Pulang ke rumah mana? Menyebut rumah bagi Milan, konotasinya adalah Liga Champions. Tujuh kali menjadi juara Liga Champions yang jumlahnya bahkan masih lebih banyak dibanding bila gelar yang diraih tim-tim Italia lainnya digabungkan, jadi bukti bahwa Liga Champions adalah rumah Milan. DNA-nya Milan.
Selama empat tahun, Milan bak tersesat sehingga tak tahu jalan pulang. Selama itu, Milan tak pernah mampu finish di posisi tiga besar. Kini, Milan sepertinya tahu jalan kembali ke rumah. Jalan memang masih panjang, tetapi hal terpenting adalah menjaga konsistensi rutin menang. Termasuk kala menghadapi tuan rumah Genoa pada pekan ke-10 Serie A Italia, Rabu (26/10) dini hari nanti.
Sejauh ini, Milan terlihat istiqomah di jalan kemenangan. Sejak kalah 0-1 dari Udinese pada 11 September 2016 silam, Milan melewatkan enam laga dengan lima kemenangan dan sekali imbang. Dan, jadwal ke depan sejatinya tidak terlalu terjal. Usai melawan Genoa, Milan bakal menjamu Pescara dan away ke Palermo sebelum melakoni derby Milan pada 11 November mendatang.
Kemenangan atas Juventus membuat banyak Milanisti merinding, bahkan mbrebes mili (menangis). Mereka tersadar bahwa Milan memang telah bangkit. Seperti kata Locatelli “saya masih belum percaya bisa bikin gol ke gawang Buffon (yang dianggapnya kiper terbaik di dunia). Ya, saya lebih suka mengutip ucapan seorang kawan “saya memilih bersyukur dan enggan berharap banyak dulu. Saya memantau sambil berdoa saja”. Semoga Milan tidak tersesat dalam menemukan jalan pulang. Semoga Milan kembali ke rumahnya. Syukur-syukur bisa juara (lha ini namanya berharap hehehe). Salam Milanisti!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H