Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sidoarjo Kini Punya "Paru-paru" Baru

3 Februari 2017   13:30 Diperbarui: 4 Februari 2017   09:07 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sidoarjo. Apa yang pertama terlintas di benak Anda ketika menyebut “Sidoarjo”? Boleh jadi, yang terpikir adalah sederet kabar kurang manis--untuk tidak menyebut kabar pahit. Dari mulai bencana lumpur yang menyembur, hingga masalah klasik perkotaan seperti macet dan banjir yang seperti tradisi menahun. Singkat kata, Sidoarjo seolah ‘kota tertinggal’ yang tertutupi oleh gemerlap prestasi tetangganya, Surabaya.Namun, seperti pepatah lawas, tak kenal maka tak sayang. Tak kenal maka harus kenalan dulu. Bila tak pernah main ke Sidoarjo, bagaimana bisa tahu kabar bagus dari kota ini. Apalagi, sekarang ini sulit menemukan kabar bagus dari media yang kebanyakan masih memegang teguh filosofi “bad news is good news”. Jadilah berita buruk yang dianggap berita bagus itu mendominasi pemberitaan. Padahal, bila Anda main ke Sidoarjo, maka Anda akan menemukan banyak kabar bagus dari kota ini.

Seperti akhir pekan kemarin, saya menemukan sepotong kabar baik di kawasan pusat kota Sidoarjo yang mungkin belum banyak diketahui luas. Saya bersama istri dan anak-anak, mampir ke sebuah taman yang lokasi nya sekitar 500 meter sebelah utara dari Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Namanya Taman Abhirama. Kenapa taman sebuah kabar baik? Bukankah di setiap kota ada taman nya?

Benar, hampir semua kota memang punya taman. Tapi, kebanyakan adalah taman-taman pasif yang berfungsi sekadar mempercantik pemandangan wajah kota. Itu saja. Sedikit saja kota yang memiliki “taman sungguhan” yang punya banyak fungsi. Ya fungsi sebagai paru-paru kota, ya fungsi sebagai pusat rekreasi keluarga seperti halnya Tamam Bungkul ataupun Taman Flora di Surabaya. Disinilah istimewa nya Taman Abhirama.  

Taman ini tidak hanya dipenuhi oleh pohon-pohon rindang. Tapi, juga ada kolam cukup luas lengkap dengan gazebo di tengah kolam. Serta, dilengkapi dengan aneka wahana permainan anak-anak. Semisal ayunan, seluncuran ataupun jungkat-jungkit. Plus sarana olahraga dan jogging track.

Kolam di tengah taman
Kolam di tengah taman
Taman Abhirama tidak hanya ‘taman mati’ yang awal nya dibangun, tetapi lantas merana. Menurut saya, keberadaan taman seperti inilah yang dibutuhkan oleh warga Sidoarjo. Sebuah ruang terbuka hijau yang berada di tengah kota yang mudah diakses dan nyaman untuk dikunjungi semua kalangan.
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sekadar informasi, Sidoarjo adalah potret dari kota berkembang di Indonesia. Seperti hal nya kota berkembang, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tengah giat-giatnya membangun. Perumahan dan pusat perbelanjaan (mal) baru bermunculan. Bila dulu, warga Sidoarjo yang ingin nonton film di XXI, harus ‘ke luar kota’ ke Surabaya, kali ini mereka tidak perlu pergi jauh. Sebab, di Sidoarjo kini sudah ada dua mal baru yang memutar “bioskop”.

Hanya saja, efek lain dari keberadaan mal-mal baru itu, masyarakat Sidoarjo jadi punya hobi baru: “nongkrong di mall”. Nah, keberadaan taman-taman kota yang layak dikunjungi seperti Taman Abhirama ini bisa menjadi alternatif bagi warga untuk tidak hanya “nge-mall” bila berkumpul bersama keluarga. Masyarakat punya destinasi pilihan untuk berekreasi murah meriah bersama keluarga.  

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dan memang, pantauan saya selama beberapa kali datang ke sana, taman tersebut ramai pengunjung. Utamanya ketika akhir pekan, Sabtu sore dan Minggu pagi. Dari anak kecil hingga Lansia. Kebanyakan datang sekeluarga. Jadilah taman itu penuh dengan keriuhan. Ada yang sekadar duduk-duduk di sekitar kolam sembari memberi makan ikan. Di sudut lain, anak-anak kegirangan menikmati wahana permainan. Sementara beberapa orang dewasa asyik berolahraga.  
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selain udara nya segar. Warga juga hanya perlu membayar uang parkir motor Rp 2000 saja. Menariknya, pada Minggu pagi, di seberang taman, jalan yang sepi kendaraan karena car free day, ‘disulap’ bak pasar kagetan. Ada banyak penjual kuliner dan minuman segar di sana. Jadi, selain menghirup udara segar di taman, juga bisa nyari sarapan dan njajan kue-kue tradisional. Enak kan.
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Bila mencari sisi kurangnya, menurut saya adalah kesadaran warga dalam membuang sampah. Meskipun ada banyak tersedia tempat sampah, tetapi beberapa bungkus makanan ringan terlihat terbuang tidak pada tempatnya. Ah ya, satu lagi, dua tiga kali ke sana pada hari Minggu, saya kok selalu mendengar iringan lagu-lagu lawas. Pernah lagu-lagu nya penyanyi era 90-an Tommy J Pisa atau Poppy Mercury. Alangkah baiknya jika lagu-lagu nya diganti dengan lagu anak-anak ataupun lagu perjuangan.

Sebagai warga, saya juga berharap Pemkab Sidoarjo lebih banyak membangun taman-taman aktif dan juga ruang terbuka hijau. Tidak hanya menaruh perhatian besar pada pembangunan fisik. Sebab, keberadaan ruang terbuka hijau tentunya tidak hanya membuat udara kota jadi lebih segar, tetapi juga berfungsi sebagai resapan air untuk mengurangi potensi banjir. Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun