Suwono dan Supriyanto juga figur-figur inspiratif di buku ini, telah mengajari kita tentang semangat besar untuk berubah jadi lebih baik. Dengan kemauan kuat untuk keluar dari zona nyaman yang melenakan dan juga lepas dari situasi sulit yang menghimpit, mereka mau meng-up grade potensi dalam dirinya. Mereka juga telah berhasil “lulus ujian” menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada. Pada akhirnya, mereka bisa menikmati hidup yang lebih berarti.
Perjalanan hidup “orang-orang biasa” di buku ini sungguh luar biasa. Mereka tidak sekadar memberdayakan diri sendiri lewat usaha dan karya yang bisa membuat mereka sejahtera. Lebih dari itu, mereka juga berhasil menularkan semangatnya kepada orang lain untuk juga menjadi berdaya. Dengan memiliki usaha yang berkembang, mereka telah menyediakan lapangan kerja yang bisa dirasakan oleh banyak orang.
Bayangkan bila dalam satu kecamatan di negeri ini, minimal ada 10 orang seperti sosok inspiratif di buku ini. Rasanya tidak akan ada lagi pengangguran di negeri ini. Sebab, mereka tahu caranya untuk menjadi berdaya. Akan ada banyak anak muda yang tidak punya pekerjaan atau mereka yang kerja serabutan tidak tentu, lantas punya pekerjaan tetap untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Akan ada banyak ibu-ibu yang sebelumnya hanya bisa menunggu ‘duit rumah tangga’ dari suami nya, lalu menjadi lebih berdaya. Mereka bisa menjadi “mesin kedua” penggerak ekonomi keluarga.
Orang-orang inspiratif di buku ini telah berhasil mengubah hidup mereka menjadi lebih berarti. Mereka juga telah menjadi bagian penting dalam upaya mendayakan Indonesia dengan menjadi katalisator bagi berdayanya orang lain. Merekalah perwujudan nyata dari filosofi bahwa sebaik-baik orang adalah yang paling berguna bagi sesamanya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H