Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ibrahimovic-Mourinho: Kisah Mantan yang Kembali 'Jadian'

27 Juli 2016   10:47 Diperbarui: 27 Juli 2016   19:59 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akan jadi Pilihan Utama Mourinho di Man United/Daily Mail

Istilah sang mantan tidak hanya ada dalam urusan asmara di kehidupan nyata. Di sepak bola, sang mantan juga banyak bertebaran dalam berbagai bentuk. Ada yang berbentuk mantan klub, mantan pelatih, mantan pemain, mantan idola, juga mantan klub pujaan. Cieee... 

Dan, bicara sang mantan, kadang berujung menyenangkan. Kadang juga bikin galau. Namun, tidak ada kisah yang lebih melakonlis selain cerita dua orang yang punya hubungan manis di masa lalu kemudian terpisah lama lantas 'kembali jadian' di era sekarang. Kisah itu yang kini dialami Zlatan Ibrahimovic dengan Jose Mourinho di Manchester United.

Ibra dan Mou pernah menjalin kebersamaan selama satu musim di Inter Milan (periode 2008-2009). Keduanya meraih trofi Serie A Italia dan Super Coppa Italia. Dan, khusus bagi Ibra, meski cuma satu musim, kebersamaannya dengan Mourinho adalah salah satu musim paling hebat dalam kariernya.

Di musim 2008/09 itu, Ibra selalu jadi pilihan utama Mou meski ada nama Julio Cruz dan Mario Balotelli. Dia bermain 46 kali dengan 45 kali jadi starter di semua kompetisi. Ibra mencetak 25 gol di Serie A dan menjadi top skor. Itu adalah jumlah gol terbanyak Ibra dalam semusim jika dihitung mulai berkarier di Malmo. Ajax dan Juventus, juga dua musim sebelumnya di Inter. Dia juga terpilih sebagai Pemain Terbaik Serie A dan Pemain Asing Terbaik Serie A. Lantas, dia pindah ke Barcelona.

Ketika bersama di Inter Milan 2008/09/Daily Mail
Ketika bersama di Inter Milan 2008/09/Daily Mail
Kenangan manis itu yang membuat Ibra sangat respek pada sosok Mourinho. Dia kerap memuji Mourinho setinggi langit. Dia memuji Mourinho sebagai pelatih terbaik. Dia menganggap Mou adalah pelatih yang bisa mengeluarkan potensi terbaik pemain, seperti kucing menjadi singa, sehingga sang pemain bahkan rela mati untuknya. Dia juga menyebut Mou sosok pelatih yang sangat cermat, teliti dan tahu segala hal.

Dalam buku biografi “I am Zlatan” yang ditulis David Lagercrantz, termuat banyak kutipan Ibra perihal kekagumannya pada Mourinho. Di antaranya:

“Saya tidak pernah bertemu pelatih dengan pengetahuan yang sebegitu luas tentang calon lawan. Dia berdiri dengan gagah di pinggir lapangan, mengikuti pertandingan. Seperti jenderal di medan perang.”

“Mudah sekali menyukai orang seperti dia. Kami klik. Kami mengerti satu sama lain.”

“Orang ini pekerja keras. Dia bekerja dua kali lebih keras dari lainnya. Dia memberikan segalanya untuk tim. Karenanya, saya pun ingin memberikan segalanya untuk dia. Demi dia, saya bahkan rela mati.”

Bahkan, ketika Ibra memutuskan pindah ke Barcelona jelang musim 2009/10, dia sempat berujar, “Sebera pun saya bahagia bisa ke Barca, saya merasa sedih meninggalkan Mourinho. Orang ini spesial.”

Ibra mengidolakan Mourinho, punya hubungan buruk dengan Guardiola/Daily Mail
Ibra mengidolakan Mourinho, punya hubungan buruk dengan Guardiola/Daily Mail
Percakapan keduanya sebelum Ibra pindah ke Barcelona, juga ikut dikutip dalam buku tersebut. Begini percakapannya:

Zlatan: “Thanks. You’ve taught me a lot.”

Mourinho: “You’re going to Barca to win the Champions, huh?”

Zlatan: “Yeah, maybe.”

Mourinho: “But we’re the ones who’re gonna bring it home – don’t forget. It’s gonna be us!”

Dan, kita tahu, ucapan Mourinho itu memang benar adanya. Inter memenangi Liga Champions 2010 lewat kemenangan 2-0 atas Bayern Muncen di final. Sebelumnya, Inter mengalahkan Barcelona di semifinal via agregat 3-2.

Serangkaian kenangan manis dengan Mourinho itu pula yang membuat Ibra tidak mau melewatkan kesempatan reuni dengan pelatih 'mantan terindah nya' itu. Begitu tahu Mourinho melatih Manchester United, dia langsung berkata 'yes' ketika Mourinho mengajaknya bergabung.

Mourinho kini melatih Man United/Daily Mail
Mourinho kini melatih Man United/Daily Mail
Maka, Ibra pun reuni dengan Mou setelah berpisah enam tahun. Ibra akhirnya bermain di Premier League setelah berkelana dari Liga Swedia, Liga Belanda, Liga Italia, Liga Spanyol dan Liga Prancis.

Dan menariknya, Ibra dan Mourinho nantinya akan berhadapan dengan Pep Guardiola yang kini melatih Manchester City. Bukan rahasia bila antara Ibra dan Guardiola pernah terjadi ‘cinta yang kandas di tengah jalan’. Ketika Ibra berlabuh di Barcelona di musim 2009/10 yang dilatih Guardiola, ada ‘dusta’ di antara keduanya. Dusta yang membuat Pep dan Ibra tak pernah dekat. Ibra yang tak terima dirinya dianaktirikan oleh Guardiola yang lebih menyayangi Lionel Messi, lantas membenci Pep dan menyebutnya terobsesi dengan Mourinho.

Tak akur dengan Guardiola/Daily Mail
Tak akur dengan Guardiola/Daily Mail
Ada ungkapan Ibra yang ditulisnya di Daily Mail pada 5 September 2013 lalu. Ungkapan itu memuji Mourinho dan mengejek Guardiola. Bunyinya begini:

Jose Mourinho is a big star. He’d been my manager at Inter. He’s nice. That guy says whatever he wants. I like him. He’s the leader of his army. But he cares, too. He would text me all the time at Inter, wondering how I was doing. He’s the exact opposite of Pep Guardiola. If Mourinho lights up a room, Guardiola draws the curtains. I guessed that Guardiola was trying to match up to him."

Well, menjadi pertanyaan, apakah kembali jadiannya Ibra-Mou di Manchester United akan kembali memunculkan cerita manis seperti ketika keduanya bersama di Inter Milan pada 2008 silam. Bisa ya, bisa tidak. Sebab, Ibra kini sudah tidak muda lagi. Dia sudah berusia 34 tahun. Ketika di Inter, usia nya masih 27 tahun yang disebut sebagai awal periode emas seorang penyerang.

Tapi, terlepas usianya mulai memasuki senja, Ibrahimovic yang akan mengenakan kostum nomor 9 di Manchester United, rasanya akan tetap menjadi pilihan utama bagi Mourinho. Karena memang, selain kedekatannya dengan Ibra, Mou adalah pelatih pengidola striker yang punya keunggulan fisik dan berani bertarung seperti dulu ia memiliki Didier Drogba atau Diego Costa di Chelsea.

Akan jadi Pilihan Utama Mourinho di Man United/Daily Mail
Akan jadi Pilihan Utama Mourinho di Man United/Daily Mail
Jika begitu, mari menunggu bagaimana kisah kembali jadiannya sang mantan di Old Trafford itu. Fans Manchester United tentunya berharap, akan kembali tercipta kisah romantis antara Ibra dan Mou. Kisah romantis yang berujung gelar untuk Tim Setan Merah. Bahkan, gelar perdana sudah menanti 7 Agustus nanti. Ketika Manchester United sebagai juara Piala FA musim lalu, akan bersua juara Liga Inggris, Leicester City pada laga Community Shield yang menjadi penanda sepekan jelang dimulainya Liga Inggris 2016/17.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun