Mohon tunggu...
Habib Asyrafy
Habib Asyrafy Mohon Tunggu... Tutor - Penulis Naskah

Seorang guru, pembicara, penulis naskah film, narablog dan novelis alumnus MASTERA 2016.

Selanjutnya

Tutup

Film

Bisikan Kaum Lesbian dalam "Avatar The Legend of Korra"

19 November 2021   10:03 Diperbarui: 20 November 2021   04:07 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit dipercaya para aktivis lesbian dunia berhasil menarik massa pendukung bahkan aktivis-aktivis baru lahir di negeri berbudaya ketimuran ini. Setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya kini mereka berani menunjukkan eksistensinya dan berusaha agar dibenarkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Di antara dari usaha-usaha yang mereka lakukan untuk menjaring pemuda-pemudi baru untuk menjadi aktivis berbendera pelangi ini adalah dengan membuat film. Dan diantara film tersebut adalah Avatar: The Legend of Korra.

AVATAR THE LEGEND OF KORRA

Nilai-nilai yang secara halus sedang ditanamkan oleh para aktivis lesbian dalam film ini sebenarnya sangat banyak tapi karena diselingi dengan nilai filosofis yang mendalam, masuknya pesan itu tidak akan begitu terasa. Pesan-pesan itu adalah:

JANGAN BERHARAP BANYAK PADA LAKI-LAKI

Lewat tokoh Mako yang suka selingkuh, penonton diajak untuk pesimis dengan jumlah laki-laki baik di dunia ini. Film itu seolah berkata pada penontonnya yang perempuan: "Laki-laki memang akan selalu bikin sakit hati. Jadi jangan berharap apapun pada mereka, apalagi cinta! Bertemanlah saja dengan perempuan. Karena perempuan tak akan membuatmu kecewa."

Tentunya ini adalah cara pikir pesimistik a la lesbian. Bagaimana menurutmu?

PEREMPUAN JUGA BISA JADI PEMIMPIN

Kalian tahu tidak kalau avatar itu artinya utusan alias Nabi/Rasul? Jika kalian seorang yang memiliki iman, coba jawab apakah dalam agama kalian ada perempuan yang jadi Nabi? Dalam agama semitik pun dengan jelas dinyatakan bahwa perempuan tidak bisa jadi hakim. Jika kalian beriman, tentu kalian percaya bahwa Dia menetapkan aturan itu untuk kebaikan laki-laki dan perempuan. Ketika Korra dinyatakan jadi avatar, jelas sekali film ini ingin menyatakan kalau ia tidak sependapat dengan semua agama!

Dapatkah perempuan menggantikan posisi laki-laki sebagai pelindung dan pengayom? Well we will find it out later, tapi jika seseorang sudah meyakini hal ini maka tidakkah itu berarti kita tinggal menunggu waktu sampai ia membenarkan perilaku para lesbi yang merasa tidak butuh campur tangan laki-laki untuk mendirikan sebuah keluarga?

JANGAN MAU JADI ORANG BODOH SEPERTI ZHU LI

Dalam film Zhu Li adalah seorang tokoh yang terus dimanfaatkan oleh atasannya. Zhu Li yang selalu menurut sebenarnya menaruh rasa pada atasannya itu tapi atasannya tak pernah menganggapnya lebih dari pembantu. Di akhir kisah Zhu Li diceritakan menikah dengan atasan yang terus membodohinya itu. Karena itu, secara tidak langsung film ini bilang: "Hanya orang bodoh seperti Zhu Li yang mau menikah. Jadi, jangan menikah!"

Penulis pribadi tidak setuju dengan pesan ini! Perempuan yang percaya pada suaminya tidaklah bodoh seperti Zhu Li. Walaupun saat ini apa yang selama ini kita anggap sebagai baik dan buruk sedang terus menerus dipertanyakan oleh komunitas masyarakat modern, penulis tetap percaya lembaga keluarga adalah solusi atas krisis moral yang saat ini ada. Karena itu penulis juga tidak sepakat dengan pesan berikutnya,

JIKA INGIN BERCERAI SILAKAN SAJA

Dalam agama semitik, kita percaya bahwa setan selalu mengusahakan agar yang belum menikah berdua-duaan dan yang sudah menikah bercerai. Orang yang menikah karena cinta (bukan karena alasan yang lebih tinggi) biasanya mudah ingin bercerai kalau cintanya sudah tidak lagi menggebu-gebu tapi mereka tertahan oleh sesuatu: anak-anak. Sejak itu, setiap kali ingin berpisah dari suami, mereka selalu mengingat apa yang akan terjadi pada anak-anak mereka.

Tapi lewat tokoh Beifong bersaudara, film ini berusaha menjelaskan kalau anak-anak tidak perlu dikhawatirkan. Film ini seolah berkata, kalaupun awalnya mereka bermasalah pada akhirnya mereka akan bisa berdamai dengan kenyataan. Dengan kata lain: "Kalau mau cerai ya cerai saja!"

Padahal tentu tidak begitu, bagaimanapun cerai tetap memiliki dampak buruk yang tidak sedikit karena itu cegahlah ia sejak memilih jodoh dan memilih alasan untuk menikah

JADILAH SEPERTI KORRA

Film ini bilang: Jika kamu dan temanmu yang perempuan sama-sama pernah jadi korban laki-laki, jadilah seperti Korra yang maskulin dan Asami yang feminin. Kalian berdua tak butuh lelaki. Genggam tangan sahabatmu itu dan berjalan menuju masa depan berdua saja!"

Dan begitulah bagaimana hampir setiap hubungan lesbian dimulai. Nah, jika kamu masih percaya sama Tuhan dan agama kamu, pelajarilah lagi agamamu. Jangan tertipu dengan bisikan nafsu, kemudian kecewa, kemudian nyesal sendiri dan akhirnya jadi korban pesan-pesan yang tak diinginkan dari film ini. 

Bagaimana menurutmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun