Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Brazil Penasaran Emas Sepak Bola Olimpiade

3 Agustus 2016   13:06 Diperbarui: 3 Agustus 2016   13:11 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neymar jadi andalan Brasil memburu emas/Daily Mail

Mana yang lebih bergengsi antara Piala Dunia juga Copa America dengan cabang sepak bola Olimpiade? Rasanya mudah untuk menjawabnya. Tentu saja, Piala Dunia dan Copa America punya level berbeda dengan sepak bola Olimpiade.

Tidak percaya? Buktinya, meski Lionel Messi pernah membawa Timnas Argentina juara di sepak bola Olimpiade 2008, tetapi banyak orang menganggap Messi tidak pernah mampu memberi gelar untuk Argentina. Artinya, gelar dan medali sepak bola Olimpiade yang diraih Messi itu seolah tidak dianggap dan “terlupakan” nya.

Tetapi bagi publik Brazil, dalam kaitan kedekatan hubungan mereka dengan sepak bola, boleh jadi tidak ada yang membuat mereka penasaran melebihi penasaran terhadap sepak bola Olimpiade. Betapa tidak, di Piala Dunia, Brazil sudah lima kali juara. Lalu Copa America, mereka sudah delapan kali juara. Namun, di ajang sepak bola Olimpiade, Brazil tak pernah mampu juara.

Data trofi Brazil di sepak bola, medali emas Olimpiade masih 0/goal.com
Data trofi Brazil di sepak bola, medali emas Olimpiade masih 0/goal.com
Dalam sejarah penampilan di Olimpiade, Brazil tiga kali tampil di final. Tetapi, ketiga-tiga nya berakhir dengan kekalahan. Yakni tahun 1984, 1988 dan 2012. Empat tahun lalu, masih segar dalam ingatan ketika Brasil dikalahkan Meksiko 0-2 di final sepak bola Olimpiade London.

Nah, tahun ini 2016, Brazil tampil sebagai tuan rumah Olimpiade. Salah satu target utama mereka adalah mengakhiri penasaran merebut medali emas sepak bola Olimpiade. Apalagi, Brazil memasang target tinggi di sepak bola Olimpiade ini. Paramaternya, sang bintang utama, Neymar yang absen membela Brazil di Copa America 2016 Juni lalu, kali ini akan bermain. Bisakah penasaran itu berakhir di Rio de Janeiro?

Brazil akan memulai upaya memburu emas sepak bola ketika meladeni Afrika Selatan di Brasilia, pada laga perdana Grup A, Kamis 4 Agustus 2016, sore waktu setempat. Selain Afrika Selatan, di Grup A juga ada Irak dan Denmark. Seharusnya, Brazil bisa menjadi dua tim peringkat teratas untuk lolos ke babak perempat final.

pembagian grup sepak bola Olimpiade Rio/www.rio2016.com
pembagian grup sepak bola Olimpiade Rio/www.rio2016.com
Dan saya yakin, selama penyelenggaraan Olimpaide Rio, warga Brazil akan lebih banyak bersorak untuk cabang sepakbola. Mereka akan memaklumi bila atlet-atlet Brazil tidak mampu meraih banyak medali emas di cabang olahraga non sepak bola. Tetapi, mereka rasanya belum siap melihat Brazil gagal di sepak bola seperti halnya ketika gagal di Piala Dunia 2014 silam.

Masalahnya, hadirnya Neymar belum memberikan jaminan Brazil bisa merebut medali emas. Apalagi, Brazil tengah dalam sorotan menyusul kegagalan di Piala Dunia 2014 kala mereka dibantai Jerman 1-7 dan tereliminasi d fase grup Copa America 2016. Bahkan, para legenda sepak bola mereka seperti Pele dan Rivelino, juga blak-blakan mengatakan generasi sepakbola Brasil saat ini tidak sebaik generasi sebelumnya. Kritik semakin kencang berhembus setelah pelatih Rogerio Micale tidak memanggil beberapa talenta Brasil yang dianggap seharusnya masuk dalam skuat yang akan berlaga di Olimpiade.

Gabriel Jesus, salah satu anak muda yang diandalkan Brazil merebut emas sepak bola Olimpiade/Daily Mail
Gabriel Jesus, salah satu anak muda yang diandalkan Brazil merebut emas sepak bola Olimpiade/Daily Mail
Rekor Buruk Tuan Rumah Olimpiade di Sepak Bola

Dan satu lagi, berbicara soal cabang sepakbola di Olimpiade, ada tren yang tidak berpihak pada tuan rumah. Bahwa, dari 26 kali gelaran olimpiade sepak bola, terhitung hanya tiga tuan rumah saja yang berhasil meraih medali emas cabang sepakbola. Tiga negara tersebut adalah Britania Raya, Belgia, dan Spanyol.

Britania Raya melakukannya ketika Olimpiade London pada 1908. Britania Raya  mengalahkan Denmark di partai final dengan skor 2-0. Kala itu, Britania Raya juga mengukir rekor kemenangan terbesar kala menang 12-1 atas Swedia di babak perempat final. Tetapi, skor terbesar adalah ketika finalis lain, Denmark, menang besar atas Prancis dengan skor 17-1.

Lalu, 12 tahun kemudian, di Olimpiade 1920, giliran Belgia yang meraih medali emas cabang sepak bola. Belgia mempersembahkan medali emas kepada pendukungnya setelah Cekoslovakia memutuskan untuk walk-out karena menganggap kepemimpinan wasit merugikan, terutama setelah Belgia mencetak gol dari titik penalti pada menit keenam. Karena walk out, Cekoslovakia lantas dikeluarkan dari turnamen dan medali perak diberikan kepada Spanyol yang memenangi laga perebutan tempat ketiga.

Setelah itu, butuh waktu 72 tahun untuk bisa kembali melihat tuan rumah memenangi sepak bola Olimpiade. Yakni, pada Olimpiade 1992 Barcelona. Spanyol yang diperkuat Josep Guardiola, Luis Enrique Martinez dan Kiko Narvaez, mengalahkan Polandia 3-2 di final. Olimpiade Barcelona 1992 juga awal diberlakukannya regulasi setiap negara harus berkompetisi dengan para pemain di bawah usia 23 tahun.

Setelah sukses Spanyol tersebut, tidak ada lagi negara tuan rumah Olimpiade yang mampu juara sepak bola. Tidak Amerika Serikat di Olimpiade 1996, tidak pula Britania Raya di Olimpiade 2012. Bagaimana Brazil di 2016? Apakah mereka akan mengikuti jejak Britania Raya, Belgia, dan Spanyol meraih medali emas di rumah sendiri? Atau justru berakhir menyedihkan seperti Piala Dunia 2014 lalu? Menarik untuk menunggu jawabannya. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun