Spanyol telah meloloskan satu tim nya. Jerman tidak mau ketinggalan. Prancis juga telah mengirimkan wakilnya. Portugal pun ikut-ikutan menyertakan wakilnya. Ke mana wakil Italia dan Inggris ?
Begitulah kesimpulan sementara dari hasil setengah perjalanan babak 16 besar Liga Champions musim 2015/16 pada tengah pekan ini. Spanyol, Jerman, Prancis dan Portugal, masing-masing telah menempatkan satu wakilnya. Wakil yang dimaksud adalah tim yang sudah ‘memegang tiket’ tampil di babak perempat final Liga Champions. Dan, pada setengah perjalanan ini, belum ada wakil dari Inggris dan Italia.
Ya, ini kisah sendu. Italia dan Inggris---satunya pernah diakui sebagai pemilik kompetisi terbaik dan satunya mengklaim sebagai pemilik liga terbaik era sekarang---harus bersabar melihat wakilnya memastikan lolos ke fase perempat final setelah satu wakil mereka tumbang di babak 16 besar.
[caption caption="Ekspresi kecewa pemain Chelsea setelah kalah 1-2 dari PSG/Daily Mail"][/caption]
Italia kehilangan AS Roma yang di atas kertas memang melakoni misi nyaris mustahil ketika harus membalik defisit dua gol di markas Real Madrid, Rabu (9/3) pagi kemarin. Sementara wakil Inggris, Chelsea yang berharap membalik defisit 1-2 di leg pertama, malah bernasib tragis setelah kembali kalah dari Paris Saint Germain 1-2 di rumah nya sendiri, Kamis (9/3) dini hari tadi. Tim juara Liga Champions 2012 ini pun out. Dan kabar buruknya, Chelsea kemungkinan besar tidak berpartisipasi di Liga Champions musim depan seiring posisi mereka di LIga Inggris yang jauh dari kata menggembirakan.
Inggris dan Italia tanpa wakil di perempat final. Ini masih koma. Belum titik. Sebab, masih ada empat pertandingan lain nya yang melibatkan satu tim Italia dan dua tim Inggris di laga sisa babak 16 besar yang akan dimainkan tengah pekan depan. Namun, belum jelas apakah tim-tim Italia dan Inggris, bakal bisa memesan satu tiket di perempat final.
Satu-satunya wakil Italia yang tersisa, Juventus, harus melakoni laga hidup mati melawan Bayern Munchen di Allianz Arena pada Kamis (17/3) pekan depan. Juventus, sang finalis Liga Champions musim lalu ini wajib menang atau meraih hasil imbang dengan skor besar (minimal 3-3) bila ingin lolos setelah bermain 2-2 di Turin pada leg pertama. Andai Juve bisa lolos, ‘wajah sepak bola’ Italia masih terselamatkan. Sebaliknya, bila gagal, Italia bakal malu semalu-malunya. Itu menjadi justifikasi bahwa kompetisi Serie A Italia sudah jauh tertinggal dari negara-negara maju Eropa lainnya.
[caption caption="Selebrasi Ronaldo dan terjungkalnya pemain-pemain AS Roma/uefa.com"]
Yang lebih menyakitkan bagi warga Italia bila Juve nanti gagal lolos, tim Italia dikalahkan tim Jerman yang merupakan “perampas hak jatah” mereka ke Liga Champions. Seingat saya, sebelum periode 2010-an lalu, Italia mendapat empat jatah tim lolos ke Liga Champions dan Jerman tiga tim. Tetapi, situasi itu lantas berbalik seiring prestasi tim-tim Italia yang naik turun bak roller coaster di kompetisi Eropa sementara tim-tim Jerman dinilai relatif lebih stabil. Maka, Bundesliga Jerman kini dapat jatah bisa meloloskan empat tim dan Serie A Italia hanya tiga tim.
Dibanding Italia, nasib Inggris kali ini masih lumayan. Arsenal yang bersua juara bertahan, Barcelona, boleh jadi butuh keajaiban untuk membalik defisit 0-2 di markas Barcelona (17/3). Bahkan, beberapa pundit football di Inggris seperti Jamie Carragher, menyebut berharap pada Arsenal bak utopia karena Arsenal hampir pasti tersingkir. Harapan terbesar Inggris ada pada Manchester City. Kemenangan 3-1 di markas Dynamo Kiev pada leg pertama, membuat Manchester Biru selangkah lagi lolos ke perempat final untuk kali pertama.
Prestasi tim-tim Italia dan Inggris kini tertinggal jauh dari tim-tim Spanyol. Musim ini, Spanyol sangat mungkin mengirim tiga wakil nya di perempat final. Real Madrid sudah lolos. Barcelona juga hampir pasti lolos. Dan, Atletico Madrid juga berpeluang lolos karena akan menjamu PSV Eindhoven di leg kedua setelah main 0-0 di leg pertama.