Mohon tunggu...
Habibi Rachman
Habibi Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Membuli Pendukung Barca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

2019 Ganti Presiden

24 April 2024   18:37 Diperbarui: 24 April 2024   21:01 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan 2019 ganti presiden merupakan sebuah tanda atau simbol yang mengarah kepada gerakan untuk mengganti presiden pada pemilihan umum 2019. Gerakan 2019 ganti presiden merupakan sebuah gerakan yang mempunyai tujuan untuk membangun atau mencapai kepentingan yang bisa membahayakan ketahanan dalam ideologi negara Indonesia. 

Gerakan 2019 ganti presiden merupakan sebuah gerakan yang terdapat kelompok-kelompok radikal yang melatarbelakangi akan gerakan ini, yang akan mengancam ideologi negara dengan cara mengganti Pancasila yang selama ini menjadi dasar negara, yang akan digantikan dengan NKRI Syariah, mengingat dahulu pernah terjadi di dalam aksi unjuk rasa sejak tahun 2016 yang terjadi di Kota Jakarta dan kotakota yang lainnya. 

Gerakan 2019 ganti presiden ini memunculkan beberapa motif diantaranya motif politik, motif ideologi, dan motif agama. Motif-motif ini sangat mempengaruhi tanggapan-tanggapan dan persepsi oleh seluruh rakyat Indonesia, seperti mencari kelemahan untuk lawan politik calon presiden yang didukung atau menampilkan kelebihan calon presiden masing-masing pihak yang mereka dukung sehingga dapat mensugesti masyarakat akan kekajaman, kerusakan, kebaikan dari kedua calon presiden yang maju pada Pemilu 2019. 

Gerakan 2019 Ganti Presiden beberapa kali melakukan deklarasi untuk mencari masa di berbagai kota di Indonesia, dan tidak jarang kegiatan tersebut dibubarkan oleh polisi karena berpotensi menimbulkan kericuhan antara masyarakat yang mendukung dan menolak gerakan tersebut. Tidak jarang pula suatu kegiatan deklarasi yang seharusnya sudah dijadwalkan oleh beberapa orang penggerak dari gerakan tersebut terpaksa dibatalkan karena adanya penolakan dari masyarakat tempat diadakannya kegiatan orasi Gerakan 2019 Ganti Presiden. 

Tidak seperti yang dikhawatirkan banyak orang, Gerakan 2019 Ganti Presiden bukanlah suatu gerakan yang melanggar sistem kampanye, pemilu, maupun demokrasi di Indonesia serta peraturan perundang-undangan di Indonesia baik didalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 maupun UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. 

Hanya saja gerakan ini menimbulkan gejolak sosial hingga sempat membuat panas suasana politik di Indonesia dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat karena menggunakan kalimat provokatif yang menimbulkan pemahaman kepada masyarakat bahwa gerakan ini adalah gerakan yang bertujuan untuk melengserkan kepemimpinan presiden Indonesia saat itu, Joko Widodo.

Gerakan 2019 Ganti Presiden hanyalah salah satu bentuk kampanye kubu oposisi yang dianggap melenceng oleh beberapa oknum pendukung kubu petahana. Gerakan 2019 Ganti Presiden hanyalah bentuk ketidakpercayaan segelintir orang yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan presiden Joko Widodo.

Selain Mardani, ada pula nama Eggi Sudjana yang menjadi penggagas gerakan ini. Ia bergerak menyebarkan ide ke jaringan agar ada kampanye bersama "2019 Ganti Presiden" di berbagai daerah. Gerakan 2019 Ganti Presiden telah banyak mendapatkan dukungan. Salah satunya dari pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, seperti yang diklaim oleh Mardani.

Namun, juru bicara FPI Slamet Maarif mengatakan "sepengetahuannya, Rizieq Shihab belum memberikan dukungannya kepada gerakan tersebut". Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon juga mendukung gerakan 2019 Ganti Presiden. Bahkan Wakil Ketua DPR ini ingin mencari kaus gerakan tersebut. 

Wakil Ketua DPR tersebut menganggap bahwa sudah waktunya Indonesia ganti presiden di tahun 2019. Dari sosok publik figur, Ahmad Dhani juga dikenal sebagai orang yang mendukung gerakan 2019 Ganti Presiden. Ahmad Dhani terlihat mengenakan kaus bertuliskan # 2019 Ganti Presiden saat datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 16 April 2018, untuk menjalani sidang perdana kasus ujaran kebencian. (https://tirto.id/para-politikus-di-belakang-layar-gerakan-2019-gantipresiden-cJKx, diakses pada tanggal 21 Februari 2019 Pukul 18.45 WIB) Peran media sosial yang sangat kuat membuat Gerakan 2019 Ganti Presiden menyebar dengan cepat. Media Sosial merupakan jaringan untuk berkomunikasi melalui teks, video, blog, foto, update status di situs Facebook, MySpace, LinkedIn, Twitter dan lain-lain dalam bentuk percakapan online yang mudah diakses (Alejandro, 2010:1). 

Gerakan 2019 Ganti Presiden telah banyak mendapatkan dukungan. Sejak pekan awal April 2018 muncul tagar atau tagline tentang #2019 Ganti Presiden yang ingin mengganti Presiden RI di pemilu periode berikutnya yang menjadi trending di jagad media sosial dimana tagar tersebut menjadi topik hangat bagi netizen dan masyarakat. Berikut beberapa faktor yang melandasi mengapa media sosial memiliki peran yang begitu besar dalam kampanye politik dan pemilu presiden tahun 2019.

Bentuk popular media sosial berbasis internet antara lain, adalah Blog, Twitter, Facebook, Wikipedia, dan MySpace. Media sosial berkembang seiring meningkatnya aplikasi berbasis internet yang bersifat dua arah (Web 2.0) sehingga pengguna mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi untuk membangun kesamaan makna. 

Media sosial memiliki hakikat untuk memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk berinteraksi lebih intensif tanpa jarak dan waktu yang seringkali menjadi penghambat. Pesan dapat mengalir dengan cepat kepada pihak yang berkepentingan ataupun entitas yang memiliki perhatian terhadap berbagai pemberitaan. 

Sosial media memang mempermudah para penggunanya untuk berbagi dan menciptakan pesan melalui jejaring sosial, media online, forum dunia maya dan dunia virtual (Mayfield, 2008: 6). Pilihan menggunakan media sosial untuk membangun jaringan komunikasi politik yang kuat merupakan hal yang wajar dalam upaya meraih dukungan. 

Jaringan komunikasi politik merupakan pola sistematis yang mengatur hubungan antar individu, maupun kelompok dalam pertukaran informasi politik. Terbentuknya jaringan komunikasi politik dengan menggunakan media social merupakan alasan praktis untuk menumbuhkan partisipasi yang mendorong kontribusi dan umpan balik, keterbukaan tanpa jarak antar sumber berita dan khalayak yang dapat menguatkan diskusi (Burke, 2000: 380). 

Pemanfaatan media sosial untuk kepentingan politik memiliki tujuan untuk mempertahankan kekuasaan atau sebaliknya memperoleh kekuasaan. Pengguna media sosial memiliki perbedaan dalam proses penyebaran informasi politik. Kaum elite bisa saja bertindak sebagai sumber informasi yang faktual, tetapi bisa juga melakukan rekayasa pesan demi memperoleh dukungan. 

Pada level massa, menggunakan informasi dari media sosial untuk menguatkan identitas kelompok dalam jikatan komunalisme, sektarianisme maupun semangat sub nasional. Transaksi informasi politik ada yang terus berlangsung secara vertikal antara elite dan massa, atau secara horisontal diantara massa maupun antar elite dalam stratifikasi politik masyarakat.

Kampanye biasanya pengarah dan pemerkuat dari kecenderungan yang ada ke arah tujuan yang diharapkan secara sosial seperti pemungutan suara, pengumpulan dana, dan lain sebagainya.Dalam arti lebih umum atau lebih luas, kampanye tersebut memberikan penerangan secara terus menerus serta pengertian dan motivasi terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. 

Salah satu bentuk bentuk kampanye yang sedang banyak diperbincangkan yakni Gerakan bertagar # 2019 Ganti Presiden di media sosial sejak pertama kali digagas oleh politikus PKS Mardani Ali Sera. Gerakan 2019 ganti presiden awalnya hanyalah berasal dari ucapan Mardani Ali Sera dalam program diskusi di salah satu televisi swasta, yang langsung diikuti dengan munculnya # 2019 Ganti Presiden di media sosial, hingga diikuti gelombang produksi merchandise yang masif dan efektif. 

Mardani terlihat pertama kali mengenakan gelang berlogo # 2019 Ganti Presiden dalam sebuah acara televisi, Selasa, 3 April 2018. Setelah itu, #2019 Ganti Presiden langsung ramai diperbincangkan di media sosial. Gerakan #2019 Ganti Presiden telah banyak mendapatkan dukungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun