Mohon tunggu...
HABIBAH SALIMAH
HABIBAH SALIMAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Literasi dengan Segala Permasalahannya, Pemuda Menjadi Harapan

3 Juli 2024   14:39 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat budaya literasi yang sudah semakin tidak terlihat, gadget menjadi fokus utama dalam permasalahan literasi di Indonesia. Memang tidak sepenuhnya salah, gadget juga bisa digunakan untuk media untuk literasi seperti membaca dan menulis. Namun, yang saya lihat, bahkan anak kecilpun sudah menggunakan gadget dan kebanyakan digunakan untuk bermain. Syukur jika mengerti cara untuk memanfaatkan untuk menulis dan membaca.

Tak hanya anak kecil, orang dewasa yang sudah dapat memilih pun akan lebih memilih memainkan yang lain. Bagaimana budaya literasi di Indonesia jika generasi-generasi saat ini jauh dari literasi?

Elizabeth Sulzby mengatakan, literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh setiap orang untuk melakukan komunikasi baik membaca, berbicara, menyimak, juga menulis sesuai dengan tujuannya, atau secara singkatnya adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Sedangkan menurut Alberta literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, mengasah otak untuk berpikir kritis juga meningkatkan kemampuan komunikasi seseorang agar lebih efektif.

Melihat definisi dari literasi, literasi memiliki peran penting di masyarakat, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang pasti berkomunikasi, butuh pengetahuan, pemahaman, untuk meningkatkan komunikasi seseorang. Kepribadian seseorang pun dapat dilihat dari kegiatan membaca dan menulis nya.

Melihat banyaknya manfaat dari literasi sangat di sayangkan tingkat literasi di Indonesia sangat rendah. Artinya kualitas SDM di Indonesia pun rendah, karena literasi menjadi salah satu yang dapat meningkatkan interpersonal seseorang semakin baik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, nilai budaya literasi di Indonesia tahun 2022 mencapai angka 57,4 poin, angka ini menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2021 dengan angka 54,29 dan tercatat meningkat 5,7%. Namun angka tersebut masih belum cukup untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Program for Internasional Student Assessment (PISA) yang rilis di Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2019 menyatakan Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara yang berkaitan dengan tingkat literasi. Melihat fakta yang ada Indonesia berada diperingkat 10 terakhir yang artinya tingkat literasi Indonesia masih berada diposisi yang sangat rendah.

Dalam Undang-Undang No 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan Literasi yang mengatakan bahwa "Kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya meningkatkan kualitas hidupnya." Sehingga memang sangat diperlukan karena pemerintah telah memberikan akses untuk semua orang untuk membaca dan menulis.

Tujuan hadirnya aturan Undang-Undang adalah yuntuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia agar negara Indonesia dapat merdeka seutuhnya, karena melihat peringkat literasi budaya di Indonesia yang sangat rendah. Literasi akan menumbuhkan pemikiran yang kritis menjadikan masyarakat dapat merdeka dari pemikiran-pemikiran budaya luar dan dapat lebih berhati-hati dalam berkomunikasi baik dalam media daring maupun luring.

Namun, hal itu harus dimulai dari kesadaran masing-masing, jika tidak ada kemauan dari diri sendiri maka semua upaya yang diberikan untuk meningkatkan literasi di Indonesia tidak akan ada artinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk meningkatkan angka literasi di Indonesia dengan membuat suatu komunitas literasi.

Komunitas cukup efektif untuk melestarikan budaya literasi karena komunitas sendiri secara tidak langsung dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk membaca dan menulis. Karena saat ini sudah mulai sedikit tempat untuk membaca dan menulis bersama. Biasanya dilakukan perorangan, sedangkan jika ada teman yang sama-sama suka dengan literasi akan lebih berkembang dan semakin meningkat literasinya. Tidak ada atau sedikitnya wadah untuk mengekspresikan diri dapat menjadi salah satu alasan rendahnya budaya literasi di Indonesia.

Pelosok negeri juga menjadi sebuah permasalahan karena jauhnya akses sehingga dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk berliterasi. Memang jika dari kesadaran warga nya sudah ada, maka akan lebih mudah, tetapi warga Indonesia perlu adanya dukungan lebih, karena adanya upaya dari pemerintah pun belum tentu bisa berjalan dengan baik di masyarakat.

Pemuda Mengubah Negeri

Pemuda saat ini sudah harusnya mulai peduli dengan permasalahan literasi di Indonesia. Pemuda adalah kunci kejayaan bangsa sebagai agent of change, sehingga diperlukan perubahan untuk masalah literasi di Indonesia. Mulai harus diterapkan pada setiap diri pemuda-pemuda, karena dengan berliterasi dapat memiliki kemampuan untuk memahami informasi dengan baik dan mengambil Keputusan dengan cerdas.

Masa depan ada ditangan pemuda, pengambilan keputusan yang tepat dan cerdas sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan negeri ini. Tak hanya itu literasi dapat menjadikan seorang pemuda dapat lebih aktif dan seringkali berpartisipasi dengan masyarakat, sehingga memiliki sikap sosial yang bagus untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Kunci dari sukses nya suatu negara ada dikomunikasinya, apabila komunikasi pemimpin dan jajarannya jelek maka negeri yang dihasilkan pun akan jelek. Bandingkan dengan negara yang memiliki pemimpin dengan komunikasi yang baik, pasti negara yang dihasilkan pun akan baik.

Masa-masa berinovasi, berkreativitas, mengeksplor segala hal dan berkarya ada dimasa pemuda. Salah satu untuk menjadikan hal itu dengan literasi, pemuda yang memiliki literasi yang baik cenderung lebish inovatif dalam menciptakan hal-hal atau Solusi yang dihadapi. Pemahaman yang luas menjadikan dirinya lebih siap menghadapi masalah dan perubahan-perubahan yang akan terjadi karena mental yang telah terbentuk dengan baik.

Literasi bahwasannya sangat luas manfaatnya, tidak hanya untuk membaca dan menulis tetapi juga dapat menjadikan setiap orang dan masyarakat siap, memiliki mental untuk menghadapi segala tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun