Pancasila adalah sebuah ideologi bangsa Indonesia yang sifatnya terbuka. Pancasila ini bersifat absolute jadi tidak bisa berubah ubah mengikuti perkembangan zaman yang sudah seperti sekarang ini. Â Pancasila adalah sebuah kontrak sosial yang tidak ada waktu batasannya itu kapan. Pancasila akan terus berlaku jika bangsa Indonesia masih menyepakatinya secara bersama-sama.
Ideologi Pancasila jika di kaitkan dengan G 30 S PKI ini memiliki kaitan yang sangat erat ya sobat Kompasiana. Realitnya, pasca kejadian  G 30 S muncul semacam rasa ketidak adilan bagi Partai Komunis Indonesia atau lebih di kenalnya dengan sebutan PKI.
Apasih G 30 S PKI itu? Mari kita bahas bersama. G 30 S PKI adalah sebuah tragedi mengenaskan yang yang mana korbannya ini melibatkan para pahlawan Indonesia juga. Yang mana disebut dengan 7 jendral. Diantara 7 Korba tersebut adalah jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayor Jenderal Dl Panjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, kapten (Anumerta) Pierre Tendean.
Sobat Kompasiana, bukan cuma 7 jendral tersebut yang di bunuh ya, melainkan banyak para masyarakat yang menjadi korban dari tragedi sadis ini, sehingga banyak terjadi kebencian antar beberapa belah pihak.
Sebelum peristiwa G 30 S PKI ini terjadi ada keterkaitannya dengan 3 aktor utama, yakni Angkatan Bersenjatanya Indonesia, Partai Komunis Indonesia, dan Presiden Soekarno. Pada tahun 1945, kemerdekaan Indonesia di deklarasikan oleh presiden Soekarno. Kemudian secara resmi Soekarno di angkat menjadi presiden pertama Republik Indonesia.Â
Setelah deklarasi itu, keadaan Indonesia tidak baik baik saja. Pada waktu itu Indonesia harus menghadapi agresi militer dan perang dingin dimana praktek proksi menjadi kian semarak. Maka dari itu Soekarno memerlukan alat negara sebagai agresi militer yang dapat di mobilisasi dengan cepat.Â
Namun pada kala itu, militer di Indonesia terpecah menjadi beberapa bagian. Harold Chrouch dalam karyanya yang berjudul military and politics in Indonesia menjabarkan menjadi 3 bagian militer Indonesia. Yang pertama mereka yang memiliki pendidikan militer profesional dari kaum penjajah, yang ke dua yaitu gerilya. Karena adanya keragaman dalam tubuh militer Indonesia, dan kurangnya ideologi yang kuat, konflik antar institusi bahkan di dalam militer sekalipun kerap terjadi.
Gesekan-gesekan dalam tubuh militer ini tidak menghilangkan pentingnya keberadaan mereka.-Maksud Meraka disini adalah pasukan bersenjata Indonesia- Mereka terbukti menjadi alat pertahanan yang cukup tangguh dan memiliki hubungan yang erat dengan presiden Soekarno.
Pertahanan bukanlah salah satu fungsi dari militer Indonesia kala itu. Militer juga aktif terlibat dalam politik. Baik dalam badan pemerintahan ataupun perusahaan milik negara. Oleh karena itu militer tidak akan mengambil alih semua politik Indonesia, tetapi juga tidak akan terlalu apatis terhadap politik Indonesia. Hal inilah yang kemudian di sebut dengan Jalan Tengah.
Menurut Harold Chrouch, hal ini dimungkinkan karena lemahnya pemerintahan parlementer di Indonesia dan ketidak stabilan politik Indonesia.
Hubungan antara Soekarno dan militer Indonesia ini semakin menguat pada periode demokrasi terpimpin. Namun Soekarno juga mewaspadai agar tidak terlalu bergantung pada kekuatan militer. Karena kedudukan militer yang bagitu kuat pada politik dapat menyebabkan berkurangnya pengaruh dari Soekarno. Oleh karena itu Soekarno mencari cara lain untuk mendapatkan dukungan yang setia padanya dan dapat menyeimbangkan pengaruh militer. Maka pada hal tersebut Soekarno menemukan aktor yang pas dengan tujuannya, yaitu Partai Komunis Indonesia atau akrab di sebut dengan PKI
Dalam hal ini, terdapat diskusi si dalam forumnya Muhammad Ainun Najib atau lebih akrab di sebut cak Nun, ini ada yang bertanya. Niken bertanya "kami dibentuk truma dengan PKI artinya bahwa kami menginginkan bahwa misalkan yang korban PKI 48, korban PKI 65, baik korban ataupun yang di korbankan seharusnya mendapatkan porsi hukum yang cukup ataupun keadilan yang cukup, yang menjadi trauma adalah menjadi pelajaran dan bukan menjadi ketakutan, karena bangsa ini terlalu besar jika hanya takut kepada komunis karena bangsa ini bangsa yang punya Tuhan".
Lantas bagaimana tanggapan cak nun? Cak Nun berpendapat bahwa sebelumnya kita harus mempelajari sejarahnya dulu. Yang memulai siapa dan yang membunuh dulu ini siapa. Semua salah tapi secara moral siapa yang salah. Cak nun berkata "apakah selama ini turunan PKI dibunuhi? Diterima tidak sebagai bangsa Indonesia? Bisa kerja? Bahkan bisa menjadi staf presiden loh" lantas jika anda menuntut ganti rugi terhadap korban PKI, trus Korban yang orang Islam menurut nggak? Jika ini diteruskan akan menjadi seperti Suni dan Syi'ah, bertengkar sepanjang masa ga ada habis habisnya seperti Sunda dan Jawa.
Jika hal tersebut dikatakan dengan Pancasila, ini ada dua bagian yaitu input dan output. Input disini meliputi sila awal, dan output yang akhir. Berarti output dari Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi itu adalah sebuah tujuan pencasila tersebut. Namun pada kenyataannya sampai saat ini masih belum bisa tercapai. Berarti jika sila ke 5 ini tidak tercapai, maka mesti ada kesalahan di sila ke 4 yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sedangkan sila ke 4 ini akan terbangun jika sila 3 ini beres. Realitanya sila ke 3 yang berbunyi persatuan Indonesia masih belum berjalan sempurna.salah satu penyebab dari tidak bersatunya yaitu tragedi G 30 S PKI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H