Mohon tunggu...
Habib Asyrafy
Habib Asyrafy Mohon Tunggu... Tutor - Penulis Naskah

Seorang guru, pembicara, penulis naskah film, narablog dan novelis alumnus MASTERA 2016.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pesan Satanisme dalam Disney Wreck-It Ralph

21 November 2021   00:21 Diperbarui: 21 November 2021   07:33 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecuali ia tak pernah lalai dan lupa, manusia selalu butuh diingatkan. 

Karena tak ada satupun manusia (selain para Nabi terdahulu) yang sempurna dan bebas dari dosa, tidaklah mungkin kita syaratkan seseorang menjadi suci lebih dahulu sebelum mengizinkannya menasehati, mengingatkan dan menyelamatkan kita dari jurang kebinasaan. Sebab itu, besar sekali kebutuhan kita kepada teman-teman yang mau berkomitmen untuk saling mengingatkan. 

Penulis percaya seseorang tak perlu menjadi koki handal untuk menjadi seorang kritikus makanan yang pendapatnya layak dipertimbangkan (oleh mereka yang ingin kualitas masakannya lebih baik).

Tetapi hari ini cukup sering kita temui seseorang yang tidak peduli dan tidak ingin dipedulikan. Ketika ada yang hendak mengingatkan mereka, mereka seolah berkata: "Jangan kau larang-larang aku! Aku tahu perbuatan ini salah di matamu tapi inilah jalan hidupku. Aku lahir dan diciptakan sebagai seorang yang buruk, bukan orang baik sepertimu. Jadi urus saja dirimu sendiri dan biarkanlah aku melakukan apa yang kusuka."

Lebih-lebih, mereka malah berkata bahwa mereka hanya menjalani apa yang telah ditakdirkan. Bukannya berkeyakinan bahwa setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang ia pilih dan apa yang ia perbuat, mereka malah menyalahkan Yang Maha Kuasa atas apa yang Dia tetapkan atas mereka.

Bahkan sebagian diantara orang-orang yang menolak diberi peringatan bangga dengan kekacauan yang mereka lakukan. Menurut mereka, di dunia ini memang harus ada satu atau dua orang yang mengorbankan diri untuk memerankan karakter buruk semacam itu.

Orang-orang ini mengingatkan kita pada tokoh Ralph dalam sebuah film animasi anak berjudul Wreck-It Ralph dan sumpahnya yang terkenal,

"I am bad, and that is good.
I will never be good. And that is not bad.
There's no one I'd rather be than me."

Dimana kutipan itu kira-kira berarti, "Aku ini orang jahat dan itu bagus. Aku tidak akan pernah mencoba menjadi baik dan itu bukanlah suatu keburukan. Aku tidak ingin menjadi siapapun di dunia ini melebihi diriku sendiri." Suatu kutipan yang kedengarannya cukup aneh di awal filmnya tapi ditanamkan dengan baik ke benak setiap yang menonton di sepanjang filmnya, sehingga semua penonton pada akhir film dapat memaklumi ketidakinginan Ralph menjadi orang baik-baik dan akhirnya memahami mengapa keputusan untuk tetap menjadi orang jahat bukanlah hal yang tercela (dalam film tersebut). Pertanyaannya, bagaimana mereka melakukannya?

FILM WRECK-IT RALPH

Sadarkah saudara-saudari bahwa beberapa tahun terakhir layar kaca kita diserbu dengan film-film yang mengangkat penjahat sebagai protagonis? Di dunia perfilman animasi anak, ada Megamind yang mengajak kita untuk percaya bahwa tokoh jahat juga bisa sama heroiknya dengan tokoh baik. Ada Despicable Me yang mengajak kita untuk percaya bahwa setiap orang jahat punya sisi baik. Dan para pembuat film terus berusaha menghadirkan film penjahat lain dan membuatnya lebih berkesan lagi seolah mereka ingin agar tokoh-tokoh jahat ini menggantikan posisi tokoh-tokoh super yang perilakunya lebih dapat dijadikan teladan di hati anak-anak kita.

Wreck-It Ralph bercerita tentang kehidupan berbagai karakter dalam sebuah game station. Pada siang hari, mereka bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan manusia (player) yang memasukkan koin. Pada malam hari, setelah para manusia yang mengunjungi game station pulang, mereka pun pulang ke kehidupannya masing-masing. Senang sekali rasanya melihat bahwa tokoh-tokoh dalam video game Street Fighter ternyata bersahabat setelah jam kerja.

Tokoh utama film ini adalah Ralph, seorang tokoh besar yang jahat dalam sebuah permainan bernama Fix-It Felix. Permainan Fix-It Felix ini mirip gabungan Donkey Kong dengan Rampage. Saat mulai dimainkan, akan muncul seorang jahat bernama Ralph yang merusak suatu gedung apartemen. Kemudian datanglah Felix (yang digerakkan oleh pemain) memperbaiki semua kerusakan yang dibuat Ralph dengan palu ajaibnya.

Film ini mengajak kita melihat lebih dekat karakter Ralph yang dikucilkan masyarakat di gamenya karena kejahatannya. Tidak seorang pun yang suka jika ia naik ke apartemen itu. Ralph tidak ingin tinggal di sana, ia tidak masalah jika harus tidur di tumpukan sampah. Yang ia inginkan hanya diterima masyarakat. 

Sampai di sini, anak yang menonton film ini tanpa bimbingan sangat mungkin untuk mengambil pelajaran:

1. JANGAN TERGESA-GESA MENJAUHI DAN MENGUCILKAN SESEORANG DI DUNIA NYATA

Pelajaran ini tidak disebutkan dengan lisan sehingga masuknya ke dalam hati sulit disadari oleh benteng akal. Kita baru akan menyadari keberadaan pesan ini dalam hati anak-anak kita ketika mereka mulai berteman atau bersimpati dengan orang-orang yang sebenarnya tidak layak ditemani karena mereka berpikir, "Jangan-jangan orang ini sama seperti Ralph, aku tidak boleh mengucilkannya sebelum mengenal keadaan yang sebenarnya."

Saya tidak tahu bagaimana dengan teman-teman di sini tapi orang tua saya mengajarkan agar kita memilih siapa yang akan kita jadikan sebagai teman. Cara hidup kita akan dipengaruhi oleh cara hidup orang yang kita jadikan teman.

Pada tingkat yang lebih parah anak-anak kita mungkin saja berkata, "Tidak semua penjahat sebenarnya berhati jahat. Mereka hanya melakukannya karena Tuhan menciptakan mereka begitu. Jadi tolong terima mereka dan peran mereka dalam masyrakat! Jangan asingkan mereka! Itu bukan kehendak mereka."

Tuhan memberi manusia kehendak bebas yang dengannya manusia dapat memilih untuk patuh atau membangkang. Siapa yang memilih melakukan kebaikan berhak atas pujian dan siapa yang melakukan keburukan pantas baginya celaan. Dengan adanya kehendak bebas inilah, setiap orang bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat dan apa yang tidak ia perbuat. Bagaimana menurut kalian?

Kemudian terjadi perdebatan sengit antara Ralph dan masyarakat yang membuatnya pergi mencari sebuah medali untuk membuktikan bahwa kehadirannya juga layak diterima. Ketika Ralph pergi, game station dibuka dan seorang anak datang bermain Fix-It Felix. Tapi Ralph tidak ada untuk menghancurkan gedung sehingga Felix tidak harus memperbaiki apapun. Hal itu membuat si anak dan pak tua teknisi di game station itu mengira bahwa konsol Fix-It Felix telah rusak. Game itu pun terancam dicabut arus listriknya dan dikeluarkan dari game station. Masyarakat yang membuat Ralph pergi pun panik.

Saat itulah, seorang anak dikhawatirkan untuk mengira bahwa:

2. DUNIA BUTUH ORANG JAHAT UNTUK DAPAT BERLANGSUNG

Pesan ini kemudian diperkuat dengan scene di mana Felix terkurung dalam penjara. Saat itu semua penonton tahu bahwa palu ajaib Felix yang dapat memperbaiki apa saja benar-benar tidak ada gunanya. Sebaliknya tangan kuat Ralph yang dapat menghancurkan apa saja justru malah sangat dibutuhkan. Pertanyaannya bukanlah "benarkah dunia ini tidak akan berjalan tanpa peran tokoh-tokoh jahat?" Tapi, "apa yang akan terjadi jika anak-anak tumbuh dengan keyakinan semacam ini dalam hati mereka?"

Keyakinan semacam inilah yang telah membuat tukang buang sampah sembarangan berkata, "Jika tidak ada orang yang buang sampah sembarangan sepertiku, apa yang akan dikerjakan tukang sapu jalanan?" Pada gilirannya, pesan ini akan membuat mereka berhenti mengajak pada yang baik dan mencegah kejahatan! Ya, pelan-pelan mereka akan menganggap kita tidak perlu saling ingat-mengingatkan. Mengapa? Karena mereka yakin dunia butuh kejahatan.

Pemikiran seperti ini suatu hari akan berkembang dan membuat kita berpikir bahwa para penyembah setan di dunia nyata ini mungkin tidaklah salah atau jahat. Mereka hanya diciptakan seperti itu dan tentu saja harus ada yang memerankan karakter itu. Mengerikan bukan? Pemikiran ini akan membuat kita yang tadinya benci sekali sama kejahatan, berubah jadi lebih 'memahami' bahwa sebenarnya mereka hanya dipaksa (takdir) melakukannya.

Maka perlu kita tegaskan pada anak-anak kita yang telah terlanjur menontonnya bahwa kita tidak butuh kejahatan dan dunia tentu akan lebih baik tanpa kejahatan dan itulah akan coba selalu kita usahakan dengan memperbaiki diri terus menerus  dan saling mengingatkan.

Seolah dua pesan itu belum cukup buruk, film ini menghadirkan pesan yang lebih buruk lagi lewat tokoh bernama Turbo. Dan pesan buruk itu berbunyi:

3. MENGUBAH SESEORANG MENJADI SELAIN DIRINYA ITULAH KEJAHATAN YANG SEBENARNYA

Turbo adalah sebuah karakter suatu game balap tua yang tidak terima dengan apa yang ditakdirkan programmer atas dirinya. Turbo melampaui batas yang telah digariskan atas dirinya dan menciptakan masalah dalam game yang ia datangi lewat semacam terminal kuningan tempat steker game mereka dicolokkan dan menyebabkan game itu dicabut arus listriknya. Berusaha keluar dari program yang telah digaris pembuat game selalu berakhir buruk. Itu sebabnya semua karakter jahat dalam Bad Anon terkejut ketika Ralph bilang di awal film bahwa dia ingin sekali jadi orang baik.

Lewat cerita Turbo yang merusak tatanan dunia game tadi, penonton diajak untuk menerima bahwa jika kita diciptakan sebagai orang jahat, maka janganlah sekali-kali mencoba menjadi baik. Itu hanya akan merusak tatanan dunia menurut film ini. Tentu kita tahu bahwa pesan ini sangat buruk dan sangat tidak layak diterapkan di dunia nyata. Tapi pembuat film ini tahu kapan saat terbaik untuk menghujamkan pesan ini dalam-dalam ke dalam hati para penonton.

Pesan ini mereka sisipkan pada adegan klimaks yang sangat mengharukan, saat emosi penonton terhanyut dan logika mereka tertidur. Yakni ketika Ralph lompat mengorbankan dirinya untuk mati dalam 'neraka' cola demi menyelamatkan masyarakat game station sambil berjanji bahwa ia tidak akan menciptakan masalah lagi dengan berusaha jadi orang baik.

Singkatnya saat itu Ralph bertobat dari kesalahannya. Apa kesalahan Ralph? Ralph berusaha jadi orang baik. Pesan ini sungguh sangat mengerikan! Secara tidak langsung scene itu bilang bahwa berusaha berubah jadi orang baik adalah suatu kesalahan dan kita harus bertobat dari kesalahan itu jika kita pernah melakukannya.

Pesan seburuk ini tidaklah ada, apalagi di adegan klimaks, tanpa sengaja. Rich Moore yang menyutradari menegaskan bahwa pesan inilah yang memang berusaha ia tanamkan ketika berkata: "Like all great fairy tales, Wreck It Ralph asks us to fight evil, but suggests that true evil is not a dragon or an evil stepmother, and that Good is not wearing a princess dress or falling in love. Evil is any force that tries to impose a way of life on you, and Good is staying true to yourself and determining your own destiny."

Jika itu mengejutkanmu, lain kali jangan lupa mempertimbangkan siapa yang membuat film sebelum membeli tiket. Kamu tentu tidak mau dipengaruhi tanpa sadar kan?

Tapi tiga pesan buruk itu bukanlah pesan terburuk dalam film ini. Ada satu pesan lagi yang jauh lebih buruk yang berusaha mereka sampaikan lewat karakter Vanelope dan King Candy.

Masyarakat Sugar Rush tadinya mengira bahwa Vanelope adalah tokoh malfungsi yang jahat dan tak pantas ada di dunia mereka. Cara mereka melihat Vanelope persis dengan cara kita melihat induknya setan, iblis. Seiring dengan berjalannya cerita film ini memberitahu kita bahwa ternyata Vanelope adalah korban fitnah dari penjahat sebenarnya, yaitu King Candy (yang telah mengubah kode dan sejarah).

Orang-orang yang belajar sejarah pasti paham bahwa sejarah ditulis oleh pemenang. Ketika pribumi menang, sejarah akan ditulis, "penjajah berhasil diusir dari negeri ini". Ketika pribumi kalah, sejarah akan ditulis, "pendatang berhasil meningkatkan taraf hidup negeri ini". Dalam film ini, yang berlaku adalah yang kedua. Turbo berhasil menghapus ingatan masyarakat Sugar Rush, menyamar jadi King Candy dan memfitnah putri Vanelope sebagai malfungsi yang harus dijauhi.

Untuk alasan kebaikan dan keberlangsungan game akhirnya semua penduduk Sugar Rush lainnya ikut mempercayai fitnah itu dan membuat Vanelope menderita. Melihat adegan itu, penonton kemungkinan besar akan belajar untuk tidak meniru perilaku buruk masyarakat Sugar Rush, sehingga penonton akan jadi lebih lembut pada orang yang terlihat jahat karena dalam hati mereka muncul semacam perasaan, "Jangan-jangan orang ini seperti Vanelope."

Pada tataran yang lebih jauh mereka akan berhenti memusuhi setan, karena sebuah pertanyaan muncul dalam benak mereka,

4. JANGAN-JANGAN SETAN JUGA KENA FITNAH SEPERTI VANELOPE?

Jika kamu seorang beriman, dengan tegas kamu harus segera menjawab, Tidak! Film ini tampaknya memang dibuat agar pelan-pelan kita meyakini apa yang diyakini para penyembah iblis, yakni bahwa iblis dulunya adalah salah satu tuhan yang dikhianati lalu dicabut kekuatan, keagungan dan ketuhanannya oleh Tuhan yang sekarang berkuasa. Persis seperti Vanelope.

Jika agama kita bilang setan itu jahat, maka sekarang setan pun berani bilang agamalah yang sebenarnya jahat. Demikianlah setan mengaburkan batas benar dan salah. Kebenaran yang sebelumnya seterang putih di atas hitam akan terus mereka samarkan dengan cara-cara mereka hingga nanti kita tidak dapat membedakan mana messiah asli dan masa messiah palsu.

Bacalah kitab kalian baik-baik dan saksikanlah mu'jizat itu dan kalian akan tahu bahwa setan itu jahat dan dia tidak pantas dikasihani.

Demikianlah, sedikit dari pesan-pesan buruk satanisme yang berusaha mereka tanamkan ke dalam benak anak-anak kita lewat film Wreck-It Ralph. Sampai di sini, masih beranikah kita membiarkan anak-anak kita menonton film-film buatan mereka tanpa pengawasan?

Kita tidak punya kuasa melarang para penyembah setan menyebarkan ajaran: "Lakukanlah apa pun yang kau inginkan. Itulah satu-satunya aturan yang ada di dunia," jika memang itulah yang tertulis dalam kitab iblis 'The Law' dan itulah yang mereka yakini. Yang saat ini dapat kita lakukan hanyalah mencegah anak-anak kita menjadi pengikut ajaran mereka tanpa sadar.

Terima kasih telah membaca. Semoga Dia melindungi kita dari cobaan-cobaan terberat iman kita. Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun