Mohon tunggu...
Habibatus Syauqiyah
Habibatus Syauqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobby saya menulis dan editing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekelumit Kisah tentang Indonesia dengan Lukanya G 30 S/PKI

9 Oktober 2022   17:58 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:06 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila adalah sebuah ideologi bangsa Indonesia yang sifatnya terbuka. Pancasila ini bersifat absolute jadi tidak bisa berubah ubah mengikuti perkembangan zaman yang sudah seperti sekarang ini.  Pancasila adalah sebuah kontrak sosial yang tidak ada waktu batasannya itu kapan. Pancasila akan terus berlaku jika bangsa Indonesia masih menyepakatinya secara bersama-sama.

Ideologi Pancasila jika di kaitkan dengan G 30 S PKI ini memiliki kaitan yang sangat erat ya sobat Kompasiana. Realitnya, pasca kejadian  G 30 S muncul semacam rasa ketidak adilan bagi Partai Komunis Indonesia atau lebih di kenalnya dengan sebutan PKI.

Apasih G 30 S PKI itu? Mari kita bahas bersama. G 30 S PKI adalah sebuah tragedi mengenaskan yang yang mana korbannya ini melibatkan para pahlawan Indonesia juga. Yang mana disebut dengan 7 jendral. Diantara 7 Korba tersebut adalah jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayor Jenderal Dl Panjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, kapten (Anumerta) Pierre Tendean.

Sobat Kompasiana, bukan cuma 7 jendral tersebut yang di bunuh ya, melainkan banyak para masyarakat yang menjadi korban dari tragedi sadis ini, sehingga banyak terjadi kebencian antar beberapa belah pihak.

Sebelum peristiwa G 30 S PKI ini terjadi ada keterkaitannya dengan 3 aktor utama, yakni Angkatan Bersenjatanya Indonesia, Partai Komunis Indonesia, dan Presiden Soekarno. Pada tahun 1945, kemerdekaan Indonesia di deklarasikan oleh presiden Soekarno. Kemudian secara resmi Soekarno di angkat menjadi presiden pertama Republik Indonesia. 

Setelah deklarasi itu, keadaan Indonesia tidak baik baik saja. Pada waktu itu Indonesia harus menghadapi agresi militer dan perang dingin dimana praktek  proksi menjadi kian semarak. Maka dari itu Soekarno memerlukan alat negara sebagai agresi militer yang dapat di mobilisasi dengan cepat. 

Namun pada kala itu, militer di Indonesia terpecah menjadi beberapa bagian. Harold Chrouch dalam karyanya yang berjudul military and politics in Indonesia menjabarkan menjadi 3 bagian militer Indonesia. Yang pertama mereka yang memiliki pendidikan militer profesional dari kaum penjajah, yang ke dua yaitu gerilya. Karena adanya keragaman dalam tubuh militer Indonesia, dan kurangnya ideologi yang kuat, konflik antar institusi bahkan di dalam militer sekalipun kerap terjadi.

Gesekan-gesekan dalam tubuh militer ini tidak menghilangkan pentingnya keberadaan mereka.-Maksud Meraka disini adalah pasukan bersenjata Indonesia- Mereka terbukti menjadi alat pertahanan yang cukup tangguh dan memiliki hubungan yang erat dengan presiden Soekarno.

Pertahanan bukanlah salah satu fungsi dari militer Indonesia kala itu. Militer juga aktif terlibat dalam politik. Baik dalam badan pemerintahan ataupun perusahaan milik negara. Oleh karena itu militer tidak akan mengambil alih semua politik Indonesia, tetapi juga tidak akan terlalu apatis terhadap politik Indonesia. Hal inilah yang kemudian di sebut dengan Jalan Tengah.

Menurut Harold Chrouch, hal ini dimungkinkan karena lemahnya pemerintahan parlementer di Indonesia dan ketidak stabilan politik Indonesia.

Hubungan antara Soekarno dan militer Indonesia ini semakin menguat pada periode demokrasi terpimpin. Namun Soekarno juga mewaspadai agar tidak terlalu bergantung pada kekuatan militer. Karena kedudukan militer yang bagitu kuat pada politik dapat menyebabkan berkurangnya pengaruh dari Soekarno. Oleh karena itu Soekarno mencari cara lain untuk mendapatkan dukungan yang setia padanya dan dapat menyeimbangkan pengaruh militer. Maka pada hal tersebut Soekarno menemukan aktor yang pas dengan tujuannya, yaitu Partai Komunis Indonesia atau akrab di sebut dengan PKI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun