Mohon tunggu...
Habib Didan Ananta
Habib Didan Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Suronan Festival, Sinergitas Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 dan Karang Taruna Desa Jepang Pakis

30 Juli 2024   23:31 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : KKN UNNES Jepang Pakis

Desa Jepang Pakis terletak di Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Nama Desa Jepang Pakis diambil dari nama seorang tokoh yang bernama Aryo Jipang, beliau merupakan senopati dari Kerajaan Majapahit yang berperang dengan Kerajaan Islam Bintoro Demak. Dikarenakan keadaan yang mendesak, Kerajaan Majapahit dipaksa mundur sehingga mengakibatkan Senopati mundur dan menyelamatkan diri, Aryo Jipang sendiri sembunyi di suatu hutan yang memiliki banyak pohon pakis, tempat persembunyianya tersebut sekarang telah menjadi desa yang asal usulnya namanya berasal dari legenda tersebut, Desa Jepang Pakis. Legenda tersebut dipercaya dan diceritakan secara turun temurun oleh warga Desa Jepang Pakis.

Desa Jepang Pakis  dengan luas 196,47 hektar dan terbagi atas 7 RW dan 40 RT dengan jumlah penduduk sekitar 9.738 jiwa. Desa Jepang Pakis termasuk kedalam jenis desa swasembada, dimana desa telah dapat mengelola potensinya sendiri, baik sumber daya alam maupun manusia. Terlihat dari potensi unggulan desa Jepang Pakis yang mana adalah wirausaha, yaitu konveksi, sparepart motor, dan batu bata. Selain itu desa Jepang Pakis telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk kegiatan masyarakat, seperti Balai desa, gedung serbaguna, puskesmas dan lain sebagainya. Dengan segala kemajuan yang ada di Desa Jepang Pakis, masyarakat setempat tak serta merta melupakan adat istiadat yang ada. 

sumber : KKN UNNES Desa Jepang Pakis
sumber : KKN UNNES Desa Jepang Pakis

Desa Jepang Pakis memiliki banyak sekali tradisi. Namun disini kami akan membahas salah satu diantaranya, yaitu tradisi Buka Luwur. Tradisi Buka Luwur merupakan tradisi mengganti kain mori makam leluhur yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali tepatnya di bulan muharram. Di desa Jepang Pakis terdapat 5 punden yang dipercaya sebagai leluhur dari desa Jepang Pakis. 5 punden tersebut yaitu: Mbah Buyut Rawi, Mbah Abdul Karim, Mbah Sawiyah, Mbah Reginah dan Mbah Brojo Kusumo. Salah satu rangkaian acara tradisi Buka Luwur punden Desa Jepang Pakis adalah Kirab Budaya dan  Suronan Festival.

Sumber : KKN UNNES Jepang Pakis
Sumber : KKN UNNES Jepang Pakis

Suronan festival dilaksanakan selama 4 hari mulai dari tanggal 17-20 Juli 2024 yang bertempat di jalan utama Desa Jepang Pakis, depan balai desa. Rangkaian acara Suronan festival diisi oleh penampilan pentas seni warga desa, terutama siswa-siswi TK hingga SMA desa Jepang Pakis. Selain pentas seni, Suronan festival juga menghadirkan pasar malam yang bertujuan untuk meningkatkan UMKM warga desa Jepang Pakis. 

Rangkaian acara hari pertama dari Suronan festival dibuka dengan sambutan dari Bapak Sakroni selaku kepala desa Jepang Pakis. Selanjutnya adalah penampilan unjuk bakat tari dari siswa TK Muslimat NU. selanjutnya adalah penampilan tari dari SD 3 Jepang Pakis yang sekaligus menjadi penutup rangkaian acara hari pertama. 

Acara hari kedua dibuka oleh 2 MC yang berasal dari Mahasiswa KKN UNNES. Hari kedua penampilan pertama dibawakan oleh siswa-siswa dari SD 1 Jepang Pakis yang dibagi menjadi 2 sesi penampilan, sesi pertama membawakan tari mentog dan sesi kedua membawakan tari kreasi nusantara. Selanjutnya adalah penampilan dari TK Pertiwi Jepang Pakis dibagi menjadi 3 sesi dimana sesi pertama membawakan tari pelajar pancasila, sesi kedua membawakan tari mentog dan sesi terakhir membawakan tari kreasi sekaligus sebagai penutup acara. 

Acara hari ketiga dibuka dengan penampilan dari SD 2 Jepang Pakis yang dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama adalah tari kreasi pelajar pancasila dan sesi kedua adalah nyanyian special persembahan SD 2 Jepang Pakis. Acara selanjutnya adalah sosialisasi pilkada dari PPS (Panitia Pemungutan Suara), hal ini bertujuan untuk mensosialisasikan pemilihan kepala daerah Provinsi Jawa Tengah yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Sosialisasi ini sekaligus memperkenalkan maskot pilkada Jateng yang bernama SIPIKU (Siap Pemilu Kudus). Penampilan terakhir adalah persembahan teater dari IPNU-IPPNU yang berjudul Eling Wethon sekaligus sebagai penutup acara. 

Acara hari terakhir ditutup dengan mahasiswa Unnes yang menjadi MC. Rangkaian acara lebih meriah dikarenakan hari terakhir. Acara dibuka dengan penampilan anak-anak gerak tari RW 03 RT 05, acara selanjutnya dimeriahkan oleh salah satu anggota KKN Unnes yaitu pencak silat. Dan ditutup dengan band Nay music. 

Acara berakhir dengan apik dan sukses. Suronan festival merupakan bentuk dari kreativitas anak muda anggota karang taruna desa Jepang Pakis, serta kolaborasi dengan KKN UNNES sebagai panitia acara. Dengan Suronan festival bertujuan melestarikan budaya yang ada di Desa Jepang Pakis dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam acara besar desa untuk sama-sama mensukseskan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun