Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inspirasi dari Matchday I Liga Champions

15 September 2016   16:30 Diperbarui: 16 September 2016   15:38 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebanyak 16 pertandingan matchday I Liga Champions 2016/17 telah tergelar, Selasa-Rabu malam waktu Eropa. Ada kejutan terjadi. Ada beberapa laga yang berakhir dengan hujan gol. Dan, ada beberapa inspirasi yang terselip dari laga-laga tersebut. Apa saja?

1. Move-on Lah Seperti Barcelona
Kejutan luar biasa terjadi di Liga Spanyol pada akhir pekan lalu: Barcelona 1 Alaves 2. Betapa tidak mengejutkan, Barca, sang juara bertahan dan dianggap tim dengan filosofi permainan terbaik di dunia, kalah di kandang sendiri dari tim promosi, Deportivo Alaves. Andai pertandingan itu digelar pada awal April, orang mungkin akan beranggapan bahwa hasil itu sebagai April mop.

Tetapi memang, kekalahan bisa menyapa siapa saja. Tak terkecuali tim terbaik. Namun, yang patut ditiru dari Barcelona adalah cara mereka merespons kekalahan itu. Ya, tiga hari pasca kekalahan mengejutkan itu, Barcelona meraih hasil wow: menang 7-0 atas Glasgow Celtic pada laga pertama Grup . Padahal, Celtic bukanlah musuh sembarangan. Tim dengan ciri khas kostum hijau putih garis-garis ini berstatus juara Liga Skotlandia.

Tujuh gol Barca diborong trio penyerang mereka, Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez. Itu menandakan bahwa trio yang ngetop dengan sebutan MSN ini 'sudah panas'. Tetapi, pesan penting dari kemenangan 'ke langit ketujuh' adalah bagaimana cepatnya Barca melupakan kekalahan. Menggantinya dengan kemenangan gemilang. Bila sepak bola ibarat lembaran kertas, maka gantilah kertas yang buram dengan kertas indah berwarni-warni. Ya, move on lah seperti Barcelona.

2. Bergembiralah Seperti Leicester City
Rasanya sedikit saja yang mengira, Leicester City bakal mengawali pengalamannya di Liga Champions dengan hasil menakjubkan: menang 3-0 atas klub juara Belgia, Club Brugges. Maklum, terlepas dari statusnya sebagai juara Liga Inggris, Leicester adalah pendatang baru di kompetisi paling elit di Eropa ini.

Fakta lainnya, Leicester meraih hasil buruk ketika melawan klub-klub top Eropa di laga pra musim lalu. Masih segar dalam ingatan, Leicester City dikalahkan Paris Saint Germain 0-4 dan juga 2-4 dari Barcelona. Hasil itu menjadi gambaran akan seperti apa nasib Leicester City di Liga Champions. Dan satu lagi, empat hari jelang away ke Belgia, Leicester meraih hasil parah di Liga Inggris: kalah 1-4 dari Liverpool. Semua paparan fakta itu sampai pada kesimpulan, Leicester akan hancur pada laga perdananya di Liga Champions.

Riyadh Mahrez (kanan), bergembira di Liga Champions/Daily Mail
Riyadh Mahrez (kanan), bergembira di Liga Champions/Daily Mail
Yang terjadi, Leicester City justru tampil mengejutkan di laga pertama Grup G. Tampil di Liga Champions membuat Danny Drinkwater dan kawan-kawannya bak anak-anak kecil yang riang gembira bermain di taman bermain. Leicester unggul tiga gol via gol Mark Albrighton dan dua gol Riyadh Mahrez. “Ini kemenangan bersejarah. Sangat penting untuk memulai kisah kami di kompetisi ini dengan kemenangan,” pelatih Leicester, Claudio Ranieri.

Khusus untuk Mahrez, sang pemain terbaik Liga Inggris musim 2015/16 ini tampil brilian. Satu golnya dari free kick, mendapat banyak pujian. Bahkan, ada ulasan khusus di Daily Mail perihal gol Mahrez itu. Ranieri juga menilai pemain asal Aljazair sangat bergembira main di Liga Champions. “Mungkin musik anthem Liga Champions telah membangunkan dia. Mungkin dia bosan dengan musik dilly ding dong dan lebih menyukai musik Liga Champions,” kelakar Ranieri.

3. Seperti Napoli, Syukuri yang Ada
Ketika Gonzalo Higuain memutuskan untuk pindah ke Juventus, banyak yang beranggapan Napoli habis. Runner up Serie A Italia 2015/16 ini diprediksi tidak akan lagi bisa bersaing di Serie A musim 2016/17. Apalagi di Liga Champions.

Padahal, dalam sepak bola, pemain bintang pergi itu hal biasa. Sebab, bila ada yang pergi, pasti ada yang datang mengganti. Itu pula yang terjadi di Napoli. Higuain pergi, Arkadiusz Milik datang. Boleh jadi, di awal kedatangannya, Milik hanya dipandang sebelah mata. Tetapi, seiring penampilan bagusnya, fans Napoli rasanya akan mulai melupakan Higuain.

Arkadiusz Milik (kiri), andalan baru Napoli/uefa.com
Arkadiusz Milik (kiri), andalan baru Napoli/uefa.com
Ya, setelah mencetak gol pada debutnya kala Napoli mengalahkan AC Milan 4-2 di Serie A pada dua pekan silam, Milik kembali tampil apik. Penyerang berusia 22 tahun yang dibeli dari Ajax Amsterdam ini bikin dua gol kemenangan Napoli, 2-1 atas tuan rumah Dynamo Kiev di laga pertama Grup B, Selasa (13/9) malam waktu Eropa.

Jika saja, striker tandem Robert Lewandowski di Timnas Polandia ini terus bermain apik, fans Napoli rasanya bisa move on dari sakit hati 'dikhianati' Higuain. Dan, Napoli kini harus bersyukur memiliki penyerang muda potensial seperti dia. Tinggal bagaimana memaksimalkan kemampuannya. Jika misi itu berhasil, fans Napoli tidak akan lagi mengungkit sang mantan, tetapi mensyukuri yang ada.

4. Kalau Bisa Menang, Kenapa Sekadar Draw
Nyaris saja, sang juara bertahan Liga Champions, Real Madrid, mengawali kampanyenya mempertahankan gelar. Real Madrid nyaris kalah di kandang sendiri dari tim Portugal, Sporting Lisbon. Hingga menit ke-88, Real masih tertinggal 0-1. Tetapi, di menit ke-89, sepakan free kick Cristiano Ronaldo menyamakan skor 1-1.

Hasil draw sejatinya lebih bagus ketimbang kalah. Tetapi, Real tidak mau sekadar 'tidak kalah'. Mereka ingin menang. Dan, semangat untuk menang, semangat untuk memberikan yang terbaik bagi para fans itu kesampaian di menit ke-94. Ketika, sundulan Alvaro Moratta meneruskan crossing James Rodriguez, kembali mengoyak gawang Sporting. Dan 'meledak' lah keriuhan di Santiago Bernabeu.

Real memberi kita inspirasi. Bahwa terkadang hidup itu berupa kompetisi. Dan banyak dari kita yang sekadar berpikir, yang penting berpartisipasi. Padahal, sejatinya kita bisa tidak sekadar berpartisipasi. Tetapi menang.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun