Mohon tunggu...
Habib Maulana Ikhsan
Habib Maulana Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang yang haus akan hal baru

Bahwa Seorang tidak bisa Meraih Mimpinya, karena tidak cukup lapar untuk memotivasi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Model Kerja Hybrid Menjadi Pilihan Utama di 2024?

1 Agustus 2024   09:56 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:21 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: gstatic.com


Seiring berjalannya waktu, model kerja yang menggabungkan elemen remote work dan kerja di kantor, dikenal sebagai model kerja hybrid, semakin mendapat perhatian. Model ini dianggap sebagai solusi optimal dalam menghadapi tantangan dan keuntungan dari kedua metode kerja tersebut. 

Artikel ini membahas mengapa model kerja hybrid menjadi pilihan utama di tahun 2024 dan apa kata para ahli tentang hal ini.

Fleksibilitas dan Keseimbangan Kerja-Hidup
Salah satu alasan utama mengapa model kerja hybrid semakin populer adalah fleksibilitas yang ditawarkannya. Menurut *Gartner* (2023), fleksibilitas dalam memilih lokasi kerja dapat meningkatkan kepuasan dan keseimbangan kerja-hidup karyawan. "Model kerja hybrid memberikan karyawan kontrol yang lebih besar atas jadwal mereka, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan produktivitas," kata Brian Kropp, Vice President dari Gartner.

Peningkatan Produktivitas
Penelitian dari *Harvard Business Review* (2023) menunjukkan bahwa banyak karyawan melaporkan peningkatan produktivitas ketika bekerja dari rumah, terutama karena berkurangnya gangguan dan waktu perjalanan. "Bekerja dari rumah memungkinkan karyawan untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi mendalam tanpa gangguan dari lingkungan kantor," ujar Tsedal Neeley, profesor di Harvard Business School.

Namun, produktivitas bukan satu-satunya keuntungan dari model hybrid. Menurut *McKinsey & Company* (2023), model hybrid juga menggabungkan keunggulan kerja di kantor, seperti kolaborasi langsung dan interaksi sosial yang penting. "Model hybrid memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan cara yang paling produktif bagi mereka, sambil tetap memanfaatkan kesempatan untuk kolaborasi tatap muka saat dibutuhkan," jelas Erin C. Meyer, penulis dari McKinsey.

Pengurangan Biaya dan Dampak Lingkungan
Model kerja hybrid dapat mengurangi biaya operasional perusahaan dan dampak lingkungan. *Forbes* (2023) melaporkan bahwa perusahaan yang menerapkan model hybrid dapat mengurangi kebutuhan ruang kantor dan biaya terkait. "Mengurangi frekuensi kunjungan ke kantor dapat menghemat biaya operasional, seperti energi dan penyediaan fasilitas," kata Alan Murray, CEO dari Fortune.

Selain itu, pengurangan perjalanan harian oleh karyawan dapat mengurangi jejak karbon perusahaan. Penelitian oleh *Environmental Protection Agency* (EPA) (2023) menunjukkan bahwa model hybrid dapat berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi kebutuhan perjalanan. "Kurangnya perjalanan rutin ke kantor mengarah pada pengurangan signifikan dalam emisi karbon," jelas Jane Nishida, Administrator EPA.

Tantangan dan Solusi dalam Model Hybrid
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, model hybrid juga menghadapi beberapa tantangan. Koordinasi dan komunikasi menjadi lebih kompleks ketika tim bekerja dari lokasi yang berbeda. *Deloitte* (2023) menggarisbawahi pentingnya teknologi dan strategi komunikasi yang efektif dalam model hybrid. "Perusahaan perlu menginvestasikan dalam alat kolaborasi dan menetapkan kebijakan komunikasi yang jelas untuk memastikan efisiensi dan keterhubungan tim," ujar Josh Bersin, analis dari Deloitte.

Selain itu, keterhubungan dan keterlibatan karyawan menjadi perhatian. *Gallup* (2023) mencatat bahwa perusahaan perlu menciptakan budaya yang inklusif dan menjaga keterlibatan karyawan meski mereka bekerja dari jarak jauh. "Menjaga keterlibatan karyawan memerlukan usaha ekstra, seperti pertemuan virtual reguler dan kegiatan team-building yang menyatukan anggota tim," kata Jim Harter, Chief Scientist of Workplace dari Gallup.

Kesimpulan
Model kerja hybrid menjadi pilihan utama di tahun 2024 karena kemampuannya untuk menggabungkan fleksibilitas kerja dari rumah dan manfaat kolaborasi di kantor. Dengan meningkatnya fokus pada keseimbangan kerja-hidup, produktivitas, pengurangan biaya, dan dampak lingkungan, model hybrid menawarkan solusi yang seimbang untuk kebutuhan modern di dunia kerja. 

Namun, untuk berhasil menerapkan model ini, perusahaan harus menghadapi tantangan koordinasi dan keterlibatan dengan strategi yang tepat. Dengan demikian, model kerja hybrid tidak hanya menjadi tren, tetapi juga bagian integral dari evolusi cara kita bekerja di era digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun