Anda mungkin pernah mendapati gambar meme tentang Arsene Wenger yang dikelilingi foto-foto pelatih top seperti Jose Mourinho, Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, juga Roberto Di Matteo. Gesture dan telunjuk mereka tertuju pada Wenger yang tepat berada di tengah-tengah mereka. Caption nya "Siapa yang belum pernah juara Liga Champions?". Meme itu lucu juga jahat. Seharusnya mereka lebih hormat pada orang yang usianya lebih tua.
Tetapi, begitu lah kenyataan nya, di deretan pelatih top Eropa yang berkompetisi di Liga Champions, Wenger bak pesakitan. Melatih Arsenal sejak 1996 hingga kini, pria Prancis berusia 67 tahun ini tak pernah bisa mengangkat trofi bertelinga lebar itu. Bahkan termasuk di era kehebatan Arsenal kala masih diperkuat Tony Adams, Patrick Vieira, Marc Overmars, Robert Pires dan sang raja Thierry Henry. Sekali Arsenal-nya Wenger tampil di final pada edisi 2006, tapi mereka kalah 1-2 dari Barcelona meski sempat unggul lebih dulu.
Satu-satunya cara untuk bertahan di kompetisi ini dan melangkah ke perempat final adalah dengan meraih kemenangan minimal 4-0 kala giliran menjamu Bayern Munchen di London, Rabu (8/3/2017) dini hari nanti. Bisakah Arsenal come back di rumahnya? Ataukah, lagu lama yang akan kembali terdengar di Emirates Stadium? Lagu lama Arsenal tak pernah lolos ke perempat final sejak 2010 silam. Lagu lama untuk kesekian kalinya Arsenal disingkirkan Bayern.
Sehari setelah kekalahan 1-5 di Allianz Arena, UEFA.com sebenarnya memberikan kabar bagus bagi Arsenal. UEFA melansir bagaimana aksi come back terhebat tim-tim di panggung Piala/Liga Champions. Dan, kabar bagus untuk Arsenal, pernah ada tim yang mampu come back dari ketertinggalan 1-5.
Kejadiannya terjadi pada 31 tahun silam yang melibatkan Real Madrid dan tim Jerman, Borussia Moenchengladbach. Kala itu, Real Madrid yang dilatih pria Jerman, Jup Heynckes, kalah telak 1-5 di markas Moenchengladbach pada laga pertama putaran ketiga Piala Champions 1985/86. Rasanya Real sudah tamat.
Namun, yang terjadi, di laga kedua di Madrid, Real mengamuk dan mampu menang 4-0. Kemenangan yang bersejarah. "Saya telah menjadi pemain Timnas Spanyol. saya telah bermain di dua Piala Dunia. Saya juga memenangi trofi bersama Real Madrid. tapi, come back seperti ini punya nilai spesial. Ini hari paling bahagia bagi saya," ujar Juanito yang mencetak dua gol Real kala itu.
Arsenal bisa berkaca pada Real. Bahwa, segalanya masih mungkin untuk membalik situasi. Namun, Mesut Oezil dkk. harus punya mental besar untuk bisa punya kisah heroik seperti kala Real memecundangi Moenchengladbach 31 tahun silam.
Di sinilah masalahnya. Fakta tidak bisa dibohongi. Fakta bahwa anak asuh Wenger acapkali tak punya mental besar untuk memenangi laga besar seperti ini. Di fase knock out Liga Champions, Arsenal sudah berulang kali gagal move on dari hasil buruk di pertandingan pertama. Bahkan, hasil terkini di Liga Inggris, Arsenal kalah di laga besar. Akhir pekan kemarin, Arsenal kalah 1-3 dari Liverpool.
Bandingkan dengan Bayern yang di tiga pertandingan terakhir Bundesliga Jerman, meraih kemenangan spektakuler: mencetak 14 gol dan sama sekali tidak kemasukan gol. Die Roten menang 8-0 atas Hamburg SV, 3-0 atas Schalke dan 3-0 atas FC Cologne. Kemenangan atas Cologne itu terjadi di luar kandang. Artinya, Bayern sangat siap untuk meladeni Arsenal di kandangnya.
Satu lagi, Bayern kini dilatih Carlo Ancelotti. Di Liga Champions, pria yang gambar wajah nya ada dalam meme jahat tadi itu, punya reputasi lebih bagus dibanding Wenger karena sudah tiga kali memenangi trofi Liga Champions (2003, 2005 dan 2014). Bila begitu, rasanya sulit membayangkan Arsenal akan bisa menang 4-0 dan merebut tiket perempat final.
Malahan, yang akan terjadi boleh jadi adalah berkumandangnya kembali lagu lama di Emirates Stadium. Lagu lama yang terulang kembali, Arsenal yang dalam enam musim terakhir selalu tampil di Liga Champions, tetapi selalu gagal lolos ke perempat final. Yang jelas, sebagai penikmat, saya berharap akan tercipta laga “kejar-mengejar” gol, bukan laga formalitas. Salam