Mohon tunggu...
Habib YudhaPratama
Habib YudhaPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Seorang mahasiswa ilmu politik yang tertarik pada pemerintahan, lingkungan, kependudukan, dan seni. Berpengalaman dalam melakukan analisis media, direktur kreatif, dan manajemen proyek. Saat ini merintis media kreatif berbasis visual bersama @oordinat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengerikan! Kisah Cinta Segitiga Israel-Palestina dan Gaza

21 Desember 2022   04:28 Diperbarui: 21 Desember 2022   04:34 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal paling ngeri diantara romantisme cinta segitiga adalah kengerian keputusan mengambil cinta. Berebut satu orang antara kamu dan temenmu memang berat, dibutuhkan pengorbanan yang besar. Menemukan orang pengganti memang mudah tapi berat untuk dapat melepas idaman, apalagi pengandai-andai masa depan yang cerah bersama doi.

Identitas cinta segitiga sungguh diibaratkan sebagai konflik Israel-Palestina yang memperebutkan sebidang tanah. Pemaknaan sebidang tanah bagi kedua pihak sebagai bentuk geografis mungkin keliru. Adapun sebidang tanah lebih dari identitas nasional masing-masing negara.

Perdebatan dua negara masih belum menemukan ujung. Banyak sponsor dari eksternal meliputi berbagai negara diantaranya ada PBB dan Organisasi Internasional, juga dari internal yaitu akademisi dan politisi negara masing-masing, menengahi terciptanya solusi diantara kedua pihak. Satu hal yang menjadi proposal perjuangan ini adalah kedamaian dari status quo, konflik yang berujung genjatan senjata hingga kematian masal.

Cinta segitiga mengingat status quo akan selalu mengalami tekanan batin. Jika doi dekat dengan temenmu, kamu pasti akan merasa terancam. Apasih yang membuat doi bisa lebih nyaman bersama temenmu dibanding kamu? Apa karena temenmu bisa memberikan sesuatu yang lebih? Mungkin juga circle pertemanan temenmu berada jauh diatasmu? Sehingga dari bentuk pengaruh lebih besar? Peran kekuatan Israel dalam status quo dengan tergabungnya di circle kekuatan kelas atas dapat mengguncangkan batin kamu, dalam perbandingan temenmu naik mobil, kamu hanya bisa mengajak jalan dengan naik motor.

Cinta segitiga dengan keputusan negara sekuler berakibat keduanya saling menganggap bebas dalam mencintai. Ini akan menjadi batasan dalam kebersamaan, antara kelas bersama dan beraktivitas. Keduanya menganggap netral, cuek cuek gitu. Ini tidak mungkin terjadi, dikarenakan keduanya menaruh hati kedalam satu perempuan yang sama. Kemungkinan terjadi cuma 0,0000001% karena basis konflik keduanya karena keyakinan batin satu sama lain yang berbeda sehingga mempengaruhi historis masing-masing juga.

Hubungan binasional dalam cinta segitiga juga turut menjadi solusi, bisa disebut poligami. Namun, bagaimana kesetaraan hak kedua belah pihak ditetapkan? Manusia tidak mungkin berada pada kesetaraan apalagi perbedaan ini ada pada ideologi, ini keputusan ideologis.

Solusi sponsor PBB atau badan internasional tetap membawa solusi dua negara. Salah satu jadi pacar, satu sahabatan, entah itu kamu atau temenmu yang bakal menjadi satu-satunya, salah satunya saling tidak mendapatkan. Solusi ini mulai ditawarkan pada Konferensi Madrid, Perjanjian Oslo, dan berbagai konferensi lainnya.

Solusi tiga negara pun sempat menjadi alternatif. Upaya ini membawa Israel, Palestina, dan Gaza terpisah, tidak saling mencintai satu sama lain demi tidak terlibat perpisahan satu sama lain, status hanya sebatas teman biasa. Dampak keputusan ini, doi atau Gaza akan mudah didapatkan oleh orang lain.

Sudah banyak rancangan solusi yang diajukan dari eksternal maupun internal tapi selama ini masih berlum berhasil. Hingga kini status quo masih berlaku diantara kedua belah pihak. Kamu dan temenmu masih sama menjalani hidup, mengalami tekanan batin ketika temenmu mendekati doi, pun juga kamu, rasa sakit akan terus ada. Semoga upaya ini membawa kedamaian antar kedua pihak. Untuk kamu yang berada dalam siklus ini, sesegera mungkin mengadakan diplomasi, dibicarakan baik-baik untuk bisa mendapatkan titik temu. Daripada merasakan sakit yang berkepanjangan, kan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun