Nara mengaku, butuh waktu agak panjang untuk mengkader petani. Terlebih untuk menjadikan mereka paham aturan dan teknologi. Sebab, petani di Madura sudah terlanjur miskin sejak pikiran dan antipati terhadap hal-hal seperti itu (teknologi).
Namun, ia kini cukup bergembira melihat adanya kemauan petani untuk bergotong royong. Nilai itu yang disebutnya sempat hilang dari petani di Madura. Etos gotong royong sebelumnya hanya ada ketika acara pernikahan atau ada warga yang sakit atau meninggal. Sementara untuk urusan kerja, di desa sama saja dengan di kota yang mengedepankan egoisme. Dengan menumbuhkan gotong-royong diantara sesama petani, getok tular (transfer) pengetahuan pun menjadi lebih mudah.
[caption caption="Tampil di media memberi penjelasan tentang harga pangan/foto pribadi "]
“Kami masih harus berjuang untuk meningkatkan kualitas petani dalam hal itu (teknologi). Jalan masih panjang mas,” ungkap pengagum Bung Karno ini.
Memotivasi Anak-Anak Bangga Jadi Petani
Melalui semangat besar nya untuk mengedukasi dan mengkader petani di Madura menjadi ber pola pikir modern, Nara menjadi contoh nyata bahwa sebaik-baik manusia adalah yang nilai kemanfaatannya paling besar bagi sesama. Nara menjadi gambaran anak muda yang peduli pada pendidikan anak-anak di kawasan pelosok, juga terhadap nasib petani. Tak hanya mendorong anak-anak petani agar bercita-cita luas, dia juga mengedukasi orang tua anak-anak itu untuk bangga dengan profesinya sebagai petani.
Tentang kebanggaan nya menjadi petani itu, Nara sempat menggoda saya untuk segera resign dari tempat kerja saya dan beralih profesi jadi petani. Kata dia “kalau mau kaya, ndang cepetan (segera) jadi petani, mas. Bertani adalah usaha yang menguntungkan dengan perhitungan yang tidak terlalu rumit. Beda dengan usaha lain yang harus detail dalam analisanya”.
Ke depan, suami dari Linda Rakhmawati ini bertekad untuk terus mengedukasi dan mengkader petani-petani. Tidak hanya di Madura tetapi juga di kota-kota lainnya di Indonesia. “Tujuan terakhir ku bukan petani mas, melainkan bangsa. Karena petani sejahtera, negara kuat dan bangsa maju,” kata dia.
[caption caption="Terus Semangat Lakukan Pengkaderan Petani di Madura/foto pribadi"]
“Saya akan terus menjadi relawan kelas inspirasi. Tapi sekarang ngisinya sebagai petani. Bukan jurnalis lagi. Saya ingin memotivasi anak-anak di desa-desa untuk bangga bercita-cita sebagai petani”. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H