DISKUSI TENTANG METAFISIKAÂ
Di era sahabat, pemikiran metafisika juga menjadi bagian penting dalam kajian filsafat. Para sahabat mendiskusikan konsep-konsep seperti keberadaan Tuhan, kehidupan setelah mati, dan takdir. Mereka berpegang teguh pada keyakinan bahwa Tuhan adalah Mahaesa dan Maha Pencipta segala sesuatu di alam semesta. Mereka juga memahami bahwa kehidupan setelah mati merupakan kehidupan yang kekal, di mana manusia akan dipertanggungjawabkan atas perbuatannya di dunia ini. Selain itu, mereka juga mengakui keberadaan takdir, tetapi tetap mempercayai kebebasan manusia untuk bertindak. [5]
IMPLIKASI SOSIAL DAN POLITIKÂ
Kajian filsafat di era sahabat juga memiliki implikasi sosial dan politik yang signifikan. Para sahabat tidak hanya mengembangkan pemikiran filsafat untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk membentuk masyarakat yang adil dan harmonis. Mereka menekankan pentingnya prinsip keadilan, kesetaraan, dan kebebasan dalam hubungan sosial. Sahabat seperti Umar bin Khattab menerapkan prinsip keadilan dalam sistem peradilan, dan menganggap semua orang, termasuk pemimpin, harus bertanggung jawab di hadapan hukum. [6]
KESIMPULAN :
Kajian filsafat di era sahabat merupakan periode yang penting dalam sejarah filsafat Islam. Dalam periode ini, para sahabat melibatkan diri dalam kajian filsafat yang mendalam, memperkuat dasar-dasar ajaran Islam, dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.Â
Mereka mengembangkan perspektif epistemologi yang berpusat pada Al-Quran dan hadis, mempertimbangkan metafisika dalam memahami keberadaan Tuhan dan kehidupan setelah mati, serta menerapkan pemikiran filsafat dalam konteks sosial dan politik. Kajian filsafat di era sahabat memberikan landasan yang kuat bagi pemikiran Islam dan menjadi sumber inspirasi untuk pemikiran filosofis di masa kini.
Sumber :
[1] Al-Shahrastani, Al-Milal wa al-Nihal, vol. 1, hal. 120-121.
[2] Al-Kulayni, Al-Kafi, vol. 2, hal. 43.
[3] Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, kitab 1, bab 1, hadis no. 224.