Mohon tunggu...
Habib Asyrafy
Habib Asyrafy Mohon Tunggu... Tutor - Penulis Naskah

Seorang guru, pembicara, penulis naskah film, narablog dan novelis alumnus MASTERA 2016.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sihir Es Elsa dalam Disney Frozen

18 November 2021   20:46 Diperbarui: 22 November 2021   12:05 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elsa & Frozen Heart | sumber: frozen.disney.com/elsa

Film animasi anak yang berlatar es yang dingin membeku ini adalah satu film yang pesannya kuat dan disampaikan dengan sangat baik. Hanya saja pesan-pesan yang disampaikan Elsa, Anna, Olaf dan Kristoff lewat cerita dongeng Disney Frozen ini mungkin sekali tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ingin Anda tanamkan kepada anak-anak. Karena itu, baiklah kiranya kita periksa apa-apa saja pesan bawah sadar yang dapat ditangkap anak-anak kita setelah nonton film animasi Disney Frozen.

TIDAK PACARAN ITU BERBAHAYA

Tuhan mengajarkan manusia benar dan salah lewat hadiah dan hukuman. Perbuatan yang benar akan dihadiahi pahala dan akhirnya dimasukkan ke dalam surga sedangkan perbuatan yang salah akan dihukumi dengan dosa dan akhirnya dimasukkan ke dalam neraka.

Cara seperti itu pula yang ditiru oleh para penulis cerita dan film untuk memperkenalkan konsep benar dan salah dalam versi mereka. Jika penulis ingin pembaca merasa bahwa perbuatan itu benar, si tokoh akan diberikannya akhir yang bahagia sedangkan jika penulis ingin pembaca merasa bahwa perbuatan itu salah, si tokoh akan diberikannya akhir yang tidak menyenangkan sebagai akibatnya.

Dalam film Disney Frozen ini, terlihat bagian dimana Anna ingin menikah dengan Hans tanpa pacaran terlebih dahulu. Anna yang baru bertemu dengan Hans beberapa jam entah bagaimana bisa merasa sedemikian cocoknya. Karena menyangka itu adalah perasaan yang muncul dari kesejatian cinta, Anna pun langsung meminta izin pada sang ratu untuk menikah.

Jika saja akhir dari cerita itu baik, anak-anak tentu akan mengambil pelajaran dari Disney Frozen: Kita tak perlu pacaran dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Tetapi bukan itu yang ditulis si pembuat film sebagai akhir cerita. Kisah Anna dan Hans diakhiri dengan tragis. Ternyata Hans adalah seseorang yang berhati busuk. 

Anak-anak kita (apalagi yang terhipnotis oleh gelombang alpha dan tetha layar kaca) akan langsung mengambil kesimpulan di alam bawah sadarnya, "Ternyata kita harus benar-benar kenal dulu siapa calon pasangan kita." Pesan ini semakin diperkuat dengan debat Kristoff dan Anna di atas salju. Di sana Kristoff benar-benar tak habis pikir bagaimana Anna bisa jatuh cinta dengan laki-laki yang baru beberapa jam ia kenal.

Anak-anak yang tidak mengerti benar mengenai batasan interaksi sosial antar gender akan langsung menyatakan bahwa ternyata setiap manusia harus terlebih dahulu pacaran sebelum menikah jika tidak ingin seperti Anna.

Padahal tertipunya Anna bukan karena ia tidak pacaran tapi karena ia memang tidak cukup mengenal. Seharusnya jika Anna memang tidak ingin pacaran, setidaknya ia harus mencari orang tua Hans dan mengenal lingkungan pergaulan Hans. Menanyai Hans tentang apa yang biasa ia lakukan tidak akan mengungkapkan diri Hans yang sebenarnya karena tidak seorang pembohong pun akan mengaku dirinya pembohong.

AIB SESEORANG HARUS DITUTUPI

Seseorang yang selama ini dikira baik, akan jatuh ke posisi yang sangat rentan saat aibnya terbongkar. Seseorang yang selama ini bertahan untuk bersikap baik karena masih punya rasa malu dan harga diri akan kehilangan alasan untuk tetap berbuat baik ketika ia dipermalukan dan kehilangan harga dirinya. Posisi itulah yang kiranya dialami oleh Elsa.

Dalam film ini aib yang dimaksud adalah kemampuan sihir es Elsa. Di sini kita tidak akan membahas keharaman ilmu sihirnya (dalam pandang agama di nusantara) karena kita tidak tahu bagaimana bisa Elsa mendapatkannya.

Sihir es Elsa adalah hal yang selama ini ia tutupi karena dalam film itu sihir adalah sesuatu yang buruk (di dunia kita juga sih so far). Selama ini Elsa mencoba tampil anggun dan bersikap seperti gadis yang baik dan sopan karena orang memandangnya baik. Tapi ketika ia kehilangan pandangan baik itu ...

Setan dalam diri Elsa bisa berkata, "Sekarang kau tak lagi punya harga diri untuk dipertahankan. Orang sudah menganggapmu buruk dengan kemampuan sihir yang kuberikan. Karena itu biarkanlah saja. Lakukan apa maumu. Jangan ditahan-tahan lagi dan jangan pedulikan mereka."

Di saat seperti itulah dengan semangat kebebasan yang luarbiasa Elsa menyanyikan lagu "Let It Go." Lagu itu menjadi perlambang baginya bahwa kini siapapun tak bisa mengusiknya lagi, menasehatinya, atau memintanya kembali ke jalan yang lurus. Ia telah memilih jalan, menutup diri dan menentukan tempat tinggalnya.

Tentu kita sebagai orang tua sangat khawatir kalau-kalau anak perempuan kita yang selama ini baik-baik saja tiba-tiba jatuh ke posisi Elsa kemudian juga terpengaruh oleh bisikan setan yang sama. Sudah cukup banyak remaja perempuan yang bangga dengan kenakalannya sekarang ini. Mereka pernah jadi gadis baik dulu sampai akhirnya mereka ketahuan pacaran, ketahuan merokok, ketahuan minum dan ketahuan ke klub malam. Citra baik yang dulu disematkan pada mereka kini telah berubah jadi citra buruk yang membuat mereka merasa putus asa untuk bertaubat.

Itu sebabnya, menutupi aib seseorang itu penting. Seseorang akan lebih mudah kembali ke jalan yang benar saat ia masih punya harga diri untuk dipertahankan ketimbang pada saat ia sudah kehilangan.

GADIS YANG TIDAK DAPAT CUKUP BANYAK PERHATIAN DI RUMAH AKAN MENCARINYA DI LUAR

Hal itu terjadi pada Anna. Aku yakin kalian bisa melihat dengan jelas saat dimana Anna kesepian dan tak punya teman bermain. Pesan untuk para orang tua adalah bahwa pekerjaan dan alasan apapun tidak seharusnya membuat mereka mengurangi perhatian dan kasih sayang mereka pada anak mereka, khususnya yang perempuan, apa lagi di zaman sekarang ini. Sudah ada terlalu banyak contoh anak perempuan yang mulai mencari pacar karena kekurangan kasih sayang di rumah ini. Menyedihkan.

CINTAILAH KEKURANGAN SESEORANG

Pesan ini disampaikan oleh Troll kepada Anna. "Jangan cintai seseorang karena status kebangsawanannya atau ketampanannya. Pilih saja seseorang yang cocok lalu cintai ia sepenuh hati. Cintai kelebihan dan kekurangannya karena setiap orang pasti memilikinya."

Bagusnya adalah, itu menunjukkan kepada anak muda, bahwa cinta itu bukan sesakral yang biasa mereka nyanyikan dalam lagu-lagu dan seperti yang mereka lihat di film-film. Kita tidak perlu terlalu selektif saat memilih pasangan. Orang biasa pun sering kali lebih baik ketimbang mereka yang bergelar ini dan itu.

Sialnya, pesan ini bisa jadi alasan bagi seorang preman dan penjahat untuk mencari seorang gadis sebagai teman hidup mereka. Jika si pemudi memaknai pesan ini adalah memilih tanpa lagi menggunakan akalnya, maka pesan ini akan menjadi pesan yang buruk.

Demikian pesan-pesan bawah sadar yang mungkin akan diserap anak-anak kita dari film Disney Frozen. Terlepas dari penilaian orang tua hari ini tentang baik-buruknya pesan-pesan tersebut, film ini adalah film yang sangat asik untuk dinikmati sebagai hiburan. Jangan lupakan betapa lucunya Sven dan Olaf yang dengan polosnya menyanyikan lagu summernya. So... apa yang kalian pikirkan tentang Disney Frozen? Ditunggu komentarnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun