Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Portugal Juara Bukan Karena Beruntung atau Mitos, tapi....

11 Juli 2016   14:06 Diperbarui: 11 Juli 2016   14:18 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Portugal jadi juara baru Eropa usai kegagalan di final 12 tahun lalu/uefa.com

Tidak sulit mengatakan bahwa ada peran keberuntungan dalam kisah sukses Portugal memenangi Piala Eropa 2016. Nyatanya, bantuan keberuntungan itu memang terlihat kasat mata dari mulai fase grup hingga kemenangan 1-0 atas tuan rumah Prancis di laga final via gol di masa perpanjangan waktu, dini hari tadi.

Juga mudah menyimpulkan bahwa sukses Portugal di Piala Eropa 2016 merupakan kelanjutan dari “skenario 12 tahun” di Piala Eropa yang terjadi sejak tahun 1992 silam dan kini seolah menjadi mitos di Piala Eropa. Namun, lebih dari itu, Portugal juara bukan hanya karena keberuntungan dan juga mitos itu.

Portugal beruntung? Dari pengundian fase grup tahun lalu pun, Portugal sudah dibilang beruntung ketika “cuma” tergabung dengan Hungaria, Islandia dan Austria. Dan, ketika turnamen dimulai, keberuntungan dalam bentuk lain kembali memayungi Cristiano Ronaldo dkk.

Siapa sangka, kegagalan memenangi tiga laga fase grup dan lolos ke 16 besar hanya sebagai satu dari empat tim peringkat tiga terbaik, justru membuat Portugal mendapat langkah lapang dalam menapaki final. Bayangkan bila Portugal jadi runner up, mereka bakal ada di zona maut dengan “seperjalanan” dengan Inggris dan tim-tim favorit juara lainnya. Keberuntungan Portugal juga berlanjut di babak knock out ketika mereka menang meski kalah dalam dominasi permainan seperti ketika bersua Kroasia.  

Skenario 12 tahun? Ya, bila kita mengamati gelaran Piala Eropa sejak era 90 an, ada siklus 12 tahun di mana muncul tim juara baru. Itu dimulai ketika Denmark ‘meledak’ di Swedia pada Piala Eropa 1992 dengan menjadi juara usai mengalahkan tim favorit, Jerman, 2-0.

Lalu, 12 tahun kemudian, tahun 2004 di Portugal, giliran Yunani yang menjadi lakon. Datang tidak sebagai unggulan, Yunani tampil sebagai juara untuk kali pertama. Dan, 12 tahun kemudian, di Prancis, kita tahu bagaimana akhir ceritanya. Portugal jadi juara untuk kali pertama.

Ya, siklus 12 tahun. Bukan delapan tahun seperti yang pernah saya baca di sebuah tulisan (karena Prancis di EURO 2000 dan Spanyol di 2008 bukanlah juara baru, mereka sebelumnya pernah juara: Prancis di edisi 1984 dan Spanyol edisi 1964).

Portugal jadi juara baru Eropa usai kegagalan di final 12 tahun lalu/uefa.com
Portugal jadi juara baru Eropa usai kegagalan di final 12 tahun lalu/uefa.com
Malahan, siklus 12 tahun kali ini bak seperti ‘keadilan’ bagi Portugal yang menjadi pesakitan pada siklus 12 tahun sebelumnya. Kita tahu, 2004 lalu, Portugal yang berstatus tuan rumah, diunggulkan juara ketika “hanya” berjumpa Yunani di final. Kala itu, Portugal juga bermain lebih dominan dibanding Yunani yang sepanjang turnamen bak dinaungi keberuntungan lewat “gol-gol kebetulan”. Portugal mencatat 58 persen ball possession dan 17 shoot on goal berbanding empat shoots milik Yunani. Yang terjadi, Yunan juara usai mengalahkan Portugal 1-0 via gol Angelos Charisteas.

Bukankah Yunani 12 tahun lalu itu merupakan gambaran dari wajah Portugal tahun ini. Yakni, tim yang tidak selalu bermain istimewa tetapi menang yang oleh orang Inggris disebut dengan ugly win. Toh, mereka akhirnya juara.  

Namun, kita juga tidak boleh menutup mata bahwa sukses Portugal menjuarai Piala Eropa 2016 bukan cuma karena beruntung ataupun mitos. Dalam hal ini, saya meyakini bahwa dalam sepak bola, sukses itu bukan hanya untuk mereka yang bisa memainkan bola dengan indah. Tetapi, cerita sukses di sepak bola juga diperuntukkan bagi mereka, para pekerja keras lagi cerdas.

Portugal Bermain Efektif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun