Mohon tunggu...
Muhammad Habib
Muhammad Habib Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang bertualang di dunia penulisan. Konten favorit: puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua April Dua Ribu Dua Puluh Empat

3 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:50 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua April Dua Ribu Dua Puluh Empat

      Oleh: Muhammad Habib

Sahur sahur 

Ayo bangun, sudah jam setengah lima, itulah kata ibuku

Hari ke-dua di bulan April 

29 hari menuju perang tulis bagi teman-temanku 

Tiga bulan lagi aku meninggalkan kota ini, kota kelahiran

Sekarang, aku mengerti apa artinya kota kelahiran dalam hidupku

Setelah aku tahu bagaimana kota berkembang

Ujian Sekolah?

hus-hus sana...

Di lembar soal prakarya ini aku menulis 

Menulis puisi bertema perasaanku 

Ya, tentang suasana hatiku. 

Bisakah kalian merasakan isi hatiku?

80% dari sepuluh kalian tak bisa, 20% lagi sulit

bahkan aku sendiri pun sulit merasakannya, bingung

Haha...

Aku tahu siapa saja yang tahu karya puisi ini dan membacanya 

Lembar soal prakarya,

Pulpenku, pensil,

Stabilo cair yg mengintip di balik kartu peserta, 

Fotoku di kartu peserta,

Lembar jawaban, 

Jam tangan,

Mataku dan aku,

Dan yang terakhir, kamu

Ku harap kamu bisa memberitahuku tentang isi hatiku 

Makna Puisi

Puisi berjudul "Dua April Dua Ribu Dua Puluh Empat" ini memiliki makna mendalam yaitu kebingungan. Penyair memberitahukan bahwa ada 10 objek yang tahu karya puisinya. Namun, dari sepuluh itu tidak ada yang tahu apa yang dirasakan penyair pada saat itu, bahkan dirinya pun sulit dan bingung untuk mendefinisikan isi hatinya. Di akhir puisi, penyair berharap agar kamu tidak ikut kebingungan setelah membaca puisi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun