Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Masihkah Keberuntungan Memayungi Brazil di Copa America 2016?

6 Juni 2016   10:37 Diperbarui: 6 Juni 2016   18:45 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, masalah utama Brazil sejatinya adalah kebugaran pemain-pemain kuncinya. Tenaga mereka telah terkuras setelah melakoni jadwal padat di klub nya masing-masing. Coutinho dan Willian telah melahap lebih dari 50 pertandingan di Inggris. Begitu juga Dani Alves. Sementara Casemiro dan Felipe Luiz bahkan bermain di final Liga Champions yang hanya berjarak sepekan sebelum laga melawan Ekuador. Dan, apes bagi Dunga, pemain-pemain 'yang tidak terkenal' seperti gelandang Renato Augusto yang main di Liga Tiongkok serta Elias yang main di Liga Brazil dan kondisi fisiknya lebih bugar, ternyata belum mampu memberikan pengaruh besar bagi tim.

PR Rumit untuk Dunga
Selain itu, Dunga juga punya pekerjaan rumah (PR) rumit. PR berjudul 'mengembalikan mental tanding yang telah terdegradasi'. Ya, Dunga harus mengembalikan ke-pede-an anak asuhnya anak asuhnya setelah salah satu peristiwa paling buruk yang mereka alami di sepak bola. Peristiwa berupa kekalahan 1-7 dari Jerman di semifinal Piala Dunia 2014. Betapa tidak paling buruk, laga itu digelar di depan pendukung mereka sendiri. Dan kekalahan tujuh gol itu bak tamparan hebat yang membuat kepercayaan diri pemain-pemain Brazil berada di titik terendah. 

Dunga yang ditunjuk menggantikan posisi pelatih Luiz Felipe Scholari seusai Piala Dunia 2014, bak mewarisi PR rumit yang butuh waktu untuk menyelesaikannya. Andai Brazil mampu juara di Copa America 2016, maka PR itu sudah terjawab. Pemain-pemain Brazil telah kembali menemukan kepercayaan dirinya sebagai pesepak bola yang terlahir di negeri surga sepak bola. 

Coutinho dan kawan-kawan harus bangkit saat melawan haitu di laga kedua/Daily Mail
Coutinho dan kawan-kawan harus bangkit saat melawan haitu di laga kedua/Daily Mail
Namun, jalan menuju juara itu harus dilalui setapak demi setapak oleh Coutinho dan kawan-kawan. Di pertandingan kedua, Brazil akan menghadapi Haiti pada Rabu (8/6) malam waktu setempat atau Kamis (9/6) waktu Indonesia. Di laga pertama, Haiti kalah 0-1 dari Peru. Jika ingin lolos ke perempat final (delapan besar), inilah peluang emas Brazil untuk menang dan meraih tiga poin. Apalagi bila Brazil mampu menang dengan skor besar, itu akan menjadi kampanye hebat untuk menaikkan pamor tim Samba sebagai favorit juara.

Namun, bila kembali gagal menang, Brazil akan berada dalam posisi bahaya. Brazil bisa pulang cepat (tersingkir di fase grup). Sebab, di laga terakhir, Brazil akan menghadapi Peru yang sudah akan lolos andai menang melawan Ekuador di laga kedua. 

Dan, andai saja Brazil pulang cepat dari Copa America 2016, bukanlah karena keberuntungan yang kali ini tidak memihak Brazil. Tetapi Brazil sendiri yang tidak membuka pintu untuk didatangi keberuntungan seiring penampilannya yang biasa-biasa saja. Salam Copa America 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun