Mohon tunggu...
Habib Hanafi
Habib Hanafi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya Catatan

Tertarik pada metode

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apatisme Masyarakat terhadap Kualitas Calon Legislatif: Perspektif Kritis

10 Oktober 2023   06:13 Diperbarui: 10 Oktober 2023   07:44 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh KontraS

Ketidakpuasan ini dapat menggerakkan sikap skeptis masyarakat terhadap kualitas caleg, memicu apatisme dalam pemilihan umum selanjutnya, serta menimbulkan anggapan bahwa tidak akan ada bedanya siapapun caleg yang terpilih 

Akibat dan Dampak Negatif

Apatisme masyarakat terhadap kualitas caleg berdampak banyak pada sistem demokrasi kita.

Pertama, rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dapat mengurangi legitimasi sistem politik.

Jika banyak orang tidak peduli atau merasa tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang caleg yang mereka pilih, representativitas pemilihan menjadi tercemar. Ini dapat mengakibatkan keputusan yang diambil tidak mewakili kepentingan masyarakat secara luas.

Kedua, apatisme masyarakat juga dapat memperkuat dominasi partai politik tertentu.

Ketika sebagian besar pemilih enggan terlibat aktif dalam proses pemilihan, partai politik dengan sumber daya politik dan finansial yang kuat dapat dengan mudah memanipulasi hasil pemilihan demi kepentingan mereka sendiri.

Hal ini berdampak pada monopoli kekuasaan dan pengambilan keputusan yang tidak berpihak pada kepentingan masyarakat secara adil.

Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi apatisme masyarakat terhadap kualitas caleg, pendekatan yang komprehensif diperlukan.

1. Meningkatkan aksesibilitas informasi tentang caleg. Media massa, situs web resmi, dan forum debat publik harus menjadi sumber informasi yang mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat. Lebih lagi, transparansi melalui penyediaan data yang akurat dan terbuka tentang latar belakang dan kinerja caleg harus diutamakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun