Aku pikir mereka brengsek dan pantas dihukum. Malahan, aku ingin mengerjai pencopet itu dengan berpura-pura tidur lalu menangkapnya saat mereka mencopet dan mengira semua orang terlelap. Aku akan memukulinya sesuka hatiku.
Di balik itu, aku heran kenapa tak satu pun polisi ataupun semacamnya ada untuk menjaga fasilitas publik seperti stasiun dari copet-copet kurang ajar itu. Bukankah masyarakat harus dilindungi? Tak heran sepertinya bila itu tidak ada dan tidak dilakukan di negara ini.
Dan benar saja, dengan keyakinan yang kuat aku mengira beberapa orang yang bersliweran sembari pura-pura berbicang lewat ponsel itu punya niat jahat. Mereka memandangi orang-orang yang terlelap tidur karena keletihan. Ketika pandangannya bertemu dengan pandanganku, ia langsung memalingkannya ke arah lain. Terlihat sekali mereka punya niat jahat.
Karena hal ini, aku tidak juga bisa terlelap dan terus waspada. Padahal mata ini semakin berat saja, dan keletihan membuat badanku tergeletak nyaman. Angin malam menerpa dedaunan, membuatnya bergoyang dan timbulkan suara desir yang membuat udara kian dingin.
Aku tetap terjaga memeluk sendiri badanku, seraya menunggu matahari terbit di malam selarut itu. Aku berdoa semoga esok bisa kulanjutkan lagi perjalananku yang terhenti ini.
Ya Tuhan, aku letih sekali... (habibi hidayat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H