Hindari Pola Asuh Overparenting Pada Anak
Overparenting merupakan suatu pola asuh yang menekankan orangtua untuk mengontrol segala sesuatu yang terjadi pada anak seperti, tumbuh kembang anak, pergaulan, cara anak berinteraksi, dan aktivitas anak.
Ciri-ciri Orangtua Overparenting :
1. Keinginan mengatur semua keinginan anak
Seperti memilihkan baju anak, cara makan anak, mainan anak yg harus dimainkan, rutinitas yang terlalu padat. Semua itu harus sesuai dengan keinginan orang tua dan persetujuan orang tua, anak tidak diberi kesempatan untuk memilih dan berpendapat.
2. Susah melihat anak gagal
Orangtua cenderung menginginkan anaknya selalu terlihat baik dimata orang lain. Misalnya orangtua membantu anak dalam mengerjakan PR dengan keinginan mendapat hasil yang sempurna namun, jika anak mengalami kesulitan orangtua seringkali tidak sabar sehingga cenderung terburu-buru menawarkan bantuan tanpa memperhatikan proses belajar anak.
3. Terlalu mencemaskan tumbuh kembang anak
Orangtua sering tidak memperhatikan usia tumbuh kembang anak, Sehingga terlalu terburu-buru dalam hal mendidik anak. Misalnya orangtua memaksakan anaknya untuk bisa baca tulis sebelum memasuki kls 1 SD, padahal pada kenyataannya saat itu anaknya baru berusia 4 tahun. Sehingga ketika anak sudah memasuki kls 1 SD anak akan merasa jenuh dan kesulitan belajar.
4. Selalu ingin melayani anak
Selalu ingin memberikan pelayanan pada anak sehingga anak tidak diberi tanggung jawab untuk melakukan pekerjaannya sendiri, sehingga anak tidak terbiasa bersikap mandiri.
5. Terlalu ingin melindungi anak-anak
Keinginan berlebih orangtua untuk melindungi anak sehingga ketika anak dihadapkan dengan suatu masalah anak akan selalu mencari perlindungan dari orangtua karena tidak terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Cara menghindari overparenting
1. Percayalah bahwa anak membutuhkan waktu untuk bereksplorasi dan belajar menyelesaikan masalahnya sendiri, Jadi ketika anak sedang belajar jangan terburu-buru untuk menawarkan bantuan kecuali jika anak sudah frustasi.
2. Setting lingkungannya, supaya segala kegiatan yang dilakukan di dalam rumah bisa dilakukan secara mandiri
3. Menciptakan kondisi lingkungan yang bisa membuat anak merasa aman bereksplorasi
4. Memberikan tanggung jawab pekerjaan rumah
5. Memberikan kesempatan anak untuk bisa bersosialisasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H