Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mourinho yang Kini Gampang Baper, Kenapa?

24 Oktober 2016   13:55 Diperbarui: 24 Oktober 2016   16:27 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho. Fourfourtwo

“Chelsea tidak akan bisa menghilangkan nama saya dari sejarah mereka.”

Begitu kata Jose Mourinho saat tim barunya, Manchester United berjumpa “cinta lama” nya, Chelsea, di London, pada laga lanjutan Liga Inggris, Minggu (23/10) malam. Mourinho mungkin benar. Dengan pernah melatih Chelsea dalam dua periode, dengan pernah memberi tiga trofi Liga Primer Inggris dan Piala FA, namanya memang telah tertulis dalam sejarah Chelsea.

Namun, Mourinho mungkin lupa. Bahwa sejarah (baca kenangan) itu sejatinya hanya untuk dikenang. Itu saja. Nama Mou mungkin akan dikenang (sebagian) fans Chelsea sebagai salah satu pelatih hebat yang pernah melatih klub Singa Biru ini. Namun, dikenang bukan berarti untuk terus dicintai. Nyatanya, fans Chelsea kini sudah punya “cinta baru” bernama Antonio Conte.  

Yang terjadi, Conte, sang cinta barunya fans Chelsea itu, ternyata memberikan kekalahan menyakitkan bagi Mourinho. Chelsea menghajar Manchester United 4-0. Ini bak jadi kekalahan abadi bagi Mourinho. Kekalahan yang rasanya akan sulit hilang dari ingatannya. Ketika Mourinho untuk kali pertama kembali ke Stamford Bridge--markas Chelsea---dalam kapasitas melatih klub Inggris pertamanya selain Chelsea.

Itu sama seperti ‘kemenangan abadi’ yang diraih Mourinho kala mengantar Inter Milan menang atas klub cinta lama nya itu pada fase knock out (bila tidak salah di perempat final) Liga Champions 2009/10. Itu kemenangan yang tak lekang dalam ingatan. Ya, Mourinho sebelumnya memang pernah kembali ke Stamford Bridge. Tapi hasilnya tidak pedih seperti kali ini.

Laga belum berjalan genap satu menit, Mou sudah harus melihat gawang timnya jebol. Adalah Pedro yang tiba-tiba nyelenong merusak jebakan off side bek-bek United kala mengejar umpan Marcos Asensio. Berikutnya, wajah Mou lebih sering tersenyum kecut kala melihat anak asuhnya bolak-balik salah umpan. 

Utamanya lini belakang yang terlihat bak ‘bek-bek amatiran yang grogi menghadapi gempuran pemain-pemain Chelsea’. Juga trio lini tengah nya, Ander Herrera, Marouane Fellaini dan pemain termahal sejagad, Paul Pogba yang kalah telak dari duo gelandang Chelsea, Nemanja Matic dan N’Golo Kante yang terlihat dominan.

Wajah Mou kian lesu ketika mantan anak asuhnya, Gary Cahill mencipta gol kedua untuk mengakhiri babak pertama. Di babak kedua, situasi bukannya berubah, United terlihat bak tim yang kebingungan. Sekadar mengoper bola ke sayap tapi tak mampu menciptakan peluang yang riil berbahaya. 

Dan ketika Eden Hazard mencipta gol ketiga Chelsea, tayangan televisi menampilkan respons beda Conte dan Mou secara berbarengan. Mou terlihat sudah pasrah. Wajahnya sayu. Sesekali dia terlihat ngobrol dengan asisten nya, Rui Faria. Dari gesture nya, Mou terlihat kesal. Kamera juga acapkali menjepretnya tengah menyeruput air minum di botol merah nya.

Dan, puncaknya ketika Kante mencipta gol keempat. Conte yang sepanjang laga kegirangan, terlihat berangkulan dengan asistennya. Tidak hanya itu, dia juga mengajak fans Chelsea di tribun untuk meneriakkan yel-yel guna memotivasi pemainnya.

Jose Mourinho (kiri) menjabat tangan Antonio Conte usai timnya kalah telak/Daily Mail
Jose Mourinho (kiri) menjabat tangan Antonio Conte usai timnya kalah telak/Daily Mail
Dan ketika laga berakhir, kamera menangkap gambar Mou dan Conte yang bersalaman. Lantas, Mou membisikkan sesuatu ke telinga Conte. Cukup lama sebelum dia kemudian masuk ke lorong menuju ruang ganti. Koran laris di Inggris, Daily Mail menebak Mou berbisik ke Conte dalam bahasa Italia. Dan, Daily Mail lantas mengutip salah satu ucapan Mou ketika jumpa pers.

“You do it at 1-0, not at 4-0”.  

Mou rupanya kesal dengan Conte atas sikapnya ketika mengompori suporter untuk bernyanyi di akhir laga. Menurut Mou, sikap itu tidak perlu dilakukan Conte karena Chelsea sudah unggul 4-0. Beda cerita bila Chelsea baru unggul 1-0. Mou bahkan menuding Conte tidak respek dengan tim lawan. Conte menampik bila dituding tidak respek pada lawan. Dia menyebut berdasarkan pengalamannya sebagai pemain, adalah lumrah ketika penonton memotivasi pemain dan pemain memang butuh itu. 

Mou kala membisiki Conte/Daily Mail
Mou kala membisiki Conte/Daily Mail
Well, komentar Mou itu mendapat banyak respon dari pembaca berita ini yang mayoritas berisi sindiran untuk Mou. Pelatih yang menjuluki dirinya sebagai spesial one ini dituding munafik. Bahwa Mou bicara soal respek sementara ketika dulu melatih Chelsea, Mou acapkali meninggalkan lapangan sebelum laga benar-benar berakhir karena tahu timnya sudah unggul dua gol.  

Ada juga pembaca yang menyindir “apa hak nya Mourinho melarang orang berselebrasi”. Ada pula yang mengingatkan Mou, bagaimana dengan keputusannya mengirim Bastian Schweinsteiger yang seorang juara dunia justru ditempatkan di tim bocah resesves United, apakah itu bukan sebuah tindakan yang respek.

Hmmm sepertinya Mourinho terlalu bawa perasaan. Ya, kekalahan telak itu rupanya membuat Mourinho jadi baper. Betapa tidak Baper, di stadion yang dulu menjadi rumahnya, di tempat yang dulu namanya begitu dipuja dan dieluk-elukkan, Mourinho justru dipermalukan. Dan yang mempermalukan adalah orang baru.

Tetapi, Mou sejatinya malu besar bukan hanya karena kekalahan atas Chelsea itu. Dia Baper karena sebagai “senior” di Liga Inggris, dia kini tertinggal dari para pelatih seumur jagung di liga paling gemerlap itu. Tidak hanya Conte. Tapi juga Pep Guardiola, Juergen Klopp dan Mauricio Pocchettino, setiap pekan konsisten berlomba mendapatkan hasil bagus. Sementara Mourinho masih terlihat kesulitan menemukan komposisi terbaiknya.

Situasi pelik di United yang semakin memperlihatkan mereka bakal sulit jadi juara Liga Inggris musim ini, jadi cerminan Mou belum menemukan tim ideal untuk memburu gelar. Kekalahan dari Chelsea merupakan kekalahan ketiga United. Tim Setan Merah kini ada di posisi tujuh (14 poin) dan tertinggal enam poin dari Manchester City di puncak klasemen.

Kelihatannya memang “cuma”berjarak  enam poin. Tetapi, dengan permainan mencemaskan yang ditampilkan United di Stamford Bridge tadi malam, juga belum ‘meledak’nya Paul Pogba dan Zlatan Ibrahimovic, rasanya sulit membayangkan United bisa menyalip tim-tim di atas nya. Bila begitu, rasanya kita akan lebih sering melihat Mourinho baper kala beradu strategi dengan pelatih-pelatih lainnya.  Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun