Mohon tunggu...
Habiib Abdil Barii
Habiib Abdil Barii Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Media Digital Membentuk dan Menyebarkan sebuah Budaya?

25 Juli 2024   00:23 Diperbarui: 25 Juli 2024   00:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang serba cepat ini, media digital telah menjelma menjadi raksasa tak kasat mata yang merambah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Pengaruhnya tak hanya sebatas informasi dan komunikasi, tetapi juga merambah ke ranah budaya. Berbeda dengan media tradisional seperti televisi dan radio yang bersifat statis dan searah, media digital menawarkan platform yang dinamis, interaktif, dan partisipatif. Hal ini membuka gerbang pertukaran budaya yang lebih luas dan cepat, melampaui batas ruang dan waktu.

Dahulu, budaya terikat pada tradisi lisan, warisan turun temurun yang dipelajari dan dilestarikan dalam lingkup keluarga dan komunitas. Kini, media digital menjadi wadah baru bagi penyebaran budaya. Konten kreatif, ide-ide segar, dan nilai-nilai budaya dapat dengan mudah dibagikan dan diakses oleh khalayak luas. 

Perkembangan ini membawa angin segar bagi pelestarian budaya, khususnya budaya lokal yang terancam punah. Media digital memungkinkan para pelaku budaya untuk menjangkau audiens yang lebih luas, memperkenalkan budaya mereka kepada generasi muda, dan bahkan menginspirasi kolaborasi antar budaya.

Namun, di balik manfaatnya yang besar, media digital juga menyimpan potensi bahaya yang harurs diwaspadai dan meningkatkan literasi digital yang mampu memjadi benteng perlindungan utama di era gempuran meluasnya media digital di setiap kalangan.

Media digital selalu mempunyai cara tersendiri untuk bisa menyebarkan dan menciptakan budaya baru yang menjadi konsumsi publik. terlebih lagi masyarakat yang bersifat heterogen, memudahkan akses berjalannya budaya baru dan berkembanganya budaya lama. 

1. Media Digital sebagai Wadah Kreativitas Budaya

Media digital menyediakan platform bagi individu dan komunitas untuk mengekspresikan budaya mereka melalui berbagai bentuk konten, seperti video, musik, gambar, dan tulisan. Platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan Facebook menjadi wadah bagi para kreator untuk menuangkan ide dan ekspresi mereka untuk menyebarkan budaya yang dimilliki. Dengan demikian, terciptanya wadah baru yang lebih luas dapat merangsang ide kreatifitas dalam berkarya dan mengembangkannya dalam bentuk sebuah tontonan budaya yang dapat di nikmatin oleh khalayak. 

2. Tren dan Tantangan Budaya Baru

Konten-konten kreatif di media digital dapat dengan mudah viral dan diadopsi oleh masyarakat luas, sehingga memicu tren dan tantangan budaya baru. Contohnya, tren "Om Telolet Om" yang muncul di Indonesia beberapa tahun lalu, dipicu oleh video viral di media sosial dan kemudian menjadi fenomena budaya yang diikuti banyak orang. 

3. Pelestarian Budaya Lokal

Media digital membuka peluang bagi budaya lokal untuk dikenal dan dilestarikan. Platform seperti YouTube dan Instagram memungkinkan para pelaku budaya lokal untuk membagikan pengetahuan dan tradisi mereka kepada khalayak yang lebih luas. Contohnya, komunitas seni tradisional di Indonesia yang menggunakan media sosial untuk mempromosikan karya mereka dan menjangkau audiens baru. Pengetahuan bertambah akan menciptakan sebuah rasa memiliki yang dapat dijadikan suatu acuan untuk berkembangnya sebuah budaya serta menjaga kelestariannya.

4. Pertukaran Budaya Global

Media digital telah meruntuhkan batas geografis, memungkinkan pertukaran budaya antar negara dengan lebih mudah. Masyarakat dapat mengakses informasi dan konten dari berbagai budaya di seluruh dunia, sehingga meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya. Contohnya, popularitas K-Pop di Indonesia yang menunjukkan bagaimana media digital dapat mempopulerkan budaya suatu negara ke negara lain.

5. Dampak Negatif:

Dalam setiap hal positif yang di berikan selalu ada celah untuk hal negatif datang. Tak terkecuali dalam berkembangnya media digital dalam penyebaran dan menciptakan sebuah budaya. Konten negatif seperti ujaran kebencian dan pornografi dapat dengan mudah tersebar dan memengaruhi pola pikir masyarakat. Selain itu, media digital dapat memicu homogenisasi budaya, di mana budaya lokal terasingkan oleh budaya populer global. Hal ini menjadi sebuah ratapan yang perlu di kaji agar, generasi penerus yang dapat menghargai budaya dunia tanpa melupakan atau dibuat punah dengan sendirinya. 

6. Masa Depan Budaya di Era Digital

Memahami peran ganda media digital dalam membentuk dan menyebarkan budaya menjadi kunci untuk memanfaatkannya secara optimal. Kita perlu terus berinovasi dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa media digital digunakan sebagai alat untuk mempromosikan nilai-nilai budaya yang positif, konstruktif, dan lestari. 

Media digital bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, media digital dapat menjadi alat yang ampuh untuk melestarikan dan menyebarkan budaya. Di sisi lain, media digital juga dapat menjadi sarana penyebaran konten negatif yang dapat merusak nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan literasi budaya dan menggunakan media digital dengan bijak dan bertanggung jawab. Ini menjadi sebuah momentum bahwa mempunyai banyak budaya menjadi sebuah jembatan yang mengantarkan kita pada sebuah peradaban yang maju, serta membantu mempertahankan eksistensi negara di kancah dunia. Mari sama-sama gunakan media digital dengan sebaik-baiknya. jangan malu untuk mengenalkan budaya yang dimiliki, karena itu menjadi sebuah identitas bagi negara yang kaya dalam berbagai lini. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi. 

Sumber : 

Habib Abdil Bari 

Mahasiswa Universitas Siber Asia

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun