Mohon tunggu...
habib izzul maulana
habib izzul maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penggunaan Artificial Intelegence pada Proses Audit

20 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 20 Oktober 2024   16:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era globalisasi yang semakin maju, peran dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang tidak bisa di pisahkan. Perkembangan teknologi ini menuntut semua profesi untuk terus mengembangkan metode kerja yang cepat, tepat, dan efisien. Perkembangan pesat teknologi telah mengubah sudut pandang hampir di semua industri, termasuk dunia akuntansi dan audit. Penggunaan software akuntansi, analisis data besar (big data), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah menjadi hal yang sering digunakan dalam proses bisnis. Sebuah teknologi yang paling disorot saat ini adalah teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Al adalah teknologi komputasi yang menunjukkan beberapa bentuk kecerdasan manusia dan mencakup beberapa teknologi yang saling terkait, termasuk penggalian data, pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, pengenalan suara, pengenalan gambar, dan analisis sentimen (Seethamraju & Hecimovic, 2020). Salah satu industri yang terkena dampak signifikan adalah di bidang akuntansi dan audit. Audit yang secara tradisional merupakan proses yang sangat teliti dan padat karya, kini melihat integrasi teknologi Al untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akurasi (Hidayatullah, 2023).
Perkembangan teknologi AI menunjukkan bahwa profesi auditor sangat berpengaruh. Dampak Teknologi AI terhadap Proses Audit telah membawa sejumlah manfaat yang signifikan dalam proses audit, di antaranya adalah:
1. Efisiensi operasional, yang mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti pengumpulan data dan perhitungan memungkinkan auditor untuk fokus pada analisis yang lebih kompleks dan bernilai tambah tinggi.
2. Kualitas dan Akurasi Audit, Penggunaan software audit yang canggih sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kesalahan manusia dalam proses pemeriksaan dan peningkatan mutu produk, serta pengurangan biaya tenaga kerja yang dapat di pelajari oleh teknologi AI.
3. Analisa yang lebih mendalam, Teknologi memungkinkan auditor untuk menganalisis volume data yang jauh lebih besar dan kompleks, mengidentifikasi pola dan kekeliruan atau penyimpangan yang mungkin sulit terdeteksi secara manual. AI juga dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam proses akuntansi dan laporan keuangan.

Penggunaan berbagai artificial attelligence dalam proses audit memiliki dampak yang signifikan pada praktik audit dan organisasi yang menjalani audit. Meskipun terdapat manfaat positif yang diperoleh dari pemanfaatan berbagai artificial intelligence dalam proses audit, terdapat pula tantangan yang perlu ditangani, seperti isu-etika dan keamanan privasi yang memerlukan pengelolaan yang teliti, masalah privasi, keamanan data, dan pertimbangan etis meliputi penggunaan informasi sensitif yang merupakan faktor krusial yang harus ditangani. Meski begitu, secara keseluruhan Al telah mengubah serta meningkatkan metode pelaksanaan audit, memberikan keunggulan signifikan dalam ketepatan, dan kemampuan dalam mendeteksi risiko.
Meskipun teknologi telah membawa banyak perubahan, peran auditor masih tetap sangat penting, Ini beberapa alasan menurut saya adalah sebagai :
1. Pemahaman Konteks Bisnis, Teknologi dapat memproses data, tetapi hanya manusia yang dapat memahami konteks bisnis yang lebih luas dan menginterpretasikan hasil analisis data dalam konteks tersebut.
2. Penilaian Risiko, dimana Auditor memiliki kemampuan untuk menilai risiko secara menyeluruh, mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif seperti lingkungan bisnis, perubahan regulasi, dan dinamika organisasi, selanjutnya dalam Pengambilan Keputusan, Teknologi dapat memberikan informasi, tetapi keputusan akhir mengenai opini audit tetap berada di tangan auditor.
3. Kecerdasan Emosional, Auditor dapat membangun hubungan dengan klien, memahami makna komunikasi, dan mendeteksi sinyal-sinyal non verbal yang mungkin tidak tertangkap oleh teknologi.

Solusi yang ideal adalah kolaborasi antara Auditor dan Teknologi. Dimana auditor dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit, sementara kemampuan analitis dan penilaian kritis auditor tetap menjadi kunci dalam memberikan opini audit yang berkualitas. Contoh kolaborasi Auditor  dan teknologi dalam audit adalah Auditor menggunakan alat analisis data untuk mengidentifikasi transaksi yang tidak biasa, Auditor melakukan wawancara dengan manajemen untuk memvalidasi temuan yang diperoleh dari analisis data, Auditor menggunakan software audit untuk mengotomatiskan pengujian kontrol internal.

Kesimpulannya adalah Teknologi memang telah mengubah cara auditor bekerja, tetapi menurut saya teknologi  tetap tidak bisa menggantikan peran Auditor. Karena dalam mengaudit masih sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu auditor untuk memahami konteks bisnisnya, menilai risiko secara menyeluruh, sebagai penghubung antara auditornya dengan kliennya, dan kemampuan analitis dan penilaian kritis auditor sebagai kunci dalam memberikan opini audit yang berkualitas. Auditor di masa depan akan menjadi profesional yang lebih analitis, strategis, dan berorientasi pada teknologi.
Auditor akan mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas audit dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi klien. Auditor masih sangat dibutuhkan dalam era globalisasi digital ini,  Auditor adalah sumber daya manusia yang sangat penting bagi organisasi dalam memastikan akuntabilitas dan transparansi keuangan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk mengurangi waktu yang diperlukan oleh auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan. Selain itu, Al juga berperan dalam mengenali dan memproses dokumen, yang akan secara otomatis terhubung dengan transaksi tanpa memerlukan intervensi manual dari pemeriksa. Terdapat tiga jenis audit umum, yaitu audit operasional, audit kepatuhan, dan audit atas laporan keuangan. Dalam konteks audit, penggunaan artificial intelligence dapat mempercepat pemeriksaan dokumen perusahaan, mengurangi waktu pemeriksaan laporan keuangan, dan mengenali serta memproses dokumen secara otomatis. Jadi perusahaan Audit perlu mengikuti perkembangan teknologi digital yang terbaru agar auditor di masa depan memiliki keterampilan yang berkualitas dan memadai. Sejalan dengan hal tersebut, auditor juga harus siap menghadapi perubahan yang dibawa oleh teknologi dimasa yang akan datang.

REFERENSI:

https://akurasi.unram.ac.id/index.php/akurasi/article/download/488/112

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/download/43916/31065

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun