Mohon tunggu...
Habibah Bahrun Al Hamidy
Habibah Bahrun Al Hamidy Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi Peminatan Psikologi Pendidikan

Mendidik adalah Proses Belajar Memahami Manusia-- Love Educational Psychology -- On Progress To Be a Psychologist -- Belajar menjadi bermanfaat untuk manusia lainnya -- Road To Edu_CORNER

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parental Envolvement (Keterlibatan Orang Tua) dalam Proses Pendidikan Anak di Sekolah

23 September 2017   00:01 Diperbarui: 23 September 2017   00:22 3225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan menjadi bagian yang teramat penting dalam membangun sebuah peradaban. Melalui pendidikan, akan lahir sosok-sosok generasi dambaan yang  diharapkan mampu memberi solusi (menjadi problem solver) dan senantiasa ada untuk menebar kebermanfaatan bagi umat manusia. Di tengah kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan, tentunya dituntut lahir sosok-sosok yang mampu menyambut perubahan dengan kompetensi, inovasi, dan kreativitas. Tak dapat disangkal bahwa lahirnya generasi unggul penerus peradaban mestilah sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. 

Sekolah sebagai institusi pendidikan, memiliki peranan penting dalam menyiapkan lahirnya sosok generasi terdidik. Proses pendidikan yang diberikan dalam ruang lingkup sekolah tidak hanya memberi fasilitas kepada siswa untuk mampu mengembangkan kompetensi kelimuwan dalam ranah intelektual (hard skill). 

Namun, sekolah juga berperan penting dalam mengembangkan kompetensi dasar (soft skill) layaknya menanamkan karakter, mencetak generasi inovator, dan mendorong daya kreativitas pada siswa sebagai peserta didik. Tentu peran ini tidaklah mudah, jika dibebankan hanya kepada guru sebagai perwakilan pendamping di lingkup sekolah. Peran besar ini perlu didukung oleh orangtua sebagai pihak pertama dan utama yang bertanggung jawab dalam mendampingi perkembangan kompetensi anak/siswa sebagai peserta didik.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam perkembangan kemampuan anak dalam lingkup pendidikan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Krishna Y. Smith (2011) dalam disertasinya yang berjudul "The Impact of Parental Involvement on Student Achievement" telah menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karenanya, diperlukan adanya peran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak di sekolah.

Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak dapat diartikan bahwa orang tua yang mempercayakan anaknya untuk mengikuti proses pendidikan di sekolah, turut andil dalam proses pendidikan anaknya. Pendampingan orang tua kepada anak dalam mengawal perkembangannya pun diimplementasikan ketika anak mengikuti proses belajar di sekolah. Orang tua dengan pihak sekolah bekerja sama dalam mengawal masa perkembangan anak khususnya dalam lingkup pendidikannya di sekolah. Secara umum, bentuk keterlibatan orang tua dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Keterlibatan orang tua akan dapat tercapai jika pihak sekolah membangun upaya kerja sama antara pihak guru di sekolah dengan orang tua di rumah. Bentuk keterlibatan orang tua dan kerjasamanya dengan pihak sekolah dapat terbangun jika seluruh pihak memainkan perannya. Eipstein (2002) telah mengembangkan sebuah rangkaian enam tipe keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak. Enam tipe tersebut, diantaranya adalah pengasuhan (Parenting), Komunikasi (Communicating), Relawan (Volunteering), Pembelajaran di rumah (Learning at Home), Membuat keputusan (Decision Making),serta kerja sama dengan komunitas (Collaborating with The Community). Penerapan ke-enam tipe Eipstein diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengasuhan (Parenting)

 Membantu keluarga menyiapkan lingkungan dan suasana kondusif untuk perkembangan anak sebagai pembelajar. Membantu  keluarga menyiapkan lingkungan kondusif dapat dalam bentuk mengadakan pertemuan dengan setiap orang tua siswa di awal semester dan akhir semester. Pertemuan ini dalam rangka mendapatkan informasi mengenai kondisi siswa di rumah serta harapan yang ingin dicapai oleh orang tua kepada siswa selama menjalani proses belajar di sekolah. Hal ini pun juga dapat didukung dengan sekolah mengadakan seminar parenting/ Parenting Classuntuk para orang tua wali agar dapat terbangun pemahaman yang sama diantara seluruh keluarga akan pentingnya menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif.

Komunikasi (Communicating)

            Adakan komunikasi intensif antara guru dengan orang tua guna mensosialisasikan program-program sekolah serta progres perkembangan siswa selama berada di sekolah. Komunikasi perlu dijalin dengan baik, dalam bentuk komunikasi dua arah antara orang tua dengan guru di sekolah.

Relawan (Volunteering)

            Mengajak orang tua untuk ikut menjadi relawan untuk turut membantu guru, administrator maupun murid. Hal ini dapat berupa mengajak orang tua siswa untuk menjadi relawan dalam aktivitas mengajar di kelas, administrator sekolah maupun mengadakan les-les tambahan bagi siswa. Untuk Mts NDM dapat diwujudkan dalam bentuk membuat hari relawan seperti undangan bagi wali santri yang berkenan dan berkesempatan untuk ikut mengajar dan membagi keilmuwannya di sekolah. Tahap untuk membangun pola dan sistem ini dirasa mungkin perlu upaya ekstra.

Pembelajaran di Rumah (Learning at Home)

            Menginformasikan kepada orang tua tentang berbagai hal yang menajdi tugas siswa untuk dikerjakan di rumah. Memberi informasi kepada orang tua mengenai bagaimana upaya untuk membantu siswa belajar pelajaran yang ditugaskan kepada siswa di rumah. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara memberikan kepada orang tua informasi tugas apa saja yang diberikan kepada siswa dan bantuan apa saja yang diperlukan siswa ketika berada di rumah.

Membuat Keputusan (Decision Making)

            Menyertakan orang tua dalam membuat keputusan di sekolah, baik berkaitan dengan pengembangan program maupun pengembangan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dapat digambarkan dengan membentuk komite sekolah atau organisasi yang terdiri dari para orang tua siswa. Orang tua siswa diajak untuk ikut serta menjadi relawan dan mendukungan setiap program pengembangan sekolah.

Kerja sama dengan komunitas (Collaborating with The Community)

            Mengidentifikasi dan mengintegrasikan sumber daya dan pelayanan komunitas untuk pennguatan program-program sekolah, seminar dan kesertaan orang tua, serta pembelajaran dan pengembangan siswa. Hal ini dapat berupa pengadaan kerja sama dengan komunitas-komunitas pengembangan minat dan bakat yang disertai dengan partisipasi orang tua dan seluruh siswa.

Referensi : *dari berbagai sumber*

Habibah Bahrun Al Hamidy, S.Psi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun