Mohon tunggu...
HABIBAH SALIMAH
HABIBAH SALIMAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pena Zillenial: Tumbuh, Berkembang Hingga Berkarya Bersama

3 Juli 2024   08:49 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung -- Pena Zillenial (Penzi). Sebuah komunitas literasi yang terus berkembang saat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Memang belum seterkenal itu, tetapi dengan kegigihannya mereka tetap aktif melakukan kegiatan rutin setiap minggunya. Weekend harusnya menjadi hari libur, tetapi bagi komunitas ini, weekend menjadi hari berkegiatan di Pena Zillenial, meski tidak semua bisa hadir disetiap kegiatan.

Syahdunya kegiatan membaca bersama teman-teman Penzi di bawah pohon rindang di taman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) yang sejuk ditambah angin sepoi-sepoi. Ya, benar. 

Disarpus seringkali menjadi tempat yang digunakan komunitas ini sebagai tempat untuk membaca buku bersama dan mengulas buku yang dibacanya sebagai salah satu program kerja di Penzi. Tidak perlu tempat yang mewah, taman Disarpus sudah cukup membuat nyaman teman-teman penzi untuk membaca. Namun, bukan berati semua kegiatan dilakukan disana, cafe-cafe pun seringkali menjadi opsi bagi komunitas ini sebagai tempat untuk menjalankan program kerjanya.

Awal kelahiran Pena Zillenial 

Maryam Fitrotullah (22), sosok ketua yang telah menjabat selama dua tahun dari 0 pengikut di instagram @pena.zillenial menjadi 559 pengikut. Ia tak sendiri, dibantu dengan ke-empat temannya. "Penzi itu awalnya cuma ada lima orang, semuanya teman-teman aku" kata ketua Penzi. Berangkat dari visi misi yang sama, melihat literasi di Indonesia cukup rendah membuat kelimanya ingin sama-sama membentuk sebuah komunitas literasi sebagai wadah untuk orang-orang yang menyukai literasi juga untuk meningkatkan lietrasi terkhusus di Kota Bandung.

Hingga akhirnya, munculah nama "Pena Zillenial" sebagai nama yang tepat untuk komunitas literasi ini. Kata "Pena" yang menggambarkan karya, tidak hanya berupa tulisan, karya dalam bentuk yang lain pun dapat dikembangkan di komunitas ini. Sedangkan "Zillenial" yang mengartikan pada generasi z dan millenial yang lahir tahun 2000an, selaras dengan target utama dari komunitas ini yang ditujukan pada mahasiswa aktif khusunya di Kota Bandung.

Visi nya tidak jauh dari kata karya, karna bahwasannya komunitas ini memang ingin menumbuhkan jiwa berkarya pada generasi zillenial, tak hanya itu hadirnya komunitas ini juga tentu sebagai komunitas literasi yang ingin membangun budaya literasi di Kota Bandung.

Untuk merealisasikan tentu saja tidak hanya berdiam diri tanpa usaha. Penzi akan terus membantu setiap anggota untuk terus berkarya, baik itu digital atau non-digital, anggota juga akan terus ditingkatkan budaya literasinya, dan tentunya Penzi ini dapat memotivasi pemuda-pemudi untuk berkarya dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam penzi.

Hingga akhirnya lahirlah Komunitas Pena Zillenial yang baru menetas ini yang disebarkan melalui media sosial instagram mencari target untuk ikut serta masuk ke dalam komunitas literasi dan berkarya bersama. "penzi disebarin nya lewat instagram, karena rata-rata kan semua pake instargarm jadi lebih cepet kesebar, orang jadi lebih gampang tau, kalau penasaran sama penzi bisa langsung cek Instagram nya aja" ucap Maryam.

Penzi dan Perjalanannya

Meski awalnya hanya beranggotakan lima orang, dengan rasa tak kenal lelah mereka tetap menjalankan program kerja meski hanya diikuti oleh sedikit orang. Mulai dari pojok baca yang dilaksanakan di Taman Lansia, semua anggota wajib membawa satu buku agar masyarakat sekitar dapat membaca buku bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun