Bagaimana Manchester City?
Pelatih City, Manuel Pellegrini menyebut timnya tidak akan sekadar puas tampil di semifinal. Dia menyebut City tidak akan bermain bertahan. Tetapi, City akan bermain menyerang untuk lolos ke final.
“Setiap pemain ingin main di final. Kalian akan melihat tim City yang bermain untuk menang. Kami butuh hati yang keras dan kepala dingin untuk menghadapi pertandingan seperti ini,” ujar Pellegrini.
City akan tanpa Yaya Toure yang cedera. City juga terbentu handicap bahwa striker utama mereka, Sergio Aguero ketika lima musim berkostum Atletico Madrid, tak pernah bisa menang atas Real Madrid. Namun, senjata City sejatinya bukan cuma Aguero. Tetapi anak muda bernama Kevin de Bruyne. Dia lah yang menjadi pengantar lolosnya City ke semifinal.
Bisakah City membuat hasil mengejutkan seperti ketika Wolfsburg mengalahkan Madrid 2-0 di perempat final leg pertama ? Semuanya serba mungkin. Karena pengalaman memang bukan jaminan untuk menang. Seperti kata Pellegrini, City hanya perlu bermain dengan ‘kepala dingin’.
Rekor home City kala melawan tim Spanyol adalah menang 3 kali, imbang 2 kali dan kalah 2 kali. Nah, dua kali kekalahan itu diderita City ketika melawan Barcelona. Oleh pundit football Inggris, City kalah karena terlalu “polos”. Pemain-pemain City bermain dengan perasaan takut dipermalukan. Sikap itu yang perlu dienyahkan City ketika melawan Madrid.
“Sangat penting untuk menikmati semifinal karena pencapaian seperti ini tidak terjadi setiap tahun,” kata Pellegrini.
Dua tim pernah bertemu di fase grup musim 2012/13. Kala itu, Real Madrid menang 3-2 di Santiago Bernabeu dan bermain 1-1 di Manchester. Bagaimana kali ini ? Tim yang paling bisa menikmati pertandingan-lah yang akan menang. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H