Karenanya, wajar bila Enrique merasa sekaranglah saat yang tepat untuk mengumumkan mundur. Tentu saja, itu membawa dua konsekuensi. Pertama, pemain Barca bisa punya motivasi ekstra untuk memberikan kado indah perpisahan bagi Enrque. Toh, Barca belum tamat di Liga Champions. Apapun bisa terjadi. Namun, konsekuensi kedua, Enrique bisa dituding ‘main aman’ sebelum diriya dipecat andai Barcelona tersingkir cepat di Liga Champions dan juga gagal juara LIga Spanyol.
Toh, apapun itu, Enrique punya hak untuk memutuskan apapun. Semua orang harus menghargai keputusannya. Terlebih bila karena dirinya butuh istirahat setelah tiga tahun menjalani periode yang bikin stress.
Terkait keputusan mundur Enrique dan alasan yang ia sampaikan, saya jadi teringat lagu nya penyanyi solo Indonesia, Tulus, berjudul ruang sendiri. Lagu itu ada di album terbaru nya, monokrom. Di salah satu layananan streaming musik, lagu ini sudah ditonton 4 juta orang lebih. Ada satu lirik yang membuat saya ingat pada nasib Enrique ini.
Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu. Jangan datang terus. Beri juga aku ruang bebas dan sendiri. Jangan ada terus....
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin. Hingga aku lupa rasanya sepi. Tak lagi sepi bisa kuhargai...Kita tetap butuh ruang sendiri sendiri. Untuk tetap menghargai oh rasanya sepi.
Ya, Enrique memang butuh ruang sendiri. Untuk sejenak berisitirahat dari hiruk pikuk sepak bola yang membuat nya serasa tak punya waktu istirahat. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H