“Saya tidak pernah melihat Liverpool bermain seperti ini. Mereka bermain dengan percaya diri, berenergi dan efektif. Juergen (Klopp) telah berhasil mentransformasi permainan klub ini menjadi lebih menyenangkan untuk dilihat”.
[caption caption="Roberto Firmino jadi bintang kemenangan Liverpool/Daily Mail"][/caption]
Saya mengandaikan begitu pernyataan Sir Alex Ferguson usai mantan tim asuhannya, Manchester United takluk 0-2 dari Liverpool di Anfield pada leg pertama babak 16 besar Liga Europa, Jumat (11/3) dini hari tadi.
Sir Alex memang ikut duduk manis di tribun Anfield demi menyaksikan laga “derby Inggis” ini. Manajer paling sukses dalam sejarah Manchester United ini hadir bersama petinggi klub Mu, David Gill. Kamera beberapa kali menyoroti wajah pria pemberi dua trofi Liga Champions untuk United ini ketika mantan timnya itu terus digempur pemain-pemain Liverpool. Hadir pula, (mantan) pemain pujaan Liverpudilan yang juga eks manajer Liverpool, Kenny “King” Dalglish.
[caption caption="Sir Alex Ferguson hadir di Anfield/Daily Mail"]
Hampir semua media di Inggris mengeskpos dominasi Liverpool atas musuh bebuyutannya itu. Situs berita Inggris, BBC menulis judul “Dominant Liverpool too good for Man United”. Judul itu seakan mengesankan dua asumsi: Liverpool bermain terlalu bagus atau United yang tampil buruk.
Data statistik versi BBC menampilkan, Liverpool unggul penguasan bola sebesar 56 persen berbanding 44 persen milik United. Untuk tembakan ke gawang, Liverpool unggul mutlak. Jordan Henderson dkk melakukan 13 kali shots dengan 8 diantaranya tepat mengarah ke gawang,berbanding 5 shots United yang hanya satu mengarah ke gawang. Corner Liverpool tujuh kali, United nol. (Sumber disini).
Sementara versi Soccerway, Liverpool unggul penguasan bola sebesar 57 persen berbanding 43 persen milik United. Untuk tembakan ke gawang, Liverpool unggul dengan 8 shots dan tujuh diantaranya tepat mengarah ke gawang berbanding 4 shots United yang hanya satu mengarah ke gawang.
[caption caption="Data statistik Daily Mail"]
Untuk rapor pemain, rata-rata pemain Liverpool mendapat nilai 7 hingga 8,5 yakni Firmino. Pemain United? Mayoritas dapat nilai 5. Kecuali satu nama: David de Gea. Kiper asal Spanyol ini mendapat nilai 8. Ya, De Gea-lah alasan utama kenapa United hanya kalah dua gol. Andai tidak De Gea yang jadi Kiper, United bisa kalah dengan lebih banyak gol. Kiper yang diincar Real Madrid ini tercatat menggagalkan sedikitnya tiga peluang emas Liverpool.
Ya, United memang tak mampu berbuat banyak di Anfield pagi tadi. Nasib United tidak beda jauh seperti tetangganya, Manchester City, yang dihajar Liverpool 3-0 di Anfield pada laga Liga Inggris 3 Maret lalu. Permainan gegenpressing ala Juergen Klopp, membuat Liverpool terlihat tampil berenergi dan liar. Ketika kehilangan bola, pemain-pemain Liverpool langsung mengunci pemain United yang terlihat kebingungan. Dan ketika menguasai bola, pergerakan Adam Llalana, Roberto Firmino, Philippe Coutinho hingga Nathaniel Clyne begitu tenang dalam melakukan passing dan pergerakan tanpa bola.
Bila pada 17 Januari lalu, ketika menjamu United di Liga Inggris, Liverpool menguasai permainan tetapi kalah 0-1 lewat gol Wayne Rooney. Kali ini, Liverpool mendapat hadiah pantas dari permainan ciamik mereka. Liverpool yang selama bertahun-tahun identik dengan permainan kick and rush ala tim-tim tradisional Inggris, kini menjelma menjadi tim dengan permainan yang enak dilihat.
Dan tranformasi permainan plus kemenangan meyakinkan atas United itu tidak lepas dari pria bernama Juergen Klopp. Klopp membuktikan dirinya tidak sekadar omong besar ketika sebelum undian 16 besar menyebut harapannya agar Liverpool bertemu United. Klopp tahu cara menaklukkan United. Dan memang, terlihat secara kasat mata, sejak era Klopp, permainan Liverpool jauh berubah. Meskipun, tidak setiap pekan Liverpool tampil brilian.
[caption caption="Ekspresi Klopp usai Liverpool bikin gol/BBC Sports"]
Klopp juga termasuk “media darling” di Inggris. Komentarnya ketika jumpa pers sangat dinanti wartawan. Terakhir, dia menyebut laga ini sebagia “mother of football” yang lantas dikutip banyak media. Ekspresinya di pinggir lapangan ketika pertandingan, juga jadi sorotan. Bagaimana luapan kegembiraannya ketika Sturridge mencetak gol pertama dan gol kedua lewat Firmino. Juga ekspresinya ketika peluang Liverpool gagal menjadi gol. Serta, bagaimana kedekatannya dengan pemainnya. Ketika Joe Allen measuk menggantikan Sturridge di menit ke-64, dia melakukan tos tangan lantas memeluk pemain asal Wales itu sebelum masuk ke lapangan. Humanisme ala pelatih ini yang jarang dimiliki pelatih-pelatih top.
Yang jelas, kemenangan Liverpool ini masih koma. Belum titik. Pekan depan, giliran Liverpool away ke markas MU untuk menjalani leg kedua. Namun, kemenangan ini membuat peluang Liverpool lebih besar untuk lolos ke perempat final. Sekali saja Liverpool bisa mencetak gol di Old Trafford pekan depan, United harus membalasnya dengan empat gol. Sebab, semisal menang 3-1, itu tidak cukup bagi United karena agregat akan sama 3-3, tetapi Liverpool unggul gol away. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H