFF akhir tahun 2016 lalu. Kala itu, Timnas senior juga diragukan bisa melangkah jauh. Hasil jelek di awal turnamen bahkan membuat Boaz Solossa dkk di atas kertas diprediksi bakal tidak mampu lolos ke semifinal. Yang terjadi, mereka bermain dengan hati, kebanggaan dan semangat yang luar biasa hingga akhirnya tampil di final.
Bagaimana agar Garuda Muda bisa bermain dengan hati, kebanggaan, semangat, mental dan fisik yang benar-benar siap itulah yang kini digembleng oleh pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas dengan mengadakan pemusatan latihan di Bali. Singkat kata, meski ada di grup neraka, Indonesia punya peluang untuk lolos ke semifinal.
Memang, merujuk pada beberapa hasil uji coba Timnas U-23 dalam persiapan menuju SEA Games, masih ada pekerjaan rumah yang perlu diberesi Milla. Masih jelas terlihat, tim ini belum sepenuhnya padu. Komunikasi antar pemain ketika menghadapi serangan dan membangun serangan juga masih perlu di-klik kan. Mereka seperti masih mencoba memahami apa sih maunya Milla. Pemain-pemain yang tampil hebat di level klub, juga belum mampu main lepas, seolah terbebani dengan jersey Timnas.
Semoga saja, pemusatan latihan di Bali membuat segala benang kusut itu bisa terurai. Semoga saja, Evan Dimas Dharmono dan kawan-kawannya bisa "meledak" dan mengejutkan semua lawan di Malaysia nanti. Â
Ah ya satu lagi, semoga Milla bisa memperlihatkan "sihir" nya yang membuat dirinya disegani sebagai pelatih. Ya, Milla dikenang sebagai salah satu pelatih yang pernah membawa tim U-21 Spanyol jadi juara Eropa. Tepatnya pada turnamen Euro U-21 tahun 2011 silam. Milla seolah tahu persis bagaimana jurus jitu menghadapi sebuah turnamen dengan jadwal padat yang mengharuskan semua pemain dalam kondisi siap tempur baik secara fisik maupun mental. Jurus itu yang perlu ia keluarkan lagi di SEA Games nanti.
Ya, pengalaman Milla itulah yang dibutuhkan oleh Garuda Muda di SEA Games nanti. Kalaupun hasil-hasil di pertandingan uji coba tidak terlalu istimewa, anggap saja itu bagian dari proses pematangan tim ini. Daripada meledak di laga uji coba tapi melempem di turnamen sesungguhnya. Ya, semoga Garuda Muda bisa meledak di SEA Games Malaysia nanti. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H