Apakah Anda pernah mendengar nama Edgardo Bauza? Rasanya hanya sedikit saja yang pernah mendengar nama ini. Bahkan, jumlah sedikit itu akan semakin sedikit bila pertanyaannya diubah menjadi “apakah Anda tahu prestasi Edgardo Bauza?"
Dalam hal popularitas, nama Edgardo Bauza jelas kalah ngetop dibandingkan dengan Diego Simeone, Jorge Sampaoli, ataupun Mauricio Pocchettino. Namun, dalam hal prestasi sebagai pelatih, pria Argentina kelahiran 26 Januari 1958 yang berstatus pelatih klub top Brazil, Sao Paulo ini tidak kalah dengan ketiga nama tersebut.
Siapa Bauza?
Sebagai pemain, Bauza yang dulunya berposisi sebagai bek, cukup terkenal. Utamanya di klub masa mudanya, Rosario Central. Delapan tahun di sana (1977-1982) dan (1986-1989), dia meraih gelar juara liga dua kali (1980 dan 1986). Bauza bahkan menjadi bek paling produktif dalam sejarah sepak bola Argentina dengan mencetak 80 gol dari 310 penampilan di Rosario Central. Namun, kariernya di Timnas Argentina sama sekali tidak istimewa. Dia hanya mencatat caps tiga kali.
Tetapi, membaca jejak rekamnya sebagai pelatih, jelas terbaca bahwa pria yang wajahnya sangat khas Latino ini merupakan pelatih spesial. Mengawali karier sebagai pelatih Rosario Central pada 1998, Bauza sudah meraih trofi enam kali. Bahkan, dua diantaranya adalah trofi paling bergengsi di level klub Amerika Latin: Copa Libertadores (Liga Champions nya klub Amerika Latin). Dia meraihnya bersama klub Ekuador, LDU Quito pada 2008 dan klub “tak terkenal” Argentina, San Lorenzo pada 2014. Dan hebatnya, itu merupakan gelar pertama bagi kedua klub itu. Artinya, Bauza mampu mendobrak kemapanan tim-tim Amerika Latin seperti Independente, Boca Juniors, Nacional, atau Santos.
Pada akhirnya, pertimbangan prestasi itulah yang membuat pria berusia 58 tahun ini terpilih sebagai pelatih Timnas Argentina. Bukan Simeone, Pocchettino atau Sampaoli yang sebelumnya juga didekati tetapi tidak bersedia.
Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) menunjuk Bauza untuk menggantikan Gerrardo Martino, Selasa (2/8). Penunjukan itu hanya berjarak satu bulan jelang Argentina tampil di laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Latin, September mendatang.
“Sao Paulo mengumumkan bahwa Edgardo Bauza menerima tawaran dari Federasi Sepak Bola Argentina untuk melatih tim nasional. Dia meninggalkan klub setelah delapan bulan bekerja di sini,” begitu bunyi pernyataan klub Sao Paulo.
Merujuk pada kondisi kekinian di Timnas Argentina, Bauza rasanya tidak hanya akan menjadi pelatih yang tugasnya menyiapkan pemain pilihan, meracik strategi hingga mengamati calon lawan. Dia juga harus merangkap peran sebagai motivator handal dan bahkan juga seorang negosiator ulung.
Kita tahu, Timnas Argentina kini dalam kondisi “sakit”. Lebih tepatnya “sakit mental” karena kecewa akut yang berulang-ulang. Karenanya, pria yang semasa bermain dijuluki “Big Foot” ini harus mampu menjadi motivator ulung untuk membangkitkan semangat pemain-pemain Albiceleste yang terlanjur galau tingkat tinggi paska tiga kegagalan beruntun di final Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan 2016.
Namun, sebelum itu, ada tugas Bauza yang hasilnya sejatinya paling ditunggu oleh publik Argentina. Yakni, kemampuan pria yang wajahnya khas orang Amerika Latin ini dalam melobi pemain terbaik Argentina, Lionel Messi agar mau kembali berkostum Argentina.
Nah, tugas “merayu” Messi agar mau kembali bermain untuk Argentina di laga kualifikasi Piala Dunia 2018 itu menjadi kewenangannya Bauza. Andai bisa membujuk Messi, Bauza sudah akan mendapatkan citra bagus di mata publik Argentina. Tinggal meloloskan Argentina ke Piala Dunia 2018. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H