Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengalahkan Thailand? Garuda Muda Perlu Benahi PR

14 September 2016   13:19 Diperbarui: 14 September 2016   14:58 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19 Wajib Menang melawan Thailand/Kompas.com

Timnas Indonesia U-19 tak perlu meratapi kekalahan menyakitkan 2-3 dari Myanmar pada laga pertama Piala AFF U-19 2016. Minggu (12/9) lalu. Memang, kekalahan itu bukanlah bekal ideal untuk mengawali turnamen ini. Tetapi, kekalahan itu belum membuat Timnas U-19 berada dalam situasi gawat. Timnas U-19 masih punya peluang untuk lolos ke semifinal.

Syaratnya, tim asuhan Eduard Tjong ini harus move on. Tim Garuda Muda harus meraih hasil bagus di lima pertandingan berikutnya. Berturut-turut Timnas U-19 menghadapi Thailand pada laga kedua, Rabu (14/9), lalu Australia (16/9). Serta Laos (18/9) dan Kamboja (20/9).  

Merujuk pada jadwal tersebut, tim Garuda Muda memang bak seperti dimusuhi oleh jadwal. Betapa tidak, tiga tim pesaing untuk berebut posisi dua tim teratas Grup B sebagai syarat lolos ke semifinal, justru berturut-turut dihadapi di tiga laga awal. Setelah Myanmar, datang Thailand lalu Australia. Andai bisa mengatasi Thailand dan Australia, rasanya tiket semifinal bisa diraih.

Namun, sekarang belum saatnya berandai-andai. Paling penting untuk dilakukan oleh tim pelatih adalah membenahi kelemahan yang terlihat kasat mata ketika melawan Myanmar. Sebab, andai kembali tampil bak gelas yang rentan pecah, rasanya sulit membayangkan Garuda Muda bisa mengatasi Thailand. Lalu, apa saja pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi.

1. Menjaga Fokus

Pelatih Eduard Tjong menyebut kekalahan Indonesia dari Myanmar disebabkan karena hilangnya fokus anak asuhnya. Pernyataan itu ada benarnya. Bila menyimak tiga gol Myanmar, sejatinya itu gol-gol mudah. Gol yang seharusnya bisa dihindari.

Gol pertama terjadi berawal dari sepak pojok. Entah apakah tiga bek kita “tertidur” atau lupa siapa mengawal siapa sehingga pemain Myanmar tak terkawal dan leluasa menyodok bola ke gawang dari jarak sangat dekat. Ya, peran bek tengah Arizki Wahyu Satria sebagai “pelindung gawang” seolah “menghilang” pada gol pertama itu. Lalu gol kedua berawal dari keteledoran wing back, Habibi membaca serangan sayap Myanmar. Dan gol ketiga karena kekagetan kiper Satria Tama membaca sepakan jarak jauh.

Jika ingin menang atas Thailand, tidak boleh lagi ada keteledoran dalam mengantisipasi sepak pojok, set pieces dan juga sepakan jarak jauh, tidak boleh terulang. Pertahanan Garuda Muda mesti fokus, fokus dan fokus. Tidak boleh ada kesalahan dasar seperti laga melawan Myanmar.

2. Lebih Sabar Mengalirkan Bola

Adalah fakta bahwa di tim U-19 sekarang tidak ada pemain tengah yang mampu membagi bola dengan cermat dan akurat serta tahu kapan waktunya menahan dan memulai serangan seperti trio Evan Dimas, Zulfiandi dan Hargianto di tim U-19 yang juara Piala AFF pada 2013 lalu. Namun, tasanya tidak bijak membandingkan Timnas U-19 sekarang dengan tim U-19 asuhan Indra Sjafri yang juara pada Piala AFF 2013 lalu. Karena beda tim, beda pemain, dan beda gaya.

Namun, ketika melawan Myanmar, Garuda Muda jelas terlihat acapkali terburu-buru dalam mengalirkan bola ke depan melalui umpan satu dua ataupun umpan panjang. Imbasnya, umpan acapkali tidak tepat sasaran sehingga bola mudah diambil lawan ataupun keluar lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun