Novel ini mengisahkan kehidupan Guru Isa, seorang guru sekolah yang diliputi kecemasan dan ketakutan, dan secara implisit menggambarkan cara kerja masyarakat Indonesia pada masa penjajahan.Â
Novel ini berlatar belakang Indonesia pada masa penjajahan serta merefleksikan perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Latar tempat tersebut menonjolkan suasana hati tokoh utama yang muram sekaligus memberikan latar belakang bagi upaya Isa untuk mengatasi rasa takut.Â
Novel ini berfokus pada gejolak batin Isa dan perjuangannya melawan rasa takut dan cemas, serta sudut pandang penulis tentang keteguhan hati dalam menghadapi lingkungan yang represif.
Tema cerita ini adalah konflik antara rasa takut dan kemanusiaan dalam menghadapi penindasan. Guru Isa menderita kekhawatiran yang berasal dari trauma sebelumnya. Ketakutan ini menyelimuti kesehariannya, dan dia merasa tidak berguna sebagai manusia.Â
Terlepas dari kegelisahannya, Isa terus mencari makna dalam hidupnya dan cara untuk berkontribusi pada gerakannya. Dengan alur maju yang mengikuti perjalanan batin Isa tanpa akhir yang jelas.Â
Kekhawatiran dan kecemasan yang ia rasakan seakan tak kunjung usai. Ketegangan batin Isa meningkat ketika ia bergabung dengan gerakan anti-kolonial, tetapi ketakutannya sering kali mencegahnya untuk bertindak.
Novel ini membawa pesan tentang perjuangan manusia melawan ketakutan dalam dirinya sendiri. Penulis seolah ingin menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menghindari ketakutan, tetapi dapat berusaha mengatasinya dengan kekuatan hati dan kemauan untuk berubah.Â
Isa adalah simbol dari manusia yang terus mencari "jalan" untuk keluar dari penjara batinnya meskipun jalan tersebut tampak "tak ada ujungnya".
Secara keseluruhan, "Jalan Tak Ada Ujung" adalah sebuah karya yang menggambarkan pergulatan batin manusia dalam menghadapi tekanan dan ketidakpastian. Melalui tokoh Isa, penulis menyampaikan pandangannya tentang keberanian, ketakutan, dan kemanusiaan di tengah situasi yang penuh tekanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H