Zlatan: “Thanks. You’ve taught me a lot.”
Mourinho: “You’re going to Barca to win the Champions, huh?”
Zlatan: “Yeah, maybe.”
Mourinho: “But we’re the ones who’re gonna bring it home – don’t forget. It’s gonna be us!”
Dan, kita tahu, ucapan Mourinho itu memang benar adanya. Inter memenangi Liga Champions 2010 lewat kemenangan 2-0 atas Bayern Muncen di final. Sebelumnya, Inter mengalahkan Barcelona di semifinal via agregat 3-2.
Serangkaian kenangan manis dengan Mourinho itu pula yang membuat Ibra tidak mau melewatkan kesempatan reuni dengan pelatih 'mantan terindah nya' itu. Begitu tahu Mourinho melatih Manchester United, dia langsung berkata 'yes' ketika Mourinho mengajaknya bergabung.
Dan menariknya, Ibra dan Mourinho nantinya akan berhadapan dengan Pep Guardiola yang kini melatih Manchester City. Bukan rahasia bila antara Ibra dan Guardiola pernah terjadi ‘cinta yang kandas di tengah jalan’. Ketika Ibra berlabuh di Barcelona di musim 2009/10 yang dilatih Guardiola, ada ‘dusta’ di antara keduanya. Dusta yang membuat Pep dan Ibra tak pernah dekat. Ibra yang tak terima dirinya dianaktirikan oleh Guardiola yang lebih menyayangi Lionel Messi, lantas membenci Pep dan menyebutnya terobsesi dengan Mourinho.
“Jose Mourinho is a big star. He’d been my manager at Inter. He’s nice. That guy says whatever he wants. I like him. He’s the leader of his army. But he cares, too. He would text me all the time at Inter, wondering how I was doing. He’s the exact opposite of Pep Guardiola. If Mourinho lights up a room, Guardiola draws the curtains. I guessed that Guardiola was trying to match up to him."
Well, menjadi pertanyaan, apakah kembali jadiannya Ibra-Mou di Manchester United akan kembali memunculkan cerita manis seperti ketika keduanya bersama di Inter Milan pada 2008 silam. Bisa ya, bisa tidak. Sebab, Ibra kini sudah tidak muda lagi. Dia sudah berusia 34 tahun. Ketika di Inter, usia nya masih 27 tahun yang disebut sebagai awal periode emas seorang penyerang.