Thinking (T) -- Feeling (F)
Thinking atau pemikir, tipe ini akan melihat fakta, detail data, dan hal logis ketika membuat keputusan. Mereka akan menilai secara objektif sehingga hasil yang didapat tidak memihak ataupun menyudutkan salah satu pihak.
Sebaliknya dengan feeling atau perasa. Tipe ini akan mengambil keputusan sesuau dengan kata hati dan mempertimbangkan perasaan. Bahkan, kerap dari mereka pun melibatkan perasaan satu sama lain dan mereka akan memastikan tidak ada yang tersakiti atas keputusan yang telah diambilnya.
Judging (J) -- Perceiving (P)
Seorang judging, mereka tidak bisa untuk tidak membuat perencanaan. Hidup mereka terstruktur hingga sangat sulit untuk 'terkompromi'. Mereka teguh pada rencana yang sudah mereka buat. Panggil saja mereka 'planner'.
Perceiving sendiri sangat bertolak belakang dengan judging. Mereka fleksibel, lebih mudah beradaptasi akan hal baru sehingga perubahan rencana bagi mereka mungkin bukan suatu masalah yang besar.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hasil MBTI tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur pribadi seseorang. Karena tidak sedikit dari mereka, jika melakukan tes ulang ke-dua, ke-tiga dan seterusnya hasilnya bisa berbeda. Namun, tidak jarang pula MBTI digunakan untuk keperluan akademik maupun pekerjaan sebagai 'alat penunjang'.
Jadi, kesimpulannya, mereka yang percaya akan MBTI tidak akan disalahkan, sah-sah saja jika digunakan. Karena itu merupakan bagian dari kepercayaan masing-masing dan mereka berhak atas hal tersebut. Namun, tidak boleh dijadikan sebagai patokan utama untuk menilai apalagi meng-judge seseorang. Karena pada dasarnya sifat dan perilaku manusia itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Semua itu terjadi karena adanya faktor lingkungan dan problematika kehidupan yang telah mereka alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H