Kucing merupakan salah satu hewan yang menggemaskan bagi manusia, apalagi semenjak pandemi Covid-19 muncul masyarakat Indonesia berbondong-bondong mengadopsi hewan kucing sebagai peliharaan untuk menemani masa karantina di rumah. Namun dibalik kegemasan seekor kucing, ada hal-hal yang membuat kita terkejut. Seperti manusia menyembah kepada kucing hingga kucing jantan dijadikan tumbal.
Zaman manusia menyembah kucing ada pada zaman kuno, yang dilakukan oleh bangsa Mesir kuno, Yunani Kuno, Norse, Cina, dan juga Polandia. Bangsa Mesir Kuno, Yunani Kuno, Norse dan Cina menganggap bahwa kucing merupakan jelmaan dari dewa ataupun dewi. Mereka menyembah dewa kucing karena mereka beranggapan bahwa dewa kucing memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupannya, seperti memberikan jaminan kehidupan kepada mereka dan memberi perlindungan kehidupan kepada mereka.  Sedangkan masyarakat kuno Polandia menganggap Ovinnik adalah jelmaan makhluk yang memiliki kesamaan seperti kucing hitam besar dengan mata kuning menyala, yang dianggap sebagai roh dan penjaga lumbung serta pelindung rakyat.Â
Sedangkan di tanah Jawa sendiri kucing jantan yang memiliki 3 warna dianggap dapat dijadikan tumbal oleh mereka. Dikutip dari YouTube Kisah Tanah Jawa milik Om Hao, tumbal memiliki tujuan sebagai penetralisir yang diikat oleh perjanjian antara manusia dengan mahluk astral. Tumbal tidak selalu harus dibunuh ataupun diminum darahnya, tetapi bisa juga hanya di pelihara. Seperti hewan kucing jantan yang memiliki 3 warna, dapat dijadikan tumbal walaupun sangat jarang sekali ditemukan gen kucing jantan yang seperti ini.Â
Masih banyak sekali kisah tentang kepercayaan kucing di berbagai penjuru dunia, sebagai pecinta kucing ini merupakan kisah yang unik sekaligus mengejutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H