Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia dan Kenangan Pahit pada Setiap Piala AFF

11 Agustus 2016   10:14 Diperbarui: 11 Agustus 2016   16:23 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia berada di grup berat Piala AFF 2016/Kompas.com

Hasil undian menempatkan Timnas Indonesia berada di Grup A pada Piala AFF yang akan digelar November mendatang. Indonesia satu grup dengan tuan rumah Filipina, juara bertahan dan favorit juara (Thailand) dan juga juara empat kali Piala AFF (Singapura). Tentunya tidak mudah bagi Indonesia untuk mengakhiri fase grup di posisi dua besar guna lolos ke semifinal.

Kita tahu, Thailand selalu menjadi 'tembok tebal' yang acapkali mengubur harapan Indonesia. Lalu Singapura, meski tersingkir di fase grup pada Piala AFF 2014 silam, mereka masih merupakan tim kuat. Filipina? Meski tidak pernah juara, tetapi penampilan Filipina di tiga edisi terakhir Piala AFF memperlihatkan kualitas mereka. Filipina selalu bisa lolos ke semifinal di Piala AFF 2010, 2012 dan 2014. Bandingkan dengan Indonesia yang dalam dua edisi terakhir selalu tersingkir di fase grup.

Meski berat, Indonesia akan memiliki motivasi besar karena bisa kembali merasakan laga internasional setelah terbebas dari sanksi FIFA. Semangat besar itulah yang akan menjadi bekal Indonesia untuk mengakhiri penasaran tak pernah juara Piala AFF meski sudah pernah empat kali tampil di final.

Dalam sejarah penyelenggaraan Piala AFF (dulu Piala Tiger) sejak 1996, Indonesia punya kenangan tak terlupakan kala melawan tiga tim pesaing di grup A ini. Apa saja?

Fase Grup Piala Tiger 1998: Thailand vs Indonesia 3-2
Piala Tiger 1998 di Vietnam memunculkan sejarah kelam yang tidak akan terlupakan bagi Indonesia. Kala itu, Indonesia berada di Grup A bersama Thailand, Myanmar dan Filipina. Tim Garuda sejatinya meraih hasil apik di dua laga awal: menang 3-0 atas Filipina dan 6-2 atas Myanmar. Sementara pesaing terberat, Thailand, ditahan Myanmar 1-1 dan menang 3-1 atas Filipina. Kedua negara sejatinya sudah lolos ke semifinal. Namun, pertemuan kedua negara di laga terakhir Grup A, justru sangat penting untuk 'mencari lawan' di semifinal.

Yang terjadi, laga penentuan itu justru berjalan membosankan. Terutama di babak pertama. Kedua tim seakan tidak mau jadi juara grup demi menghindari pertemuan dengan Vietnam yang jadi runner up Grup B.

Dan, laga itupun diakhiri dengan momen yang tak terlupakan. Di menit ke-90, ketika skor 2-2 (yang artinya Indonesia akan jadi juara grup bila laga berakhir imbang), Mursyid Effendi tiba-tiba menendang bola ke gawangnya sendiri. Indonesia pun kalah 2-3 dari Thailand dan lolos sebagai runner-up Grup A, terhindar dari Vietnam.

Di semifinal, Indonesia kalah 1-2 dari Singapura dan Thailand dihajar Vietnam 3-0. Di akhir turnamen, Singapura juara usai menang 1-0 atas Vietnam dan Indonesia menang adu penalti atas Thailand dalam perebutan posisi 3. Tetapi, gol bunuh diri Mursyid Effendi itu menjadi noda abadi yang selalu dikenang.

Final Piala Tiger 2002: Indonesia 2 Thailand 2
Tampil sebagai tuan rumah, Indonesia bermain apik di bawah kepelatihan Ivan Kolev. Tim Garuda melaju ke final tanpa pernah kalah. Termasuk kemenangan dengan skor besar, 13-1 atas Filipina di fase grup.

Setelah mengatasi Malaysia 1-0 di semifinal, Indonesia kembali bertemu Thailand di final. Indonesia tertinggal dua gol di babak pertama. Di babak kedua, Indonesia mengejar ketertinggalan lewat dua gol Yaris Riyadi dan Gendut Doni untuk memaksakan skor 2-2 dan berlanjut ke perpanjangan waktu, lantas adu penalti.

Namun, sayang, dalam adu penalti, Indonesia yang sejatinya mendapat angin surga di awal-awal setelah penendang pertama Thailand, Kiatisuk Senamuang gagal, justru membuang peluang. Meski Bambang Pamungkas sebagai eksekutor pertama sukses, tetapi penendang kedua dan ketiga Indonesia, Bejo Sugiantoro dan Muhamad Sandy Firmansyah, gagal. Thailand pun menang 4-2 dan merayakan gelar ketiganya di Jakarta. Indonesia hanya mendapat gelar hiburan lewat Bambang Pamungkas yang menjadi top skor dengan 8 gol.

Final Piala AFF 2004: Indonesia 1 Singapura 3
Indonesia tampil sebagai favorit setelah dua kali jadi finalis di dua edisi sebelumnya. Dan memang, Indonesia tampil gagah di fase Grup A dengan mengungguli Singapura (runner up) dan menyingkirkan Vietnam. Yang mengejutkan, Thailand juga out di fase Grup B.

Hasil dramatis terjadi di semifinal yang untuk kali pertama digelar dua kali (home and away). Indonesia yang kalah 1-2 dari Malaysia di Jakarta pada laga pertama, membalik situasi dengan menang 4-1 di Kuala Lumpur.

Lalu, di final melawan Singapura yang juga digelar dua kali, Indonesia kembali kalah ketika menjadi tuan rumah di laga pertama. Indonesia kalah 1-3 setelah dibuat frustrasi oleh permainan bertahan dan mengandalkan serangan balik cara Singapura. Dan di Singapura pada laga kedua, tidak ada come back seperti di semifinal. Indonesia kalah 1-2. Maka, Indonesia pun dipaksa puas mengukir hattrick jadi runner-up. Indonesia hanya mendapat hadiah hiburan lewta gelar top skor yang diraih Ilham Jaya Kesuma (7 gol).

Fase Grup Piala AFF 2007: Indonesia 2 Singapura 2
Indonesia mengawali turnamen dengan kemenangan 3-1 atas Laos. Namun, di laga kedua, Indonesia hanya bermain 1-1 atas Vietnam. Sementara Singapura yang ditahan Vietnam 0-0 di laga pertama, lantas menang 11-0 atas Laos.

Hasil itu membuat Indonesia dalam situasi sulit: harus menang atas Singapura di laga terakhir. Sebab, Singapura diuntungkan dengan agregat gol lebih banyak. Sementara Vietnam hanya melawan Laos di laga terakhir. Dan yang terjadi, Vietnam menang 9-0 atas Laos. Sementara Indonesia hanya mampu bermain 2-2 melawan Singapura.

Maka, ketiga tim (Singapura, Vietnam dan Indonesia) mengoleksi 5 poin. Tetapi Indonesia punya selisih gol paling sedikit sehingga hanya finish di posisi tiga dan tersingkir. Inilah momen untuk kali pertama, Indonesia tersingkir di fase grup setelah di lima edisi sebelumnya selalu bisa masuk semifinal.

Fase Grup Piala AFF 2014: Indonesia 0 Filipina 4
Indonesia mengawali Piala AFF 2014 dengan hasil yang tidak memuaskan, tetapi juga tidak mengecewakan: 2-2 melawan Vietnam. Meski gagal menang, tetapi hasil itu diraih dengan dua kali mengejar ketertinggalan via gol Zulham Zamrun dan Samsul Arif Munip. Namun, di laga kedua, Indonesia tak berdaya melawan Filipina. Kalah 0-4.

Itu kemenangan terbesar Filipina di turnamen ini sekaligus membawa The Azkal lolos ke semifinal untuk ketiga kalinya beruntun. Indonesia? Meski menang 5-1 atas Laos di laga terakhir, tetapi itu tidak mampu meloloskan Indonesia karena hanya finish di peringkat tiga. Artinya, untuk kedua kalinya beruntun, Indonesia out di fase grup.

Kemenangan 4-0 itu juga menjadi penegas betapa kualitas Filipina telah melesat jauh dibanding Timnas Indonesia yang seolah hanya jalan di tempat bahkan menurun. Filipina bukan lagi tim yang bisa jadi lumbung gol seperti ketika Indonesia menang 13-1 pada Piala Tiger 2002 lalu. Mereka selalu lolos ke semifinal di tiga edisi terakhir Piala AFF.

Membaca kenangan pertemuan Indonesia dengan tiga tim kontestan di Piala AFF 2016 mendatang, memang lebih banyak kenangan pahitnya dibanding manisnya. Kita lebih sering kalah dari Thailand ketimbang menang. Kita juga lebih sering tersakiti ketika bertemu dengan Singapura. Dan melawan Filipina yang dulu menjadi laga mudah, kini kita justru tak berdaya.

Suporter Indonesia, berharap hasil terbaik di Piala AFF 2016/kompas.com
Suporter Indonesia, berharap hasil terbaik di Piala AFF 2016/kompas.com
Tetapi, saya pribadi menyimpan harap, semoga kenangan pahit itu tinggal kenangan. Semoga di Piala AFF 2016 mendatang, Indonesia bisa mengukir cerita baru. Cerita yang lebih manis. Meski, saya tahu, Thailand, Singapura dan Filipina, bukanlah lawan yang mudah dikalahkan. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun