Rafael Benitez dipecat Real Madrid. Ah, itu bukan kabar kejutan. Bukankah sebelum pergantian tahun, posisi berusia 55 tahun ini sudah seringkali digoyang? Benitez dituding terlibat friksi dengan sang bintang utama Real, Cristiano Ronaldo. Filosofi melatih dan gaya main Real di era Benitez, juga dianggap tidak sesuai dengan khittah tim juara 10 kali Liga Champions ini.
Maka, ketika Benitez dipecat, Senin (4/1/2016) malam waktu setempat dan digantikan oleh legenda Real, Zinedine Zidane, kabar itu sekadar jawaban dari isu-isu yang berhembus sebelumnya. Namun, pemecatan ini semakin menguatkan citra bahwa Real adalah klub yang tidak punya cinta untuk pelatih.
[caption caption="Zinedine Zidane naik kelas melatih Real Madrid senior/Daily Mail"][/caption]Ya, Benitez yang sepanjang karier kepelatihannya telah melatih 10 klub dan juga pernah dua tahun melatih tim Real Madrid B (1993-1995) kini merasakan, betapa klub ibu kota Spanyol itu tidak punya cukup cinta untuk pelatihnya. Sangat berbeda dengan klub Spanyol yang pernah dilatihnya, Valencia.
Sehari sebelum pemecatan, Benitez memimpin Real melawan Valencia di Estadio Mestalla. Apa yang terjadi, Benitez disambut penuh cinta. Namanya dipuja. Bukan oleh fans Real. Tapi oleh fans Valencia. Spanduk besar bertuliskan “Gracias” (terima kasih) plus poster wajah Benitez, dibentangkan suporter tim kelelawar (El Che)—julukan Valencia. Mereka belum lupa pada jasa pelatih yang semasa jadi pemain berposisi sebagai bek ini. Benitez-lah yang membawa Valencia berjaya pada awal 2000 an dengan dua kali memenangi Liga Spanyol 2002 dan 2004. Juga trofi Piala UEFA 2004. Sepuluh tahun berlalu tetapi Mestalla masih menawarkan cinta untuk Benitez.
[caption caption="Benitez masih dipuja fans Valencia/Daily Mail"]
Selama itu, hanya Vicente Del Bosque dan Jose Moruinho yang lumayan lama bertahan. Berapa lama? Del Bosque yang paling lama dan paling banyak meraih gelar, hanya empat musim. Lalu Mourinho tiga musim. Pelatih lainnya? Ah, bertahan dua musim saja bagus seperti Fabio Capello, Jupp Hyenckess dan Carlo Ancelotti. Mereka adalah pelatih top dan pemberi gelar. Bagaimana dengan nama-nama seperti Jose Antonio Camacho, John Tosack, Carlos Queiroz, Vanderlei Luxemburgo, Juande Ramos hingga Manuel Pellegrini. Mereka rata-rata hanya bertahan semusim.
Kini, posisi pelatih Madrid dipegang oleh Zinedine Zidane yang sebelumnya melatih tim Real Madrid B. Sebelumnya, Zidane menjadi asisten Carlo Ancelotti ketika Real memenangi Liga Champions ke-10 pada 2014 lalu.
Zidane adalah nama kesayangan di sepak bola. Semua cinta melihat bagaimana Zidane memperlakukan bola dengan begitu lembut. Dia memenangi Piala Dunia dan Piala Eropa, juga Liga Champions. Zidane juga pernah didaulat jadi pemain terbaik dunia.
Semasa bermain, legenda sepak bola Prancis ini pernah berjaya bersama Juventus. Kesuksesannya semakin menjadi-jadi ketika bermain untuk Real Madrid. Zidane adalah idola fans Real. Dialah yang mencetak gol penentu Real meraih gelar kesembilan Liga Champions pada 2002 silam ketika mengalahkan Bayer Leverkusen 2-1 di final.
Ya, Zidane dicinta fans Real Madrid. Namun, itu ketika dia berprofesi sebagai pemain. Apakah dia akan tetap dicinta ketika menjadi pelatih? Apakah dia bisa mengambil hati sang presiden klub, Florentino Perez yang dulu pernah menjadikannya pemain termahal dunia ketika ditransfer dari Juventus? Belum tentu. Karena, bila menjadi pemain, bila tim tak meraih trofi, asal dia main bagus, suporter masih bisa memaafkan. Namun, itu tidak berlaku bagi pelatih.
[caption caption="Zidane bersama istri, keempat anaknya dan presiden Real, Florentino Perez/Daily Mail"]