Namun, percaya atau tidak percaya, nyatanya, fakta bicara demikian. Inzaghi sudah mencetak 313 gol selama kariernya. Sebanyak 288 gol dari 623 penampilan tercipta di level klub. Di Serie A, sejak debut pada tahun 1995, Inzaghi-lah striker yang paling banyak menciptakan hat-trick (tiga gol dalam satu pertandingan) dalam kurun 25 tahun terakhir. Dia membuat rekor 10 kali hat-trick. Rinciannya, satu kali hat-trick bersama Atalanta, empat kali di Juve dan lima kali di Milan.
Dalam hal ini, Inzaghi mengungguli nama-nama striker top yang pernah bermain di Serie A Italia seperti Giuseppe Signori (9 kali hat-trick), Hernán Crespo (8), Roberto Baggio, Marco van Basten, Gabriel Batistuta, Abel Balbo, Vincenzo Montella (7), Antonio Di Natale, hingga David Trezeguet (6). Prestasi yang membuatnya dijuluki Super-Pippo.
Inzaghi juga pernah jadi top skor Serie A bersama Atalanta dengan torehan 24 gol di kompetisi musim 1994/95. Hebatnya, kala itu, Inzaghi bisa mencetak gol ke semua gawang tim lawan. Di tahun itu juga, Inzaghi jadi alias pemain muda terbaik. Rapor kehebatan Inzaghi tak berhenti di situ.
Di Liga Champions, dialah striker pertama yang bisa membuat dua kali hat-trick. Total, dia membuat tiga kali hat-trick yang kemudian dinapaktilasi Michael Owen, Mario Gomez, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Inzaghi-lah top skor Milan di ajang internasional dengan 43 gol. Dia juga pahlawan Milan ketika memenangi Liga Champions 2007 lewat dua gol nya ke gawang Liverpool. Dan di Timnas Italia, dia ikut jadi bagian kala Italia memenangi Piala DUnia 2006.
Inzaghi punya kelebihan yang tidak dimiliki pemain lainnya. Kelebihan dalam menaklukkan perangkap off side. Inzaghi pandai “bersembunyi” di bahu bek-bek lawan sebelum akhirnya melepaskan diri untuk menjemput bola umpan rekan setimnya. Cara itulah yang membuat dia seringkali lolos dari perangkap off side bek-bek lawan.
Kutipan berbunyi lengkap “That lad must have been born offside” itu kemudian menjadi sangat terkenal sebagai salah satu kutipan dari Ferguson. Sementara legenda sepak bola Belanda, mendiang Johan Cruyff menyebut Inzaghi sebenarnya tidak bisa bermain bola, tetapi hanya bisa mencari posisi yang tepat. “Dengar, sebenarnya dia tidak bisa bermain sepak bola sama sekali. Dia hanya selalu dalam posisi yang tepat,” ujar Cruyff.
Toh, kelebihan unik itulah yang telah mengangkat nama Inzaghi di sepak bola. Meski postur nya ringkih dan tendangannya tidak mematikan, tetapi bek-bek dan kiper lawan ngeri dengan kehadiran Inzaghi. Dia seperti bisa menebak ke mana lari nya arah bola untuk kemudian dengan dingin ia ceploskan ke gawang. Namun, Inzaghi tidak melulu bermodal “sembunyi di bahu lawan”.
Orang mungkin lupa bahwa ratusan gol yang dia ciptakan, juga didukung kebugaran kondisi fisiknya yang merupakan hasil dari fitness dan diet teratur. Orang mungkin menutup mata bahwa Inzaghi juga punya akurasi tendangan luar biasa dan insting alamiah dalam penempatan bola. Apalah artinya lolos dari jebakan offside tetapi tidak punya kebugaran fisik dan akurasi shooting.
Rob Bagchi, kolumnis The Guardian, pernah membuat tulisan khusus untuk menyoroti sepak terjang Inzaghi ketika sang penyerang mencetak 300 golnya pada tahun 2009 silam. Bagchi memakai judul metafora “Inzaghi menemukan kebesaran dalam keserakahan” dalam tulisan yang dimuat pada Maret 2009 tersebut .